Wednesday, July 1, 2020

MENGENAL TUHAN: Melekat Kepada-Nya

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Juli 2020

Baca:  Hosea 6:1-6

"Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."  Hosea 6:3

Banyak orang Kristen merasa dirinya sudah mengenal Tuhan dengan baik, dibuktikan dengan rajin beribadah dan terlibat dalam pelayanan.  Padahal itu tidak menjamin sepenuhnya seseorang memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan.  Yang dimaksud  'mengenal'  bukanlah sekedar tahu, tapi lebih dari itu, yaitu memiliki hati yang melekat pada Tuhan, dan ada persekutuan yang karib dengan-Nya yang terjadi secara terus-menerus.  Bila hanya sekedar tahu saja, maka orang tidak akan tahu isi hati-Nya.

     Daud adalah contoh orang yang mengenal Tuhan dan hidup melekat kepada-Nya.  Hidup melekat kepada Tuhan tidak berarti Daud tak pernah melakukan kesalahan atau pelanggaran, tapi ia punya hati yang mau dibentuk, ditegur dan dikoreksi, serta punya kerendahan hati untuk mengakui kesalahan dan kelemahannya.  Ada berkat yang luar biasa bagi orang yang mengenal Tuhan dengan benar:  1.  Tuhan melindungi dan membentengi hidupnya.  "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku."  (Mazmur 91:14).  2.  Tuhan mendengar dan menjawab doanya.  Orang yang mengenal Tuhan dengan benar doanya pasti dijawab oleh Tuhan, sebagaimana yang Tuhan firmankan kepada Yeremia,  "Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,"  (Yeremia 29:12-13).  3.  Tuhan memberkati dengan umur panjang  (Mazmur 91:16), meliputi:  kesehatan dan damai sejahtera  (Amsal 3:2).  4.  Memperoleh keselamatan  (Mazmur 91:16).  Ada jaminan keselamatan dan kehidupan kekal bagi orang-orang yang mengenal nama-Nya.

     Oleh karena itu marilah kita semakin bersungguh-sungguh di dalam Tuhan, lebih dan lebih lagi.  Mengenal Tuhan berarti mengerti isi hati-Nya, mengerti kehendak-Nya, mengerti rencana-Nya, menyelaraskan setiap langkah hidup seturut dengan firman-Nya, serta berusaha untuk tidak menyakiti atau mengecewakan Tuhan dengan ketidaktaatan.

Kalau kita mengenal Tuhan dengan benar, kita pasti dikasihi-Nya!

Tuesday, June 30, 2020

HIDUP KITA DIMURNIKAN DENGAN API

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juni 2020


"Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan."  Yesaya 48:10

Alkitab menyatakan bahwa pada saatnya akan datang hari penghakiman dan penghangusan bumi oleh api Tuhan, dan pernyataan ini sudah dinubuatkan oleh para nabi Tuhan pada zamannya.  Waktu itulah yang disebut hari Tuhan, sebagaimana tertulis:  "Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap."  (2 Petrus 3:10).  Di hari itu, bumi akan bergoncang sedemikian hebatnya, langit akan gemetar, matahari dan bulan akan menjadi gelap gulita dan bintang-bintang di langit pun tidak akan bercahaya lagi.

     Bila diteliti lebih dalam lagi, kata api banyak ditemukan di dalam Alkitab, tapi tidak semua kata api di sini memiliki arti harafiah yaitu api penghakiman yang sesungguhnya, yang disediakan Tuhan bagi orang-orang yang hidup dalam kefasikan, karena Tuhan seringkali menggunakan api sebagai unsur untuk tujuan penyucian dan pemurnian.  Tuhan berkata,  "Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?"  (Yeremia 23:29).  Setiap orang percaya harus terlebih dahulu masuk ke dapur kesengsaraan  (ayat nas)  supaya sifat-sifat lama kita hilang.  Orang yang sudah mengalami pemurnian dari Tuhan ini hidupnya pasti tidak akan sama lagi.  Banyak orang Kristen memberontak saat masuk dalam proses ini karena mereka tidak tahan  'sakit'.  Pembentukan karakter melalui  'api'  pemurnian dan dapur kesengsaraan ini memerlukan kerendahan hati dan penundukan diri!  Dan hampir semua tokoh besar di Alkitab dan juga para hamba Tuhan yang dipakai Tuhan secara luar biasa pasti pernah merasakan dan melewati proses yang menyakitkan ini, yaitu dimurnikan oleh api Roh Kudus, dimana hasilnya menjadi indah di pemandangan Tuhan.

     Saat-saat ini  "Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."  (Matius 3:12).

Melalui proses penampian ini dan pemurnian ini akan dihasilkan orang-orang pilihan Tuhan, yang memiliki kualitas hidup sesuai dengan kehendak-Nya.