Monday, June 8, 2020

TAAT SEKALIPUN PENUH RESIKO

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Juni 2020


"Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya."  Daniel 6:14

Taat di tengah situasi yang baik dengan fasilitas mendukung adalah mudah dilakukan, tapi bagaimana jika situasinya tidak baik, penuh tekanan, aniaya, ancaman dan resiko?  Kebanyakan orang akan berusaha mencari aman dengan melakukan tindakan kompromi, daripada harus menanggung resiko.

     Daniel menghadapi masalah yang berat dan penuh resiko sehubungan ibadatnya kepada Tuhan, namun hal itu tak menggoyahkan imannya.  Alkitab mencatat Daniel tetap berdoa menghadap Yerusalem tiga kali sehari  (Daniel 6:11).  Sekalipun orang asing dan orang buangan, Daniel mendapatkan kedudukan tinggi di Babel dan dikasihi raja Darius, sehingga pejabat-pejabat pemerintahan lainnya iri.  Karena itu mereka pun bersepakat membuat peraturan baru berupa larangan:  barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia, selain sebagai raja, ia akan dilemparkan ke gua singa  (Daniel 6:8).  Mendapatkan ancaman yang dapat membahayakan keselamatan jiwanya tak membuat Daniel takut dan gentar, ia tetap beribadah kepada Tuhan sebagaimana yang biasa dilakukan.  Melihat hal itu mereka semakin geram terhadap Daniel, lalu mendesak raja menegakkan undang-undang:  Daniel ditangkap dan dimasukkan ke gua singa.  Apakah singa-singa itu memangsa dan menerkam Daniel?  Tidak.  Tuhan telah mengutus malaikat-malaikat-Nya untuk membungkam dan mengatupkan mulut singa-singa itu sehingga Daniel tetap hidup.

     Mendapati Daniel tetap selamat, raja Darius pun bersukacita dan memerintahkan untuk mengeluarkan Daniel dari kandang singa itu.  Lalu raja membuat titah supaya orang-orang yang menuduh Daniel, termasuk keluarganya, dilemparkan ke dalam gua singa itu, dan tanpa menunggu lama singa-singa itu menerkam dan membunuh mereka.  Ketaatan selalu mendatangkan mujizat, karena Tuhan selalu ada di pihak orang benar!

"...jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."  (1 Korintus 15:58).

Sunday, June 7, 2020

FIRMAN TUHAN MAKANAN ROHANI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Juni 2020


"Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati."  Mazmur 119:34

Tubuh jasmani kita akan menjadi lemah dan tak punya kekuatan apabila tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup.  Normalnya kita makan tiga kali dalam sehari:  pagi, siang dan malam.  Tubuh rohani kita pun membutuhkan  'makanan'  yang cukup agar supaya dapat bertumbuh, semakin kuat dan tidak mengalami kematian.

     Sudahkah tubuh rohani Saudara mendapatkan  'makanan'  yang cukup?  Makanan bagi tubuh rohani adalah firman Tuhan.  Apakah Saudara secara konsisten menyediakan waktu untuk bersaat teduh:  membaca, meneliti dan merenungkan firman Tuhan?  Tidak sedikit orang Kristen yang jarang sekali membaca Alkitab, membaca kalau sempat saja, itu pun saat di gereja.  Alkitab menyatakan,  "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."  (Matius 4:4).  Firman Tuhan adalah makanan pokok bagi manusia rohani!  Oleh sebab itu milikilah rasa haus, lapar dan rasa antusias terhadap firman Tuhan:  "Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku,..."  (Yeremia 15:16).  Bagi orang percaya, firman Tuhan seharusnya menjadi sesuatu yang paling berharga dan bernilai di dalam hidup, lebih dari apa pun, uang atau harta kekayaan.  Salomo menulis:  "...jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN..."  (Amsal 2:4-5).

     Ketika  kita menjadikan firman Tuhan sebagai makanan setiap hari, iman kita akan semakin bertumbuh, sebab  "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."  (Roma 10:17).  Banyak orang Kristen gampang sekali menyediakan waktunya untuk nonton youtube, jalan-jalan ke mal, membaca berita dari internet dan sebagainya, tapi mereka sulit sekali menyediakan sedikit waktunya untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan, maka wajarlah bila kerohanian mereka tetap saja kerdil.

Orang yang kesukaannya firman Tuhan dan merenungkan firman itu siang dan malam akan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air:  menghasilkan buah pada musimnya dan tidak layu daunnya  (baca  Mazmur 1:2-3).