Monday, August 3, 2020

MENGENAKAN BAJU ZIRAH KEADILAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Agustus 2020


"...kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan."  1 Tesalonika 5:8

Hidup Kristiani adalah hidup dalam peperangan rohani setiap hari.  Tantangan yang dihadapi semakin hari bukan semakin ringan, tapi semakin hari semakin berat.  Karena itu kita harus membangun iman setiap hari supaya makin kuat dan tak tergoyahkan.  Dalam peperangan rohani ini kita harus memperlengkapi diri dengan perlengkapan senjata rohani supaya dapat bertahan melawan musuh, sebab perjuangan kita sangat berat:  melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap, melawan roh-roh jahat di udara  (Efesus 6:12).

     Salah satu perlengkapan senjata rohani adalah baju zirah  (Efesus 6:14).  Baju zirah itu seperti rompi/vest di masa kini.  Pada zaman dahulu para prajurit mengenakan baju zirah saat berperang, dengan tujuan agar bagian tubuh yang vital dapat terlindungi dari serangan musuh.  Bagian tubuh paling vital yang dilindungi:  1.  Paru-paru  (bagian dada).  Manusia mempunyai dua paru-paru  (kanan dan kiri)  yang keduanya terletak di dalam rongga dada.  Kita tahu bahwa paru-paru adalah organ sistem pernafasan manusia, ini berbicara tentang kehidupan doa.  Doa adalah nafas hidup!  Orang yang sedikit berdoa sama halnya sedikit bernafas.  Berhenti berdoa berarti berhenti bernafas  (mati rohani).  Berbagai cara dilakukan Iblis untuk mencuri waktu kita dengan berbagai kesibukan atau aktivitas sehari-hari, supaya tidak berdoa.  2.  Perut.  Ini berbicara tentang kebutuhan ekonomi  (urusan perut).  Iblis seringkali menyerang perekonomian keluarga-keluarga Kristen dengan krisis keuangan.  Karena terlilit masalah ekonomi, banyak orang Kristen yang meninggalkan Tuhan dan mencari pertolongan kepada dunia.  Demi pekerjaan, demi uang, demi promosi, mereka rela meninggalkan Tuhan dan menyangkal iman.

     3.  Hati.  Ada begitu banyak penyakit yang disebabkan oleh hati  (lever)  yang rusak, dan jika hati tidak lagi berfungsi dengan baik akan sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian.  Begitu pula dengan  'hati'  (heart)  kita:  "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."  (Amsal 4:23).

Baju zirah harus dikenakan secara terus menerus agar panah api dari si Iblis tidak melukai kita, sebab Iblis selalu mencari kelengahan kita!

Sunday, August 2, 2020

PUJIAN MANUSIA ITU SIA-SIA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Agustus 2020


"...tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus."  1 Tesalonika 2:6

Siapa yang tak ingin menjadi terkenal, dikagumi dan disanjung oleh banyak orang?  Semua orang pasti menginginkan hal itu.  Dunia memang haus akan pujian, sanjungan, pujian dan penghargaan.  Bagi orang percaya, khususnya para pelayan Tuhan, kita patut berhati-hati!  Jangan sampai kita haus pujian dari manusia, sebab apabila kita mabuk pujian dan sanjungan, cepat atau lambat, kita pasti akan tergelincir.  Pujian dari manusia itu seperti minyak licin yang tumpah di jalan, siapa pun yang lewat pasti terpeleset.

     Marilah kita meneladani Kristus!  Selama melayani umat manusia sangat jarang orang berterima kasih kepada-Nya, dan memang Ia sama sekali tidak haus sanjungan manusia.  Kristus menyadari bahwa Ia diutus Bapa  "...bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

     Bukankah fenomena semacam ini marak terjadi dan melanda para hamba Tuhan?  Ada hamba-hamba Tuhan tertentu yang memasang tarif bila diundang dalam suatu pelayanan.  Jika tarif tak sesuai, mereka enggan pergi melayani.  Namun selama melayani pekerjaan Tuhan, bisakah kita berkata seperti rasul Paulus?  "Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga."  (Kisah 20:33).

"Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil."  Yohanes 3:30