Thursday, July 30, 2020

KESOMBONGAN: PENYAKIT ROHANI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juli 2020


"...supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain."  1 Korintus 4:6b

Kesombongan adalah salah satu penyakit rohani yang tidak disadari oleh banyak orang Kristen.  Bahkan, jenis penyakit rohani ini sedang mewabah di kalangan para hamba Tuhan atau pelayan-pelayan Tuhan.  Merasa sudah memiliki jam terbang yang tinggi dalam pelayanan, merasa memiliki talenta atau karunia yang luar biasa, merasa sudah dipercaya Tuhan dalam banyak hal, mereka menjadi sombong secara rohani.

     Inilah yang terjadi dan dialami oleh jemaat Tuhan di Korintus!  Gereja di Korintus dikenal sebagai gereja yang memiliki program pelayanan yang baik, termasuk dalam hal pengajaran dan juga pembawa firman.  Bisa dikatakan jemaat di Korintus sedang mengalami kemajuan rohani secara pesat.  Karena merasa sudah berhasil secara rohani, mereka mulai membanggakan diri dan menjadi sombong rohani.  Hal inilah yang mendorong rasul Paulus untuk segera bertindak dan menegur mereka dengan sangat keras.  Ketika orang mulai merasa bahwa dirinya  'lebih'  dari yang lain:  lebih benar, lebih baik, lebih rohani, lebih maju, lebih terkenal, dan sebagainya, saat itulah kita sedang jatuh dalam dosa kesombongan.  Dalam hal kerohanian seringkali kesombongan itu tumbuh secara tersembunyi tanpa dapat kita sadari, padahal  'penyakit'  kesombongan itu secara perlahan tapi pasti akan seperti penyakit kronis yang menggerogoti tubuh kita.  Orang yang sombong seringkali tidak menyadari kalau dirinya sudah berlaku sombong.  Inilah tipu muslihat dan perangkap yang sedang dipasang oleh Iblis!  Karena Iblis tahu benar bila kesombongan sudah menjangkiti hidup seseorang, cepat atau lambat ia akan jatuh.

     Berhati-hatilah, kesombongan adalah kebencian Tuhan!  "Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu."  (Yesaya 2:11), bahkan ayat ini kembali dulang:  "Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu."  (Yesaya 2:17).  Siapakah kita ini sehingga kita berlaku demikian?  Kalau bukan karena Tuhan, kita ini bukan siapa-siapa.

Kesombongan dibenci oleh Tuhan!  Alkitab jelas menyatakan bahwa orang yang sombong, pada saatnya akan direndahkan oleh Tuhan.

Wednesday, July 29, 2020

MENGASIHI TUHAN ATAU HARTA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Juli 2020


"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

Di zaman yang serba sulit dan penuh tantangan ini sebagian besar orang berpikir bahwa mengumpulkan uang atau kekayaan sebanyak-banyaknya adalah jalan yang terbaik untuk dapat bertahan hidup.  Karena itu orang tak lagi memedulikan waktu:  siang dan malam tiada hentinya ia bekerja membanting tulang, karena yang ada dalam pikirannya waktu adalah uang.  Perhatikan!  "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia. Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?"  (Pengkhotbah 5:9-10).

     Adalah perkara yang sukar bagi manusia untuk merasa puas dengan apa yang dimilikinya.  Uang dan harta kekayaan sebanyak apa pun takkan pernah bisa memberikan kepuasan dan kebahagiaan hidup yang sejati.  Tidak ada yang salah mengumpulkan uang atau harta kekayaan duniawi, asalkan jalan yang ditempuhnya benar dan tidak menyimpang dari kebenaran, serta tidak mengesampingkan perkara-perkara rohani yang jauh lebih penting dari materi dunia.  Uang dan kekayaan memang bisa menjadi tanda seseorang berhasil dalam hidupnya, tapi juga bisa menjadi penghalang baginya untuk bersungguh-sungguh di dalam Tuhan dan melayani Dia, seperti orang muda yang kaya raya ini!  Selain kaya, ia adalah orang yang, menurut pandangan mata, bisa dikatakan  'religius'  karena ia merasa sudah melakukan semua perintah Tuhan:  "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"  (Matius 19:20).  Lalu Tuhan memerintahkan,  "...juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin,"

     Pemuda yang kaya itu memilih untuk meninggalkan Tuhan, bukti bahwa ia lebih mengasihi hartanya daripada mengasihi Tuhan.  "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."

Harta dunia itu sifatnya sementara, karena itu kumpulkanlah harta sorgawi!