Sunday, June 7, 2020

FIRMAN TUHAN MAKANAN ROHANI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Juni 2020


"Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati."  Mazmur 119:34

Tubuh jasmani kita akan menjadi lemah dan tak punya kekuatan apabila tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup.  Normalnya kita makan tiga kali dalam sehari:  pagi, siang dan malam.  Tubuh rohani kita pun membutuhkan  'makanan'  yang cukup agar supaya dapat bertumbuh, semakin kuat dan tidak mengalami kematian.

     Sudahkah tubuh rohani Saudara mendapatkan  'makanan'  yang cukup?  Makanan bagi tubuh rohani adalah firman Tuhan.  Apakah Saudara secara konsisten menyediakan waktu untuk bersaat teduh:  membaca, meneliti dan merenungkan firman Tuhan?  Tidak sedikit orang Kristen yang jarang sekali membaca Alkitab, membaca kalau sempat saja, itu pun saat di gereja.  Alkitab menyatakan,  "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."  (Matius 4:4).  Firman Tuhan adalah makanan pokok bagi manusia rohani!  Oleh sebab itu milikilah rasa haus, lapar dan rasa antusias terhadap firman Tuhan:  "Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku,..."  (Yeremia 15:16).  Bagi orang percaya, firman Tuhan seharusnya menjadi sesuatu yang paling berharga dan bernilai di dalam hidup, lebih dari apa pun, uang atau harta kekayaan.  Salomo menulis:  "...jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN..."  (Amsal 2:4-5).

     Ketika  kita menjadikan firman Tuhan sebagai makanan setiap hari, iman kita akan semakin bertumbuh, sebab  "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."  (Roma 10:17).  Banyak orang Kristen gampang sekali menyediakan waktunya untuk nonton youtube, jalan-jalan ke mal, membaca berita dari internet dan sebagainya, tapi mereka sulit sekali menyediakan sedikit waktunya untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan, maka wajarlah bila kerohanian mereka tetap saja kerdil.

Orang yang kesukaannya firman Tuhan dan merenungkan firman itu siang dan malam akan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air:  menghasilkan buah pada musimnya dan tidak layu daunnya  (baca  Mazmur 1:2-3).

Saturday, June 6, 2020

JANGAN BERBUAT DOSA LAGI!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Juni 2020


"Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: 'Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,' dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku."  Mazmur 32:5

Di masa-masa menjelang hari kedatangan Tuhan yang semakin mendekat, Alkitab sudah menyatakan bahwa semakin meningkat pula dosa dan kejahatan manusia.  Apa yang firman Tuhan katakan benar-benar terjadi sekarang ini, suatu keadaan yang tak beda jauh dengan kehidupan orang-orang di zaman Nuh:  "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia."  (Matius 24:37), di mana  "...kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,"  (Kejadian 6:5).

     Orang percaya diperingatkan:  "...berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang."  (Matius 24:42).  Sebagai umat tebusan Tuhan kita dipersiapkan untuk menjadi calon mempelai Kristus, karena itu kita dituntut untuk menjaga kualitas kerohanian kita sampai akhir.  Kita harus berani berkata tidak terhadap segala bentuk dosa, supaya ketika Sang Mempelai Laki-Laki datang, Ia mendapati kita tidak bercacat cela.  Jangan sampai kita yang sudah mengawali dan berjerih lelah di dalam roh, mengakhiri perjalanan iman di dalam daging  (Galatia 3:3).  Firman Tuhan memperingatkan,  "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!"  (Wahyu 22:11), sebab  "...barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya."  (1 Yohanes 3:8).

     Dosa adalah karakter mendasar Iblis, padanya tidak ada kebenaran sama sekali,  "Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran,"  (Yohanes 8:44).  Iblis tahu benar cara menjerat manusia yang menghadapi masa-masa sukar.  Uang, harta, jabatan, popularitas, pertolongan instan ia tawarkan supaya manusia meragukan kuasa Tuhan dan jatuh dalam dosa.

Berhentilah berbuat dosa dan jangan terprovokasi Iblis, karena Tuhan segera datang!