Monday, June 29, 2020

SUDAH BERARTIKAH HIDUP SAUDARA?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Juni 2020


"Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri."  Galatia 6:3

Hidup yang kita jalani adalah suatu anugerah dari Tuhan!  Setiap rentetan peristiwa yang terjadi, bukanlah terjadi secara kebetulan, melainkan ada dalam rancangan Tuhan.  Karena itu gunakan setiap kesempatan sebaik mungkin dan jangan biarkan hari-hari yang kita jalani ini berlalu tanpa makna.  Pemazmur menyadari hal ini,  "Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya."  (Mazmur 139:14-16).

     Tatkala orang dipercaya untuk menjalani hidup di dunia ini berarti Tuhan punya maksud dan rencana yang indah, karena sejak dari semula Tuhan telah memiliki rencana yang luar biasa bagi kehidupan manusia, sebab manusia diciptakan menurut gambar-Nya  (Kejadian 1:27)  dengan rancangan yang indah:  "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."  (Yeremia 29:11).  Bagaimana kita menjalani hidup dan bagaimana supaya hidup yang kita jalani ini berarti, itu sebuah keputusan dan pilihan hidup dari masing-masing orang.  Banyak orang yang menyia-nyiakan hari-hari dalam hidupnya dengan melakukan hal yang sia-sia dan merugikan diri sendiri:  mengonsumsi narkoba, terlibat dalam pergaulan bebas, dan masih banyak lagi.

     Yang Tuhan kehendaki, setiap orang percaya memiliki hidup yang berarti!  Hidup kita akan berarti di mata Tuhan bila kita bertanggung jawab dengan talenta, karunia dan potensi yang telah Tuhan berikan.  Rasul Paulus berkomitmen,  "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah."  (Filipi 1:21-22a);  dan hidup kita akan berarti bila kita mampu menjadi garam dan terang bagi dunia ini  (Matius 5:13-16).

Hidup kita dikatakan berarti di mata Tuhan bila kita mampu menjadi berkat!

Sunday, June 28, 2020

TAK BERHAK MENGHAKIMI ORANG LAIN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Juni 2020

Baca:  Matius 7:1-5

"Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."  Matius 7:2

Tak perlu diajari atau menempuh pendidikan formal bagi seseorang untuk melihat kelemahan, kekurangan atau kesalahan orang lain.  Semua orang mudah sekali melihat dosa, kesalahan dan kekurangan orang lain, sekalipun itu kecil sekali.  Sebaliknya kekurangan, kelemahan atau kesalahan yang ada di dalam diri sendiri, sekalipun itu besar, tak mudah dilihat, apalagi diakui.  "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?"  (Matius 7:3).

     Ketika ada saudara seiman yang jatuh dalam dosa, ketika ada hamba Tuhan besar jatuh karena terlibat suatu skandal, kita langsung ribut memperbincangkannya, seolah-olah kita ini orang yang paling suci, paling benar, dan tak pernah melakukan kesalahan.  Ketika ada saudara yang mengalami pergumulan berat, sakit yang tak kunjung sembuh, kita langsung jadi hakim dadakan:  menghakiminya karena banyak dosa.  Adakah orang yang luput dari kesalahan?  Adakah manusia yang sempurna, bahkan hamba Tuhan besar yang sudah diurapi Tuhan dan diperlengkapi dengan berbagai karunia pun tak luput dari kesalahan dan kekurangan,  "Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!"  (Roma 14:13).  Banyak sekali ayat di Alkitab yang mengingatkan kita untuk tidak mudah menghakimi orang lain, sebab hal ini jahat di mata Tuhan.

     Yakobus menegaskan bahwa  "Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?"  (Yakobus 4:12).  Jika saat ini kita masih merasa sebagai orang yang paling benar, paling suci, dan memandang orang lain sebagai pihak yang salah dan penuh kekurangan, bertobatlah!  "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi."  (Matius 7:1).  Jika ada saudara kita yang lemah dan jatuh, ini adalah kesempatan bagi kita untuk menunjukkan kasih:  memperhatikan, menolong dan menguatkan dia, jangan malah menjadi hakim atas hidupnya.

"Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain."  Galatia 6:4