Baca: Mazmur 103:1-22
"Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi." Mazmur 103:15-16
Saat berada dalam kemapanan ekonomi, berjaya, di puncak karir, atau segala sesuatu tersedia, manusia seringkali merasa berada di atas angin, lupa diri dan seolah-olah tidak membutuhkan Tuhan. Mereka lupa bahwa berkat-berkat yang dinikmatinya datangnya dari Tuhan Sang Sumber berkat. Mereka berpikir bahwa nafas hidup, tubuh yang sehat, kekuatan, kepintaran, kemampuan untuk berkarya, itu semua datang dengan sendirinya. Jika bukan karena Tuhan, dari manakah semuanya itu?
Tidak ada alasan sedikit pun bagi manusia untuk membusungkan dada atau menyombongkan diri sekalipun ia punya segala-galanya. Jangan pernah berkata karena memiliki uang banyak dan harta yang melimpah, lalu kita bisa hidup lebih lama di dunia, dibandingkan dengan mereka yang tak punya apa-apa. Pemazmur menyatakan bahwa kehidupan manusia di dunia ini "...sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat." (Mazmur 144:4), "...apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi. (ayat nas). Hidup manusia di dunia ini ibarat orang yang hanya singgah sebentar untuk minum, seperti angin yang berlalunya buru-buru, dan kemudian melayang lenyap. Kesuksesan di bidang apa pun atau kekayaan sebesar apa pun sifatnya hanya sementara, karena bila 'waktunya' tiba kita harus kembali pada Sang Pencipta, dan semua yang kita miliki di dunia ini akan kita tinggalkan: "Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar." (1 Timotius 6:7).
Jangan sampai kita bernasib seperti orang kaya yang bodoh, yang membangga-banggakan harta kekayaannya: "Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan
diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu
nanti?" (Lukas 12:20). Hidup kita ini hanyalah seperti ranting-ranting yang sangat bergantung penuh pada pokok anggur, tidak bisa berbuah jika kita tidak melekat pada pokok anggur tersebut, "...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5).
Kita tak lebih dari pada embusan nafas (Yesaya 2:22), jangan pernah sombong!