Tuesday, June 23, 2020

MENGIKUT TUHAN: Meneladani Olahragawan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Juni 2020


"Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga."  2 Timotius 2:5

Dalam pengiringan kita kepada Tuhan rasul Paulus juga mengajarkan kita untuk belajar dari kehidupan seorang olahragawan atau atlet!  Salah satu ciri hidup yang utama dari seorang olahragawan adalah disiplin dalam berlatih dan punya pola hidup yang sehat.  Tanpa berlatih secara disiplin mustahil seorang olahragawan mengukir prestasi yang tinggi.  Kalau hanya berlatih asal-asalan atau ala kadarnya ia pasti akan sulit bersaing dalam sebuah kejuaraan atau perlombaan.  Inilah harga yang harus dibayar oleh seorang olahragawan:  berlatih dengan keras, mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, tidak suka bergadang, dan tidak mengenal kata  'menyerah'  sebelum bertanding.

     Saat ini kita hidup pada zaman yang menawarkan segala sesuatu serba instan:  ada mie instan, kopi instan, atau makanan cepat saji;  ada pula yang menawarkan gelar instan, popularitas instan, mendapatkan kekayaan atau uang secara instan, dan sebagainya.  Tapi untuk meraih prestasi, mendapatkan gelar atau medali dalam bidang olahraga apa pun, tidak ada istilah instan, semua harus melalui proses yang panjang:  pembinaan sedari dini dan latihan yang keras.  Begitu pula dalam kehidupan rohani!  Untuk mencapai kedewasaan rohani tidak ada cara instan, semua harus melewati proses demi proses, hari demi hari.  Kita perlu latihan secara kontinyu agar otot-otot iman kita semakin kuat.  Rasul Paulus menasihatkan,  "Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang."  (1 Timotius 4:8).

     Seorang olahragawan juga harus patuh pada aturan!  Ini berbicara tentang ketaatan:  patuh pada instruksi pelatih dan juga bertanding sesuai aturan yang berlaku:  "Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga."  (ayat nas), misal:  berlari pada lintasan yang benar, tidak sembarangan memukul, dan sebagainya.  Bila seorang olahragawan melanggar aturan pertandingan, ia pasti didiskualifikasi.

Untuk mencapai kedewasaan rohani kita harus berlatih keras dan taat pada aturan  (firman Tuhan).

Monday, June 22, 2020

MENGIKUT TUHAN: Meneladani Prajurit

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Juni 2020


"Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus."  2 Timotius 2:3

Timotius adalah salah seorang pemuda yang mengasihi Tuhan dan merespons panggilan Tuhan dalam hidupnya.  Arti nama Timotius adalah memuliakan Tuhan.  Ia adalah salah seorang pemuda yang menjadi rekan sekerja Paulus di ladang Tuhan, yang begitu setia dan terpercaya.  Dalam suratnya rasul Paulus berusaha untuk memberikan dorongan dan semangat kepada  'anaknya'  yang terkasih ini untuk tetap setia dalam mengerjakan panggilan Tuhan sebagai pemberita Injil sekalipun ada banyak kesulitan, kesukaran, dan tantangan dari orang-orang yang berusaha untuk menghambat dan menghalangi.

     Rasul Paulus menasihati Timotius untuk belajar dari orang-orang yang menjalani hidup sebagai:  prajurit, olahragawan dan petani.  Setiap orang percaya adalah prajurit-prajurit Kristus yang dipanggil untuk berperang melawan musuh, karena itu seorang prajurit haruslah seorang pemberani, bermental baja, dan bukan seorang penakut.  Musuh utama dari prajurit Kristus adalah Iblis dengan bala tentaranya, suatu kekuatan yang tidak kelihatan secara kasat mata, yakni pemerintah, penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap atau roh-roh jahat di udara  (Efesus 6:12).  Sebelum terjun ke medan peperangan seorang prajurit harus terlebih dahulu masuk ke kawah candradimuka:  dilatih dan ditempa.  Ia juga diajar untuk memiliki ketaatan penuh kepada perintah sang komandan!  Hal penting lain yang tak boleh diabaikan seorang prajurit adalah tetap fokus:  "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya."  (2 Timotius 2:4).

     Orang percaya harus fokus kepada perkara-perkara rohani atau mengutamakan perkara-perkara yang di atas, bukan yang di bumi!  (Kolose 3:1-2).  Seorang prajurit harus punya komitmen dan integritas yang tinggi supaya ia berkenan kepada komandan, sebab seorang komandan akan berkenan pada prajurit yang taat dan dapat diandalkan.  Kita semua adalah prajurit-prajurit Kristus yang sudah dibeli dan dibayar lunas dengan darah-Nya sendiri, oleh karena itu kita harus berusaha agar kita bisa menyenangkan hati Tuhan dan mempermuliakan Dia melalui perkataan dan perbuatan kita.

Prajurit Kristus adalah orang yang taat dan siap berperang setiap saat!