Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Mei 2020
Baca: Kisah Para Rasul 2:1-47
"Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: 'Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?'" Kisah 2:7
Pentakosta merupakan peristiwa yang sangat menggemparkan dan membuat tercengang seluruh penduduk di kota Yerusalem, karena dari peristiwa ini terjadi kegerakan rohani yang luar biasa. Ini merupakan penggenapan dari perkataan Kristus sebelum Ia naik ke sorga, "...kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas
kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea
dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8), dan juga penggenapan nubuat yang disampaikan oleh nabi Yoel (Yoel 2:28-32). Kata 'pentakosta' ini berasal dari bahasa Yunani yang merujuk pada sebuah festival yang dikenal di dalam Perjanjian Lama sebagai Hari Raya Tujuh Minggu (baca Imamat 23:15; Ulangan 16:9), yang secara harafiah memiliki arti lima puluh, yang merujuk pada lima puluh hari yang telah berlalu sejak hari Paskah.
Jemaat mula-mula (termasuk murid-murid Tuhan) mengalami titik balik dalam kehidupan rohani setelah mereka mengalami lawatan Roh Kudus: "Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata
dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada
mereka untuk mengatakannya." (Kisah 2:2-4). Salah satunya Petrus, orang yang pernah menyangkal Kristus sebanyak 3 kali, yang setelah dijamah oleh Roh Kudus hidupnya berubah total, menjadi orang yang mengasihi Tuhan dan punya keberanian untuk memberitakan Injil, sekalipun nyawa menjadi taruhan!
Bila Roh Kudus menjamah hidup seseorang, tiada perkara yang mustahil! Tapi semua bergantung pada respons kita, apakah kita mau percaya dan mau membuka hati untuk Roh Kudus! Dengan kekuatan sendiri kita takkan dapat bertumbuh dalam iman, takkan dapat melakukan kehendak Tuhan, takkan bisa mengerjakan Amanat Agung Tuhan, kecuali hanya oleh pertolongan dan campur tangan Roh Kudus!
Kuasa Roh Kuduslah yang sanggup mengubahkan, memampukan dan menguatkan kita dalam menjalani hidup dan melayakkan kita untuk melayani Tuhan!
Sunday, May 31, 2020
Saturday, May 30, 2020
MANA YANG DIJAUHI, MANA YANG DIKEJAR
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Mei 2020
Baca: 1 Timotius 6:11-21
"Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi." 1 Timotius 6:12
Hidup orang percaya adalah suatu arena pertandingan iman! Oleh karena itu kita harus berjuang sedemikian rupa supaya kita bisa menyelesaikan pertandingan dengan baik sampai garis akhir, "Untuk itulah engkau telah dipanggil..." (ayat nas). Tuhan memanggil kita untuk menjadi alat kemuliaan-Nya di bumi, artinya hidup kita harus mencerminkan kemuliaan Kristus, dengan mempraktekkan firman Tuhan dan bersikap tegas terhadap dosa, sehingga kehidupan kita "...tidak bercacat dan tidak bercela," (1 Timotius 6:14).
Hal-hal apa saja yang harus orang percaya lakukan untuk memenuhi panggilan Tuhan? Kita harus menjauhi keinginan-keinginan daging atau duniawi, "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki." (Galatia 5:17). Perbuatan daging telah nyata: "...percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu..." (Galatia 5:19-21). Rasul Paulus juga menasihati Timotius agar mencukupkan diri dengan apa yang ada, tidak terfokus kepada materi atau hal-hal yang fana, sebab di zaman sekarang ini banyak orang menjadi silau dengan kemewahan dunia ini, sehingga yang mereka pikirkan hanyalah uang dan harta kekayaan saja. Hal inilah yang akhirnya membuat orang menjadi tamak dan egois!
Agar panggilan Tuhan tergenapi dalam hidup kita, maka kita harus mengejar perkara-perkara rohani sedemikian rupa: "...kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan." (1 Timotius 6:11). Mengejar perkara-perkara rohani itu sama artinya kita sedang mengumpulkan harta di sorga. Karena hidup kekristenan adalah arena perlombaan iman, maka kita harus berjuang dan bertanding dengan sungguh-sungguh (tidak main-main), karena tantangan yang ada di depan kita semakin hari semakin berat.
"Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." Kolose 3:2
Baca: 1 Timotius 6:11-21
"Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi." 1 Timotius 6:12
Hidup orang percaya adalah suatu arena pertandingan iman! Oleh karena itu kita harus berjuang sedemikian rupa supaya kita bisa menyelesaikan pertandingan dengan baik sampai garis akhir, "Untuk itulah engkau telah dipanggil..." (ayat nas). Tuhan memanggil kita untuk menjadi alat kemuliaan-Nya di bumi, artinya hidup kita harus mencerminkan kemuliaan Kristus, dengan mempraktekkan firman Tuhan dan bersikap tegas terhadap dosa, sehingga kehidupan kita "...tidak bercacat dan tidak bercela," (1 Timotius 6:14).
Hal-hal apa saja yang harus orang percaya lakukan untuk memenuhi panggilan Tuhan? Kita harus menjauhi keinginan-keinginan daging atau duniawi, "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki." (Galatia 5:17). Perbuatan daging telah nyata: "...percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu..." (Galatia 5:19-21). Rasul Paulus juga menasihati Timotius agar mencukupkan diri dengan apa yang ada, tidak terfokus kepada materi atau hal-hal yang fana, sebab di zaman sekarang ini banyak orang menjadi silau dengan kemewahan dunia ini, sehingga yang mereka pikirkan hanyalah uang dan harta kekayaan saja. Hal inilah yang akhirnya membuat orang menjadi tamak dan egois!
Agar panggilan Tuhan tergenapi dalam hidup kita, maka kita harus mengejar perkara-perkara rohani sedemikian rupa: "...kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan." (1 Timotius 6:11). Mengejar perkara-perkara rohani itu sama artinya kita sedang mengumpulkan harta di sorga. Karena hidup kekristenan adalah arena perlombaan iman, maka kita harus berjuang dan bertanding dengan sungguh-sungguh (tidak main-main), karena tantangan yang ada di depan kita semakin hari semakin berat.
"Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." Kolose 3:2
Subscribe to:
Posts (Atom)