Sunday, May 3, 2020

SIAP MENERIMA TEGURAN KERAS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Mei 2020

Baca:  Amsal 15:1-33

"Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi."  Amsal 15:32

Orangtua mana pun tak menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang nakal, gagal dalam studi, salah dalam pergaulan, dan mengalami penderitaan di kemudian hari.  Semua orangtua pasti berharap anak-anaknya menjadi orang yang berhasil dalam segala bidang yang ditekuninya dan menjadi anak-anak yang sangat membanggakan.  Karena itu para orangtua berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, bahkan mereka rela melakukan dan mengorbankan apa saja demi kepentingan si anak.

     Sekalipun demikian orangtua terkadang harus bersikap keras kepada anak-anaknya:  menasihati, mendidik, memperingatkan, menegur dan jika perlu, menghajar, demi kebaikan si anak.  Tuhan pun berlaku demikian terhadap anak-anak-Nya!  Selain mencurahkan kasih-Nya, kemurahan-Nya, pemeliharaan-ya, kebaikan-Nya, penyertaan-Nya dan pertolongan-Nya, Dia juga akan memberikan teguran, nasihat dan hajaran kepada anak-anak-Nya bila mereka melakukan pelanggaran atau hidup menyimpang dari kehendak-Nya.  Tujuan teguran dan hajaran Tuhan adalah agar kita menjadi jera dan tidak lagi mengulangi kesalahan, sehingga kita dapat bertumbuh ke arah yang benar sesuai dengan kehendak-Nya.  Teguran, pukulan atau hajaran dari Tuhan terhadap anak-anak-Nya bisa dalam bentuk masalah, sakit-penyakit, kesulitan atau kesesakan.  Tetapi banyak sekali orang Kristen yang merespons teguran dan hajaran Tuhan ini dengan sikap hati yang salah:  sakit hati, marah, tersinggung, kecewa, menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain dan bahkan berani menyalahkan Tuhan.

     Ketika Daud melakukan dosa besar di hadapan Tuhan, yaitu berzinah dengan Batsyeba, Tuhan memakai Natan untuk menegur dan memperingatkan.  Respons Daud,  "Aku sudah berdosa kepada TUHAN."  (2 Samuel 12:13), ia minta pengampunan kepada Tuhan dan bertobat.  Bila kita mendapat teguran dan hajara dari Tuhan jangan menjadi kecewa dan marah!  Justru bersyukurlah sebab itu artinya Tuhan memperlakukan kita sebagai anak, karena tak ada anak yang tidak pernah dihajar oleh ayahnya  (Ibrani 12:7).

"Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya."  Amsal 3:11

Saturday, May 2, 2020

ADA LALANG DI ANTARA GANDUM

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Mei 2020

Baca:  Matius 13:36-43

"Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat."  Matius 13:39a

Dalam perumpamaan ini Kristus menjelaskan secara gamblang bahwa  "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat."  (Matius 13:37-38).  Benih ditabur dengan satu tujuan yaitu tumbuh dan menghasilkan buah, tuaian, panenan, atau pelipatgandaan.  Bahkan sejak awal penciptaan Bapa memberikan suatu perintah kepada manusia,  "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."  (Kejadian 1:28).  Beranak cucu dan bertambah banyak juga berbicara tentang pelipatgandaan, ini bertujuan agar supaya bumi dipenuhi dengan orang-orang yang seharusnya memiliki karakter Ilahi!

     Siapa pun orangnya pasti akan menaburkan benih yang kualitasnya baik, bukan benih yang biasa apalagi benih yang jelek.  Tetapi dalam perumpamaan ini ada lalang yang tumbuh di antara gandum, dari manakah lalang itu berasal?  Ternyata ada musuh yang menaburkan benih lalang di ladang tuannya:  "Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis."  (ayat nas).  Ladang di sini berbicara tentang ladang pelayanan, sedangkan benih adalah Injil kebenaran.  Benih kebenaran pertama telah ditaburkan oleh Kristus dan kemudian tugas menabur benih ini dilanjutkan oleh murid-murid-Nya dan juga para rasul yang telah menerima Amanat Agung:  "...pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu."  (Matius 28:19-20a).

     Iblis pun tak mau ketinggalan, ia menaburkan benih lalang ke dalam hati Yudas Iskariot, ini adalah benih lalang pertama di ladang pelayanan.  Di masa-masa akhir ini para penyesat juga bekerja ekstra untuk menaburkan benih lalang:  "Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus."  (2 Yohanes 1:7).

Kita harus selalu berjaga-jaga dan waspada, sebab Iblis tiada berhenti untuk menaburkan benih-benih yang jahat dan menyesatkan!