Baca: Wahyu 2:1-7
"...Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula." Wahyu 2:4
Jemaat Efesus adalah 1 dari 7 jemaat yang pernah ada di Asia Kecil. Ibukota Asia Kecil memang Pergamus, tapi pada saat itu Efesus menjadi kota terbesar dan terpenting karena menjadi kota perdagangan dan juga kota pelabuhan. Gereja di Efesus ini mengalami perkembangan yang cukup pesat, namun juga disertai dengan berkembangnya penyembahan berhala. Ritual pemujaan kepada dewa-dewa marak terjadi, bahkan di kota itu terdapat kuil yang sangat megah (mempunyai 127 tiang yang besar dan terbuat dari marmer), dan di dalamnya terdapat patung Dewi Diana yang menjadi sesembahan penduduk kota Efesus. Kuil ini menjadi kebanggaan penduduk kota itu.
Meski situasi tak mendukung, jemaat Efesus adalah jemaat yang tetap giat dalam mengerjakan perkara-perkara rohani. Tuhan memuji apa yang telah mereka tunjukkan: "Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu." (Wahyu 2:2). Mereka adalah jemaat yang mampu menjalankan peran atau tugas pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab. Kata jerih payah menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang bekerja dengan sungguh-sungguh dan mau berjerih lelah. Ketekunan berbicara tentang kesungguhan atau kesetiaan mereka dalam mengerjakan perkara-perkara rohani: berdoa, melayani, bersekutu, dan sebagainya. Secara kasat mata apa yang mereka kerjakan seperti tak ada cacatnya, tapi Tuhan tetap memperingatkan mereka dengan keras, sebab Tuhan melihat motivasi hati, "...Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula." (ayat nas).
Kasih mula-mula adalah kasih pada saat kita pertama kali bertobat. Saat itu kita begitu rindu dan selalu ingin dekat dengan Tuhan. Seiring berjalannya waktu, seringkali kita tidak menyadari kasih kita kepada Tuhan telah memudar karena terjebak oleh rutinitas! Kerajinan beribadah dan melayani pekerjaan Tuhan tak lebih sekedar aktivitas agamawi tanpa didasari kasih yang bergelora kepada Tuhan. Kerinduan kita dalam mencari hadirat Tuhan tak seperti sediakala.
Bangun kembali hubungan pribadi dengan Tuhan dan kasihilah Tuhan lebih dari apa pun!