Saturday, July 18, 2020

REPUTASI HANCUR KARENA PELANGGARAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Juli 2020


"Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah."  1 Samuel 2:30b

Banyak faktor yang menyebabkan anak-anak jadi nakal dan memberontak.  Salah satu faktor utamanya adalah kelalaian orangtua dalam mendidik anak.  Ada banyak orangtua yang terlalu bersikap lunak dan cenderung memanjakan anak, keinginan apa saja dari si anak selalu dituruti karena tidak tega melihat anak merajuk dan menangis, tapi lupa untuk mendisiplinkan.  Memanjakan anak ini justru tindakan orangtua yang tidak mendidik.

     Hofni dan Pinehas adalah contohnya!  Mereka adalah anak-anak seorang imam yang melayani di Bait Suci, yaitu imam Eli.  Sebagai anak-anak imam seharusnya mereka memiliki perilaku yang baik, menjadi contoh bagi umat, dan takut akan Tuhan, namun mereka malah berkelakuan sangat kurang ajar terhadap Tuhan.  Mereka berani mengambil daging yang dipersembahkan untuk Tuhan:  "Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN." (1 Samuel 2:17);  dan bukan hanya itu,  "...mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan,"  (1 Samuel 2:22).  Tapi meski melihat pelanggaran anak-anaknya, imam Eli tak bertindak tegas.  Sekalipun sudah mendengar segala hal yang diperbuat anak-anaknya, termasuk mengenai perbuatan zinahnya dengan perempuan-perempuan yang melayani di Kemah Pertemuan, Eli hanya berkata,  "Mengapa kamu melakukan hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari segenap bangsa ini tentang perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu? Janganlah begitu, anak-anakku. Bukan kabar baik yang kudengar itu bahwa kamu menyebabkan umat TUHAN melakukan pelanggaran."  (1 Samuel 2:23-24).  Tuhan pun menjadi sangat marah kepada imam Eli,  "Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku,"  (1 Samuel 2:29a).

     Tak mendisiplin anak sejak usia dini justru akan berdampak buruk pada diri si anak di kemudian hari.  Terlebih-lebih bagi para orangtua yang melayani Tuhan:  kita harus memerhatikan dan mendidik anak kita sesuai dengan firman Tuhan.

Pelayanan orangtua takkan berarti bila si anak sendiri hidup memberontak!

Friday, July 17, 2020

KRISTUS PEMBUKA JALAN DAMAI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juli 2020


"dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus."  Kolose 1:20

Rasul Paulus menegaskan bahwa korban kematian Kristus bertujuan untuk memperdamaikan manusia dengan Bapa di Sorga, sebab sebelumnya hubungan antara Bapa dengan manusia telah rusak oleh karena ketidaktaatan manusia sendiri.  Dosa telah memisahkan manusia dari Bapa!  Padahal, sebelumnya manusia bisa bergaul karib dengan Bapa, tapi begitu manusia jatuh dalam dosa, mereka pun terusir dari Taman Eden, bahkan Tuhan  "...menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan."  (Kejadian 3:24).

     Seberapa pun besar usaha manusia melakukan kebaikan, takkan sanggup membayar dosanya, takkan sanggup menghentikan pedang yang bernyala-nyala itu.  Namun karena kasih Bapa yang begitu besar kepada manusia, Ia rela memberikan Putera Tunggal-Nya, Yesus Kristus, sebagai jalan pendamaian.  Inilah isi hati Bapa!  Hati yang berlimpah kasih dan pengampunan.  Hanya Kristus, yang tidak berdosa dan tidak bercela, yang sanggup menghentikan pedang tajam yang bernyala-nyala itu.  "Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,"  (Ibrani 10:19-20).  Karena karya pengorbanan Kristus telah membuka akses sehingga manusia bisa bersekutu dengan Bapa, sebab Kristus telah membuka tabir yang selama ini menjadi penghalang, yaitu dosa.

     Melalui pengorbanan Kristus, selain kita diperdamaikan dengan Bapa dan diselamatkan, kita juga dikuduskan, artinya dipisahkan dari dunia  (bukan terpisah secara fisik), dipisahkan dari cara hidup dunia yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.  Itulah sebabnya Tuhan berkata,  "...kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu."

Hidup tak bercacat cela di hadapan Tuhan harus menjadi goal orang percaya!