Sunday, July 26, 2020

LEBIH TAJAM DARI PEDANG BERMATA DUA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Juli 2020


"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."  Ibrani 4:12

Pedang bermata dua adalah salah satu senjata andalan tentara Romawi di zaman dahulu, yang memiliki panjang sekitar 0,75 meter dengan kedua sisi dan ujungnya tajam.  Bila ada seseorang sedang mengayunkan pedang itu, tak ada orang yang berani mendekat.  Bila ia tetap nekat mendekat pastilah akan terluka parah dan kemungkinan bisa mati.  Dengan senjata itulah bangsa Romawi mampu menaklukkan musuh-musuhnya.

     Orang percaya patut berbangga hati karena memiliki senjata yang lebih hebat dari pedang bermata dua mana pun, yang menjadi perlengkapan rohani kita supaya kita dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis  (Efesus 6:11);  senjata yang mampu menghancurkan Iblis dan bala tentaranya, senjata yang sanggup menembus roh-roh jahat dan penguasa-penguasa di udara.  Senjata itu adalah pedang roh, yaitu firman Tuhan!  Firman Tuhan adalah perkataan Tuhan sendiri yang mengandung kekuatan dan kuasa yang teramat besar.  Alkitab menegaskan bahwa  "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu."  (Roma 10:8).  Sudahkah kita menggunakan pedang roh itu untuk melawan kuasa si jahat dan menahan setiap serangannya setiap hari?

     Betapa dahsyatnya jika firman Tuhan tersebut kita perkatakan dengan iman, sebab ada tertulis:  "demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."  (Yesaya 55:11).  Hidup kita pasti berkemenangan setiap hari bila kita senantiasa  'tinggal'  di dalam firman Tuhan:  merenungkan firman itu siang dan malam, memperkatakan dan mempraktikkan.  Sayangnya dalam hidup sehari-hari banyak dari kita yang tak mengalami kuasa dari pedang roh itu, karena kita menggunakan mulut kita bukan untuk memperkatakan firman Tuhan, melainkan memperkatakan perkataan-perkataan yang sia-sia.  Ketika dicobai di padang gurun Kristus menggunakan Pedang Roh, yaitu firman Tuhan, untuk melawan tipu muslihat Iblis.  Ia tampil sebagai pemenang dan Iblis lari tunggang langgang.

Alami kedahsyatan kuasa firman Tuhan dengan memperkatakan di segala situasi!

Saturday, July 25, 2020

GEREJA HARUS BISA MENJADI BERKAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Juli 2020


"Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan."  Kisah 2:47

Banyak orang salah dalam menilai dan mengukur keberhasilan sebuah gereja.  Gereja yang dianggap berhasil adalah gereja yang memiliki bangunan fisik tampak besar dan megah, jumlah jemaatnya banyak  (ratusan/ribuan), dan yang menjadi pembicara di gereja tersebut adalah hamba-hamba Tuhan terkenal.  Itu sah-sah saja, siapa yang tidak bangga bila memiliki gereja yang memenuhi kriteria tersebut.  Tetapi, penilaian manusia sangatlah berbeda dengan penilaian Tuhan!  Yang dinilai Tuhan bukanlah apa yang terlihat secara kasat mata, karena Tuhan memperhatikan kualitas, bukan kuantitas.

     Berbicara tentang kualitas adalah berkenaan dengan karakter atau tingkat kedewasaan rohaninya.  Gereja yang berhasil adalah gereja yang mampu membawa jemaatnya kepada pertumbuhan iman hingga mencapai kedewasaan, seperti ada tertulis:  "...sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman,...kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala."  (Efesus 4:13-15).  Kedewasaan rohani akan tercapai apabila jemaat memiliki cara hidup seperti jemaat mula-mula di zaman para rasul!

     Kunci keberhasilan gereja adalah adanya persekutuan yang erat di antara jemaat  (Kisah 2:42).  Kata  'persekutuan'  dalam bahasa Yunani, koinonia:  hubungan yang akrab dan intim.  Meski terdiri dari anggota jemaat yang berlatar belakang berbeda-beda, namun kita adalah satu kesatuan di dalam tubuh Kristus.  Karena itu di antara jemaat Tuhan harus saling menopang, saling tolong-menolong.  Jangan sampai ada konflik, perselisihan atau perpecahan, sebab kita bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Kerajaan Sorga  (Efesus 2:19).  Selain itu jemaat juga harus mau bertekun dalam pengajaran  (Kisah 2:42).

Gereja yang berhasil adalah gereja yang dibangun berlandaskan kebenaran firman Tuhan, yang mendewasakan iman jemaat, dan mampu menjadi berkat bagi dunia!