Baca: Yeremia 17:1-18
"Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi
balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal
dengan hasil perbuatannya." Yeremia 17:10
Setiap orang pasti memiliki motivasi ketika mengerjakan segala sesuatu! Contoh: banyak orang berlomba-lomba mengikuti ajang pencarian bakat yang diselenggarakan oleh beberapa televisi swasta, dengan satu motivasi ingin mengubah nasib atau menjadi orang yang terkenal. Secara garis besar motivasi memiliki arti: suatu dorongan atau alasan yang menjadi dasar semangat bagi seseorang untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan tertentu. Motivasi adalah faktor penting yang dapat membangkitkan semangat kita untuk melakukan sesuatu, sebaliknya seorang yang tak punya motivasi akan mengerjakan segala sesuatunya tanpa greget dan ala kadarnya... begitu diperhadapkan dengan tantangan atau kendala, kemungkinan besar akan cepat menyerah di tengah jalan.a
Milikilah motivasi yang benar dalam mengerjakan segala sesuatu, sebab Tuhan menyelidiki hati dan menguji batin kita! Artinya Tuhan selalu memperhatikan motivasi seseorang dalam mengerjakan segala sesuatu, sebab Ia tahu secara persis apa yang ada di dalam hati kita, apa yang menjadi niat dan juga cita-cita (1 Tawarikh 28:9). Jadi, Tuhan tidak hanya melihat dan menilai apa yang kita perbuat, tetapi lebih dari itu: Ia menilai, memperhatikan, dan menyelidiki motivasi hati kita. Perhatikan motivasi Saudara dalam melayani pekerjaan Tuhan: apakah Saudara melayani karena tergiur iming-iming materi, atau ingin mendapatkan pujian dari manusia? Perhatikan juga saat Saudara memberi persembahan atau menolong orang lain: apakah hati kita benar-benar tulus ataukah ada tendensi di balik pemberian itu? Sekalipun kita bisa menyembunyikan motivasi hati kita dari manusia, tapi semuanya tetap akan terbaca jelas di mata Tuhan.
Dalam hal beribadah, melayani pekerjaan Tuhan, dan membangun hubungan dengan sesama, biarlah motivasi hati tetap terjaga ketulusannya: "Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah Engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku..." (Mazmur 101:2). Begitu pula rasul Paulus, yang juga berusaha untuk menjaga kemurnian hatinya dalam melayani Tuhan (Kisah 24:16).
Tuhan itu baik bagi orang yang tulus bersih hatinya! (Mazmur 73:1).