Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Mei 2020
Baca: Yesaya 59:1-21
"Kami meraba-raba dinding seperti orang buta, dan meraba-raba seolah-olah
tidak punya mata; kami tersandung di waktu tengah hari seperti di waktu
senja, duduk di tempat gelap seperti orang mati." Yesaya 59:10
Banyak orang tak menyadari bahwa mereka sedang mengalami kebutaan rohani, karena "...pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus," (2 Korintus 4:4). Perkara-perkara dunia dengan segala kenikmatannya telah menuntun manusia menyusuri lorong yang gelap dan menjauhkan mereka dari Terang: "Kami meraba-raba dinding seperti orang buta, dan meraba-raba seolah-olah
tidak punya mata; kami tersandung di waktu tengah hari seperti di waktu
senja, duduk di tempat gelap seperti orang mati." (ayat nas). Mereka tak melihat adanya 'terang' sekalipun pada 'siang hari', karena kegelapan telah menyelubungi mereka.
Dalam arti rohani, walaupun mereka melihat kebenaran Tuhan, mereka seakan-akan tak melihatnya karena kegelapan dunia ini telah menyelimuti mata rohani mereka; sekalipun Injil telah diberitakan di mana-mana, tapi telinga dan mata hati mereka tetap saja tertutup, yang akhirnya membuat "...manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat." (Yohanes 3:19). Alkitab menggambarkan tentang manusia yang buta dan tuli rohani: "Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak,
yang mempunyai mata untuk melihat, tetapi tidak melihat dan mempunyai
telinga untuk mendengar, tetapi tidak mendengar, sebab mereka adalah
kaum pemberontak." (Yehezkiel 12:2). Begitu pula orang-orang Kristen yang tetap saja hidup dalam kegelapan, sekalipun telah melihat Terang dan mendengar pengajaran-pengajaran yang benar dari Kristus, adalah pemberontak!
Ada seorang kaya yang mati dan menderita di dalam neraka, ia meminta kepada Abraham untuk mengutus Lazarus datang ke dunia guna memberitakan Injil kepada saudara-saudaranya yang masih hidup di dunia, tapi kata Abraham kepadanya, "Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para
nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang
bangkit dari antara orang mati." (Lukas 16:31).
Demikian sulitnya membawa orang-orang untuk bertobat dan percaya kepada Kristus, karena mata rohani mereka telah dibutakan oleh dunia!
Tuesday, May 19, 2020
Monday, May 18, 2020
MENGOLAH TANAH HATI KEMBALI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Mei 2020
Baca: Yesaya 40:1-11
"...tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;" Yesaya 40:4b
Adalah sangat penting bagi kita untuk bersungguh-sungguh memerhatikan dan merenungkan firman Tuhan siang dan malam, sebab selain merupakan perintah dari Tuhan, firman Tuhan yang kita baca dan renungkan akan menjadi rhema, muncul pada saat yang tepat, saat dibutuhkan, yaitu saat kita dalam kesesakan, kesukaran, dan situasi-situasi yang tak menyenangkan, ayat firman Tuhan tersebut akan menguatkan, menghibur dan membangkitkan iman kita. Jadi apabila terjadi hal-hal yang tak diinginkan dan begitu mengecewakan, kita takkan mudah kecewa, menggerutu, bersungut-sungut dan frustasi, sebab Alkitab sudah menyatakan: "ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;" (Pengkhotbah 3:4).
Jika berbagai hal yang tak terduga (masalah, penderitaan) kita alami, ada hal-hal yang harus kita perhatikan dan persiapkan: "sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan." (Hosea 10:12b). Membuka tanah baru berarti membajak dan menggali tanah tersebut supaya tanah yang keras menjadi lunak atau gembur; membuka tanah baru berarti pula menyingkirkan batu-batu atau kerikil-kerikil, termasuk membersihkan rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh. Demikian juga halnya dalam kehidupan ini! Mungkin masih ada hal-hal yang tak baik dalam tanah hati kita yang perlu dibersihkan dan dibereskan! Mungkin ada hal-hal yang selama ini menghambat dan menghimpit benih firman Tuhan, di mana tanah hati kita masih keras dan dipenuhi dengan tanaman-tanaman liar. Inilah saat yang tepat untuk kita membuat sebuah keputusan hidup: "...ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;" (Pengkhotbah 3:3b).
Setelah tanah hati dibuka, "...waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan." (ayat nas). Bukan saatnya lagi membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tak berguna. Setiap waktu yang ada harus kita pergunakan semaksimal mungkin untuk mengejar perkara-perkara sorgawi.
Bila Tuhan sudah bertahta penuh di dalam hati kita, maka Ia akan datang untuk mencurahkan hujan berkat-Nya atas hidup kita.
Baca: Yesaya 40:1-11
"...tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;" Yesaya 40:4b
Adalah sangat penting bagi kita untuk bersungguh-sungguh memerhatikan dan merenungkan firman Tuhan siang dan malam, sebab selain merupakan perintah dari Tuhan, firman Tuhan yang kita baca dan renungkan akan menjadi rhema, muncul pada saat yang tepat, saat dibutuhkan, yaitu saat kita dalam kesesakan, kesukaran, dan situasi-situasi yang tak menyenangkan, ayat firman Tuhan tersebut akan menguatkan, menghibur dan membangkitkan iman kita. Jadi apabila terjadi hal-hal yang tak diinginkan dan begitu mengecewakan, kita takkan mudah kecewa, menggerutu, bersungut-sungut dan frustasi, sebab Alkitab sudah menyatakan: "ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;" (Pengkhotbah 3:4).
Jika berbagai hal yang tak terduga (masalah, penderitaan) kita alami, ada hal-hal yang harus kita perhatikan dan persiapkan: "sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan." (Hosea 10:12b). Membuka tanah baru berarti membajak dan menggali tanah tersebut supaya tanah yang keras menjadi lunak atau gembur; membuka tanah baru berarti pula menyingkirkan batu-batu atau kerikil-kerikil, termasuk membersihkan rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh. Demikian juga halnya dalam kehidupan ini! Mungkin masih ada hal-hal yang tak baik dalam tanah hati kita yang perlu dibersihkan dan dibereskan! Mungkin ada hal-hal yang selama ini menghambat dan menghimpit benih firman Tuhan, di mana tanah hati kita masih keras dan dipenuhi dengan tanaman-tanaman liar. Inilah saat yang tepat untuk kita membuat sebuah keputusan hidup: "...ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;" (Pengkhotbah 3:3b).
Setelah tanah hati dibuka, "...waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan." (ayat nas). Bukan saatnya lagi membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tak berguna. Setiap waktu yang ada harus kita pergunakan semaksimal mungkin untuk mengejar perkara-perkara sorgawi.
Bila Tuhan sudah bertahta penuh di dalam hati kita, maka Ia akan datang untuk mencurahkan hujan berkat-Nya atas hidup kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)