Sunday, June 14, 2020

MARIA MAGDALENA: Kasih Yang Bergelora

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Juni 2020


"Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: 'Aku telah melihat Tuhan!' dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya."  Yohanes 20:18

Orang yang mengalami kebaikan Tuhan dan memiliki pengalaman pribadi dengan Tuhan pasti memiliki kasih yang bergelora kepada Tuhan.  Didasari kasihnya yang menggelora, orang akan rela melakukan yang terbaik untuk Tuhan, memberi dan berkorban, tidak menahan berkat untuk dirinya sendiri, tapi terbeban untuk menolong orang lain, dan terbeban pula untuk mendukung pekerjaan Tuhan dengan harta yang dimiliki:  "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu..."  (Amsal 3:9).

     Inilah yang dirasakan oleh Maria Magdalena, sebab  "Dosanya yang banyak itu telah diampuni,"  (Lukas 7:47).  Karena telah mengalami pertolongan Tuhan yang ajaib dan dosanya yang besar telah diampuni, Maria Magdalena bertekad untuk membalas kasih Tuhan dengan apa yang bisa ia perbuat.  "Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu."  (Lukas 7:37-38).  Maria Magdalena datang kepada Tuhan dengan membawa sebuah buli-buli yang berisi minyak wangi yang ia pergunakan untuk meminyaki Tuhan, padahal minyak wangi tersebut berharga sangat mahal, dan mungkin itu satu-satunya harta yang dimilikinya.  Wanita itu rela mempersembahkan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya untuk dipersembahkan kepada Tuhan, bahkan ia membasahi kaki-Nya dengan air mata, menyeka dengan rambutnya, dan mencium kaki-Nya sebagai ekspresi kasihnya.

     Walaupun Tuhan Yesus sudah mati tersalib, Maria Magdalena tetap menunjukkan kasih dan setianya kepada Tuhan dengan mengunjungi kubur-Nya, dan Alkitab mencatat bahwa Maria Magdalena menjadi orang pertama yang datang ke kubur Tuhan pada pagi-pagi buta dan mendapati kubur itu kosong  (Matius 20:1).  Jerih lelah dan pengorbanan wanita itu diperhitungkan oleh Tuhan!  Terbukti ketika Tuhan bangkit dari kematian-Nya, Maria Magdalena menjadi orang yang pertama dijumpai-Nya.

Seberapa besar kasih Saudara kepada Tuhan?  Kasih kepada Tuhan harus ada bukti.

CATATAN:
"Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan,"  2 Korintus 9:7

"'Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.' Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah."  Roma 9:15-16

Friday, June 12, 2020

KEHADIRAN TUHAN ADALAH SEGALANYA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Juni 2020


"Daud dan seluruh orang Israel mengangkut tabut TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala."  2 Samuel 6:15

Alkitab menyatakan bagaimana Daud membawa Tabut Perjanjian dari rumah Obed-Edom menuju ke kota Yerusalem.  Pada waktu itu Daud baru saja dinobatkan jadi raja atas seluruh Israel dan baru saja memindahkan ibu kota ke Yerusalem, dan dia baru saja berhasil mempertahankan Yerusalem dari serangan Filistin.  Lalu Daud berusaha untuk mengembalikan Tabut Perjanjian, yang adalah lambang kehadiran Tuhan, Ke Yerusalem, di mana selama 20 tahun Tabut Perjanjian tidak berada di tempat semestinya karena dirampas oleh bangsa Filistin;  dan meski orang Filistin telah mengembalikannya, tapi tabut itu berada di Kiryat-Yearim yang merupakan pinggiran dari wilayah Israel.  Karena itu Daud ingin mengembalikan tabut ini ke Yerusalem, kota Daud, pusat pemerintahan.

     Di sepanjang perjalanan Daud mengekspresikan rasa syukurnya, karena ia tahu bahwa Tabut Perjanjian adalah lambang kehadiran Tuhan,  "Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan."  (2 Samuel 6:14).  Tidak hanya itu, di setiap enam langkah Daud mempersembahkan korban kepada Tuhan, berupa seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan.  Sebagaimana ketika Tabut Perjanjian berada di rumah Obed-Edom, ia dan seisi rumahnya diberkati oleh Tuhan, juga saat Tabut Perjanjian berada di kota Daud,  "Setelah Daud selesai mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, diberkatinyalah bangsa itu demi nama TUHAN semesta alam."  (2 Samuel 6:18).  Kala Tabut Perjanjian berada di tangan musuh, bangsa Israel selalu mengalami kekalahan demi kekalahan, namun setelah Tabut Perjanjian itu kembali berada di tangan orang Israel, terjadilah suatu pemulihan yang luar biasa.

     Kehadiran dan penyertaan Tuhan adalah segala-galanya bagi kita!  Coba renungkan:  kalau bukan Tuhan yang menyertai, mampukah kita menjalani hidup sampai detik hari ini?  Kalau bukan Tuhan yang menopang, sanggupkah kita bertahan di tengah goncangan, badai dan gelombang permasalahan hidup?  Tanpa kehadiran Tuhan, ibadah dan pelayanan yang kita lakukan takkan berdampak apa-apa;  begitu pula dalam pekerjaan, rumah tangga, usaha/bisnis, studi, kita sangat memerlukan Tuhan.

Tanpa kehadiran dan penyertaan Tuhan, hidup kita takkan berarti apa-apa.