Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Mei 2020
Baca: 1 Timotius 6:11-21
"Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang
kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan
ikrar yang benar di depan banyak saksi." 1 Timotius 6:12
Hidup orang percaya adalah suatu arena pertandingan iman! Oleh karena itu kita harus berjuang sedemikian rupa supaya kita bisa menyelesaikan pertandingan dengan baik sampai garis akhir, "Untuk itulah engkau telah dipanggil..." (ayat nas). Tuhan memanggil kita untuk menjadi alat kemuliaan-Nya di bumi, artinya hidup kita harus mencerminkan kemuliaan Kristus, dengan mempraktekkan firman Tuhan dan bersikap tegas terhadap dosa, sehingga kehidupan kita "...tidak bercacat dan tidak bercela," (1 Timotius 6:14).
Hal-hal apa saja yang harus orang percaya lakukan untuk memenuhi panggilan Tuhan? Kita harus menjauhi keinginan-keinginan daging atau duniawi, "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh
berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya
bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu
kehendaki." (Galatia 5:17). Perbuatan daging telah nyata: "...percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu..." (Galatia 5:19-21). Rasul Paulus juga menasihati Timotius agar mencukupkan diri dengan apa yang ada, tidak terfokus kepada materi atau hal-hal yang fana, sebab di zaman sekarang ini banyak orang menjadi silau dengan kemewahan dunia ini, sehingga yang mereka pikirkan hanyalah uang dan harta kekayaan saja. Hal inilah yang akhirnya membuat orang menjadi tamak dan egois!
Agar panggilan Tuhan tergenapi dalam hidup kita, maka kita harus mengejar perkara-perkara rohani sedemikian rupa: "...kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan." (1 Timotius 6:11). Mengejar perkara-perkara rohani itu sama artinya kita sedang mengumpulkan harta di sorga. Karena hidup kekristenan adalah arena perlombaan iman, maka kita harus berjuang dan bertanding dengan sungguh-sungguh (tidak main-main), karena tantangan yang ada di depan kita semakin hari semakin berat.
"Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." Kolose 3:2
Saturday, May 30, 2020
Friday, May 29, 2020
KARISMA TANPA KARAKTER: Berujung Kegagalan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Mei 2020
Baca: 1 Raja-Raja 9:1-9
"...jika engkau tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, maka Aku akan meneguhkan takhta kerajaanmu atas Israel untuk selama-lamanya seperti yang telah Kujanjikan kepada Daud," 1 Raja-Raja 9:4b-5
Di awal perjalanan hidupnya Salomo memiliki hati yang takut akan Tuhan, karena itu Tuhan memberkati hidupnya secara jasmani dan rohani. Namun sayang, Salomo tak mampu menjaga kualitas rohaninya secara konsisten. Sekalipun orang punya karisma yang luar biasa, tapi jika tidak disertai dengan karakter yang baik, Tuhan pasti tidak berkenan, padahal karakter merupakan kualitas hidup yang sesungguhnya dari seseorang sebagai hasil dari berproses, membayar harga, dan kerelaannya untuk dibentuk dan dipimpin Roh Kudus. Karakter bisa berbicara tentang buah Roh, dan kelemahan Salomo dalam hal karakter inilah yang akhirnya mengantarkan dia kepada kehancuran!
Awalnya Salomo meminta hikmat kepada Tuhan dengan tujuan agar mampu memimpin bangsanya secara adil dan bijaksana, tapi lambat laun ia mulai menyalahgunakan hikmat tersebut untuk kepentingan diri sendiri dan memperkaya kerajaannya, sebab setiap orang yang datang kepadanya selalu membawa upeti: "Mereka datang masing-masing membawa persembahannya, yakni barang-barang perak dan barang-barang emas, pakaian, senjata, rempah-rempah, kuda dan bagal, dan begitulah tahun demi tahun." (1 Raja-Raja 10:25). Berstatus sebagai raja dengan kekayaan melimpah semakin memudahkan Salomo untuk memuaskan keinginan dagingnya, sampai-sampai ia mempunyai 700 isteri dan 300 gundik, yang kesemuanya dalah perempuan asing. Firman Tuhan sudah memperingatkan, "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." (1 Raja-Raja 11:2).
Akhirnya hati Salomo pun dicondongkan kepada ilah-ilah lain dan tidak lagi sepenuh hati berpaut kepada Tuhan (1 Raja-Raja 11:4). "Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan." (Amsal 13:13). Salomo lupa bahwa janji Tuhan adalah janji bersyarat (1 Raja-Raja 9:4-9); jika ia tidak lagi hidup taat kepada Tuhan, kehancuran hidup yang akan dialaminya.
Tak lagi taat kepada firman Tuhan, karir dan hidup Salomo menjadi hancur!
Baca: 1 Raja-Raja 9:1-9
"...jika engkau tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, maka Aku akan meneguhkan takhta kerajaanmu atas Israel untuk selama-lamanya seperti yang telah Kujanjikan kepada Daud," 1 Raja-Raja 9:4b-5
Di awal perjalanan hidupnya Salomo memiliki hati yang takut akan Tuhan, karena itu Tuhan memberkati hidupnya secara jasmani dan rohani. Namun sayang, Salomo tak mampu menjaga kualitas rohaninya secara konsisten. Sekalipun orang punya karisma yang luar biasa, tapi jika tidak disertai dengan karakter yang baik, Tuhan pasti tidak berkenan, padahal karakter merupakan kualitas hidup yang sesungguhnya dari seseorang sebagai hasil dari berproses, membayar harga, dan kerelaannya untuk dibentuk dan dipimpin Roh Kudus. Karakter bisa berbicara tentang buah Roh, dan kelemahan Salomo dalam hal karakter inilah yang akhirnya mengantarkan dia kepada kehancuran!
Awalnya Salomo meminta hikmat kepada Tuhan dengan tujuan agar mampu memimpin bangsanya secara adil dan bijaksana, tapi lambat laun ia mulai menyalahgunakan hikmat tersebut untuk kepentingan diri sendiri dan memperkaya kerajaannya, sebab setiap orang yang datang kepadanya selalu membawa upeti: "Mereka datang masing-masing membawa persembahannya, yakni barang-barang perak dan barang-barang emas, pakaian, senjata, rempah-rempah, kuda dan bagal, dan begitulah tahun demi tahun." (1 Raja-Raja 10:25). Berstatus sebagai raja dengan kekayaan melimpah semakin memudahkan Salomo untuk memuaskan keinginan dagingnya, sampai-sampai ia mempunyai 700 isteri dan 300 gundik, yang kesemuanya dalah perempuan asing. Firman Tuhan sudah memperingatkan, "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." (1 Raja-Raja 11:2).
Akhirnya hati Salomo pun dicondongkan kepada ilah-ilah lain dan tidak lagi sepenuh hati berpaut kepada Tuhan (1 Raja-Raja 11:4). "Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan." (Amsal 13:13). Salomo lupa bahwa janji Tuhan adalah janji bersyarat (1 Raja-Raja 9:4-9); jika ia tidak lagi hidup taat kepada Tuhan, kehancuran hidup yang akan dialaminya.
Tak lagi taat kepada firman Tuhan, karir dan hidup Salomo menjadi hancur!
Subscribe to:
Posts (Atom)