Saturday, May 23, 2020

TEGURAN TUHAN SAAT KITA MELAWAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Mei 2020

Baca:  Amsal 19:1-29

"Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan."  Amsal 19:20

Tuhan kita adalah Tuhan yang sungguh teramat baik, Ia selalu memerhatikan dan mengasihi kita.  Saat kita lemah dan tak berdaya Tuhan hadir melalui Roh Kudus untuk menguatkan kita;  saat kita sedang susah Roh-Nya hadir untuk menghibur kita.

     Namun ada saat-saat di mana Tuhan harus berlaku keras terhadap kita, yaitu menegur dan jika perlu  'menghajar'  kita:  "Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!"  (Wahyu 3:19).  Tuhan berlaku keras kepada kita bukan tanpa sebab!  Karena  "...ketika Aku datang tidak ada orang, dan ketika Aku memanggil tidak ada yang menjawab?"  (Yesaya 50:2a).  Ketika Tuhan datang kepada kita, kita tidak peduli, dan ketika Ia memanggil, kita tak menjawab, saat itulah Tuhan akan berlaku keras terhadap kita supaya kita segera menyadari kesalahan yang telah kita perbuat.  Jika Tuhan mendidik kita dengan keras melalui  'hajaran atau pukulan', bukan berarti Dia tidak mengasihi kita, justru Ia menunjukkan kepedulian-Nya, kasih-Nya dan tanggung jawab-Nya atas hidup kita, sebab Dia tak ingin kita semakin melenceng dari jalan-jalan-Nya.  Sebagaimana seorang ayah menghukum ketika anaknya bandel dan tak mau taat, begitu juga Bapa di Sorga jika kita sudah diberitahu, diingatkan, dinasihati dan ditegur secara halus tetap saja mengeraskan hati dan tidak mau mendengar.  "Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya."  (Amsal 13:24).  Bukan kematian orang fasik yang Tuhan kehendaki, tetapi pertobatannya, karena itu Ia berlaku sabar  (Yehezkiel 33:11).

     Bila Tuhan menghajar dan memukul kita berarti Ia memiliki rencana yang indah di balik semuanya itu.  "Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula." (Ayub 5:18).  Ketika kita menempuh jalan yang salah, Roh Kudus berbicara dengan lembut kepada kita untuk mengingatkan!  Janganlah mengeraskan hati bila ditegur dan diperingatkan, sebab hal itu untuk kebaikan hidup kita.

Tuhan harus berlaku keras kepada kita karena Ia tidak ingin kita bermain-main dengan dosa dan mengalami kebinasaan!

Friday, May 22, 2020

MEMBIASAKAN HIDUP SESUAI FIRMAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Mei 2020

Baca:  Roma 6:15-23

"...kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan."  Roma 6:19b

Sebagai anak-anak Tuhan kita harus melatih diri untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan hidup yang benar, yang sesuai dengan firman Tuhan.  Karena itu kita harus menjadikan Kristus sebagai teladan dalam segala hal  (perkataan dan perbuatan), sebab  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6).  Mengapa kita harus mengembangkan kebiasaan hidup yang benar?  Karena kita sudah menjadi ciptaan baru di dalam Kristus,  "...yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).

     Membiasakan hidup sesuai firman berarti kita meninggalkan kebiasaan hidup  'manusia'  lama dan melatih diri membentuk kebiasaan hidup yang baru.  Ini harus dilakukan dengan kerelaan hati dan tanpa ada paksaan dari pihak lain.  Mengembangkan kebiasaan hidup baru yang sesuai dengan firman Tuhan berarti tidak lagi menyerahkan tubuh ini  "...untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran."  (Roma 6:13).  Apa yang menjadi kebiasaan Saudara?  Lebih suka nonton TV atau main game daripada baca Alkitab, berdoa hanya saat butuh, dan masih banyak lagi.  Kebiasaan artinya:  lazim, umum, seperti sediakala, sudah menjadi adat, sudah seringkali  (KBBI);  kecenderungan melakukan aktivitas tertentu secara terus-menerus atau berulang-ulang;  latihan atau praktek yang dilakukan secara konsisten dan kontinyu  (Webster);  hasil dari tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang.

     Kebiasaan-kebiasaan inilah yang akhirnya akan membentuk karakter kita!  Karena kita adalah ciptaan baru, maka kita harus  "...mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;"  (Kolose 3:10).  Hal-hal apa saja yang harus kita biasakan agar menjadi karakter kita?  Bersaat teduh  (berdoa, baca firman Tuhan), ibadah, mengembalikan milik Tuhan  (persepuluhan), mempraktekkan kasih  (Yohanes 13:34-35).

Tinggalkan kebiasaan lama dan hiduplah sebagai manusia baru di dalam Kristus!