Sunday, May 17, 2020

JANGAN PERNAH MENYALAHKAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Mei 2020

Baca:  Ayub 10:1-22

"Tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku?"  Ayub 10:8

Penderitaan, masalah, kesulitan atau kesengsaraan yang terjadi di dunia ini memang tak pandang bulu, bisa menimpa siapa saja dan dapat terjadi dalam berbagai bentuk.  Penderitaan dalam hidup ini bisa terjadi karena berbagai hal:  bisa akibat kesalahan atau dosa yang diperbuat, tapi bisa juga karena faktor lain yaitu karena Tuhan punya rencana atas hidup kita, sehingga Ia ijinkan hal itu terjadi.  Pada umumnya bila penderitaan sudah mencapai puncaknya, kita seringkali merasa tidak tahan dan kemudian memberontak.

     Ayub pernah menunjukkan rasa frustasi dan keputusasaannya,  "Aku telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku. Mengapa Engkau menyebabkan aku keluar dari kandungan? Lebih baik aku binasa, sebelum orang melihat aku!"  (Ayub 10:1, 18).  Karena penderitaan yang dialami terasa berat Ayub merasa menyesal mengapa ia dilahirkan ke dunia.  Ia pun sempat menganggap bahwa Tuhanlah yang menjadi penyebabnya.  Bahkan Ayub menuduh Tuhan telah dengan sengaja menindas hidupnya dan berkompromi dengan kehidupan orang-orang yang berlaku fasik  (Ayub 21:7-12).  Berkatalah Ayub,  "Apakah untungnya bagi-Mu mengadakan penindasan, membuang hasil jerih payah tangan-Mu, sedangkan Engkau mendukung rancangan orang fasik?"  (Ayub 10:3).  Bukankah ketika kita sedang terpuruk dan berada di titik terendah dalam hidup ini kita sering berbuat yang seperti Ayub lakukan?  Kita menuduh Tuhan berlaku jahat kepada kita, Tuhan tidak lagi memedulikan kita, dan Tuhan berlaku tidak adil terhadap kita.

     Penderitaan terkadang Tuhan ijikan terjadi dalam kehidupan kita karena Tuhan sedang memproses kita.  Selalu ada rencana yang indah di balik penderitaan yang kita alami!  Seringkali untuk menggenapi rencana indah Tuhan terjadilah pemrosesan dan persiapan terlebih dahulu.  Percayalah bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan  (Roma 8:28).  Akhirnya Ayub menyadari kekeliruannya menyalahkan Tuhan, serta mencabut semua perkataan negatifnya  (Ayub 42).

"Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas."  Ayub 23:10

Saturday, May 16, 2020

BERSYUKUR DI SEGALA KEADAAN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Mei 2020

Baca:  Ayub 2:1-13

"Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"  Ayub 2:10

Adalah mudah untuk bersyukur ketika dalam keadaan baik, tapi bagaimana jika keadaan berbalik 180 derajat:  kesesakan, kesusahan, masalah, penderitaan, krisis, sakit, gagal, bangkrut yang dialami, masih bisakah kita mengucap syukur kepada Tuhan?  Mungkin saja kita akan bersikap seperti isteri Ayub, yang ketika tertimpa masalah dan penderitaan bertubi-tubi, mendesak suaminya untuk menyangkal Tuhan:  "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"  (Ayub 2:9).

     Dalam menjalani kehidupan ini tidak selamanya perjalanan yang kita tempuh selalu mulus dan tenang, kadang  'bahtera'  hidup kita harus mengalami hantaman ombak, angin topan, bahkan terjangan gelombang yang besar dan ganas.  Orang dunia pun menyadari bahwa hidup ini seperti roda yang berputar:  kadang di atas, kadang di bawah, ada suka dan ada duka.  Ayub berkata kepada isterinya,  "Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"  (ayat nas).  Seringkali kita menuntut Tuhan untuk melakukan apa yang kita mau, sehingga ketika terjadi sesuatu tidak seperti yang kita inginkan kita langsung marah dan kecewa kepada Tuhan.

     Saat dalam pergumulan berat iman kita seringkali goyah, lalu kita mulai menempuh jalan sendiri yang kita pikir benar, padahal belum tentu itu benar dan sesuai dengan kehendak Tuhan.  Ayub belajar untuk tetap berpikir positif,  "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"  (Ayub 1:21).  Belajarlah bersyukur dalam segala keadaan!  Bila saat ini kita sedang mengalami hal-hal yang buruk, berhentilah untuk bersungut-sungut dan mengomel.  Jangan pernah membuka  'celah'  bagi Iblis untuk merampas damai sejahtera kita.  Percayalah bahwa dalam situasi yang buruk sekali pun Tuhan sanggup mengubah menjadi kebaikan bagi kita:  "Aku akan membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit yang gundul, dan membuat mata-mata air membual di tengah dataran; Aku akan membuat padang gurun menjadi telaga dan memancarkan air dari tanah kering."  (Yesaya 41:18).

Tuhan selalu punya rencana di setiap keadaan, karena itu tetaplah bersyukur!