Saturday, June 27, 2020

APALAH ARTI HIDUP JIKA TANPA TUHAN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Juni 2020


"Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi."  Mazmur 103:15-16

Saat berada dalam kemapanan ekonomi, berjaya, di puncak karir, atau segala sesuatu tersedia, manusia seringkali merasa berada di atas angin, lupa diri dan seolah-olah tidak membutuhkan Tuhan.  Mereka lupa bahwa berkat-berkat yang dinikmatinya datangnya dari Tuhan Sang Sumber berkat.  Mereka berpikir bahwa nafas hidup, tubuh yang sehat, kekuatan, kepintaran, kemampuan untuk berkarya, itu semua datang dengan sendirinya.  Jika bukan karena Tuhan, dari manakah semuanya itu?

     Tidak ada alasan sedikit pun bagi manusia untuk membusungkan dada atau menyombongkan diri sekalipun ia punya segala-galanya.  Jangan pernah berkata karena memiliki uang banyak dan harta yang melimpah, lalu kita bisa hidup lebih lama di dunia, dibandingkan dengan mereka yang tak punya apa-apa.  Pemazmur menyatakan bahwa kehidupan manusia di dunia ini  "...sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat."  (Mazmur 144:4),  "...apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.  (ayat nas).  Hidup manusia di dunia ini ibarat orang yang hanya singgah sebentar untuk minum, seperti angin yang berlalunya buru-buru, dan kemudian melayang lenyap.  Kesuksesan di bidang apa pun atau kekayaan sebesar apa pun sifatnya hanya sementara, karena bila  'waktunya'  tiba kita harus kembali pada Sang Pencipta, dan semua yang kita miliki di dunia ini akan kita tinggalkan:  "Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar."  (1 Timotius 6:7).

     Jangan sampai kita bernasib seperti orang kaya yang bodoh, yang membangga-banggakan harta kekayaannya:  "Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?"  (Lukas 12:20).  Hidup kita ini hanyalah seperti ranting-ranting yang sangat bergantung penuh pada pokok anggur, tidak bisa berbuah jika kita tidak melekat pada pokok anggur tersebut,  "...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa."  (Yohanes 15:5).

Kita tak lebih dari pada embusan nafas  (Yesaya 2:22), jangan pernah sombong!

Friday, June 26, 2020

TAK BERAKAR KUAT: Mudah Sekali Goyah

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Juni 2020


"Sekalipun demikian mereka masih saja berbuat dosa dan tidak percaya kepada perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib."  Mazmur 78:32

Kondisi dan situasi yang terjadi di sekitar atau segala sesuatu yang tampak secara kasat mata acapkali memengaruhi sikap hati kita, terlebih-lebih bagi mereka yang masih belum dewasa rohaninya.  Firman Tuhan yang belum berakar kuat akan membuat iman mereka langsung drop begitu angin atau badai datang menerpa, semangat dalam mengiring Tuhan menyurut, keraguan dan kebimbangan melanda.

     Keadaan ini tak jauh berbeda dengan perjalanan iman bangsa Israel di masa lampau yang seringkali mengalami jatuh bangun dalam pengiringannya kepada Tuhan.  Jika suasana enak dan menyenangkan, mereka bisa memuji-muji Tuhan ketika mengalami pertolongan dan mujizat dari-Nya.  Saat melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Tuhan membelah Laut Teberau,  -sehingga mereka dapat berjalan di tengah lautan seperti berjalan di atas tanah kering-,  mereka bermazmur bagi Tuhan dan memuliakan nama-Nya.  Namun begitu diperhadapkan dengan situasi sulit, kesukaran dan tantangan yang berat, dengan secepat kilat sikap hati mereka berubah 180 derajat:  menggerutu, mengeluh, mengomel, bersungut-sungut, marah kepada pemimpin dan marah kepada Tuhan.  "Berapa kali mereka memberontak terhadap Dia di padang gurun, dan menyusahkan hati-Nya di padang belantara! Mereka tidak ingat kepada kekuasaan-Nya, kepada hari Ia membebaskan mereka dari pada lawan, ketika Ia mengadakan tanda-tanda di Mesir dan mujizat-mujizat di padang Zoan."  (Mazmur 78:40, 42, 43).  Mereka benar-benar telah melukai dan menyakiti hati Tuhan.  Begitulah keadaannya bila firman Tuhan tidak berakar kuat di dalam hidup seseorang!

     Sebagai orang percaya kita diingatkan bahwa hidup kita ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat!  Jika mata kita hanya melihat pada besarnya masalah, besarnya pergumulan, atau terpaku pada  'Goliat' si raksasa, kita akan mudah lemah dan jatuh.  Sebaliknya, jika firman Tuhan berakar kuat di dalam kita, kita akan mampu berjalan dengan mata iman, dan pandangan kita terarah kepada Tuhan yang adalah Jehovah Gibbor  (Tuhan yang perkasa), El Shaddai  (Tuhan yang Mahakuasa).

Tinggallah di dalam firman Tuhan supaya iman kita tetap kuat di segala keadaan!