Tuesday, June 9, 2020

TAK ADA KEMENANGAN TANPA BERPERANG

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Juni 2020


"Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu;"  1 Samuel 17:48

Sekarang ini adalah masa-masa sukar, karena itu milikilah kesiapan untuk menghadapi tantangan, hambatan, kesulitan dan musuh-musuh yang siap menghadang langkah kita.  Tak perlu kecut dan tawar hati, sebab ada jaminan penyertaan dari Tuhan bagi kita.  Yang harus selalu kita ingat adalah, bahwa tidak ada kemenangan tanpa peperangan!  Punya tekad dan keberanian untuk berperang melawan musuh, itulah awal dari sebuah kemenangan.  Banyak orang memiliki impian besar dan berkemenangan dalam hidupnya, tapi mereka tak mau membayar harga, tak mau menyalibkan kedagingan, takut berperang melawan musuh, takut menghadapi tantangan, karena itu hidupnya begitu-begitu saja dan kehidupan rohaninya pun jalan di tempat, tetap saja kerdil.

     Daud, ketika orang-orang Israel takut dan gentar menghadapi Goliat, ia justru memilih untuk berlari ke barisan musuh  (ayat nas).  Mengapa Daud punya keberanian untuk maju bertempur, sementara barisan Israel memilih kabur?  Karena ia tahu bahwa ada Tuhan yang turut beserta:  "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam,"  (1 Samuel 17:45).  Kalau tidak maju berperang tidak akan pernah ada kemenangan, karena itu Daud tak mau terprovokasi oleh perkataan musuh yang melemahkan.  Jadi kemenangan hanya akan terjadi jika kita mau bergerak maju dan masuk ke medan peperangan:  berani keluar dari zona nyaman, kalahkan ketakutan, dan hadapi lawan.

     Keberanian Daud menemui Goliat  (raksasa Filistin)  itu bukanlah suatu tindakan nekat tanpa dasar, tapi dilandasi oleh imannya kepada Tuhan yang hidup dan berkuasa:  "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu."  (1 Samuel 17:37).  Hal itulah yang mendorong Daud untuk maju berperang menghadapi Goliat  (artinya  'pemenggal kepala').  Kalau kita tidak memiliki keberanian untuk maju menghadapi lawan, maka Goliat atau raksasa persoalanlah yang akan memenggal dan mematahkan segala kerinduan dan impian hidup kita.  Ingat, iman selalu bekerja sama dengan perbuatan  (Yakobus 2:22).

Tindakan yang didasarkan kepada iman yang benar menghasilkan kemenangan!

Monday, June 8, 2020

TAAT SEKALIPUN PENUH RESIKO

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Juni 2020


"Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya."  Daniel 6:14

Taat di tengah situasi yang baik dengan fasilitas mendukung adalah mudah dilakukan, tapi bagaimana jika situasinya tidak baik, penuh tekanan, aniaya, ancaman dan resiko?  Kebanyakan orang akan berusaha mencari aman dengan melakukan tindakan kompromi, daripada harus menanggung resiko.

     Daniel menghadapi masalah yang berat dan penuh resiko sehubungan ibadatnya kepada Tuhan, namun hal itu tak menggoyahkan imannya.  Alkitab mencatat Daniel tetap berdoa menghadap Yerusalem tiga kali sehari  (Daniel 6:11).  Sekalipun orang asing dan orang buangan, Daniel mendapatkan kedudukan tinggi di Babel dan dikasihi raja Darius, sehingga pejabat-pejabat pemerintahan lainnya iri.  Karena itu mereka pun bersepakat membuat peraturan baru berupa larangan:  barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia, selain sebagai raja, ia akan dilemparkan ke gua singa  (Daniel 6:8).  Mendapatkan ancaman yang dapat membahayakan keselamatan jiwanya tak membuat Daniel takut dan gentar, ia tetap beribadah kepada Tuhan sebagaimana yang biasa dilakukan.  Melihat hal itu mereka semakin geram terhadap Daniel, lalu mendesak raja menegakkan undang-undang:  Daniel ditangkap dan dimasukkan ke gua singa.  Apakah singa-singa itu memangsa dan menerkam Daniel?  Tidak.  Tuhan telah mengutus malaikat-malaikat-Nya untuk membungkam dan mengatupkan mulut singa-singa itu sehingga Daniel tetap hidup.

     Mendapati Daniel tetap selamat, raja Darius pun bersukacita dan memerintahkan untuk mengeluarkan Daniel dari kandang singa itu.  Lalu raja membuat titah supaya orang-orang yang menuduh Daniel, termasuk keluarganya, dilemparkan ke dalam gua singa itu, dan tanpa menunggu lama singa-singa itu menerkam dan membunuh mereka.  Ketaatan selalu mendatangkan mujizat, karena Tuhan selalu ada di pihak orang benar!

"...jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."  (1 Korintus 15:58).