Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 April 2020
Baca: 1 Korintus 15:1-11
"Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya,
seperti yang telah kuberitakan kepadamu--kecuali kalau kamu telah
sia-sia saja menjadi percaya." 1 Korintus 15:2
Rasul Paulus menegaskan Injil itu bukanlah perkataan manusia, ide manusia, tapi merupakan firman Tuhan, kekuatan Tuhan yang menyelamatkan setiap orang percaya (Roma 1:16). Banyak orang Kristen yang salah mengerti tentang ayat ini, mereka beranggapan apabila sudah rajin ke gereja dan mendengarkan berita Injil dan khotbah firman Tuhan, mereka pasti akan selamat. Perhatikan ayat nas! Injil tidak dapat menyelamatkan hidup seseorang bila orang tersebut tidak berpegang teguh pada Injil dan tidak percaya.
Yang dimaksud berpegang teguh pada Injil artinya seluruh pola hidup kita dilandaskan pada Injil, pola hidup selaras dengan kebenaran Injil. Kapan saja dan di mana pun berada, perkataan dan perbuatan kita senantiasa sesuai dengan firman Tuhan. Ini berbicara tentang ketaatan melakukan firman Tuhan! Berpegang teguh pada injil berarti pula kita menerima firman itu bukan sebagai perkataan dari manusia, melainkan berasal dari Tuhan sendiri, seperti yang disampaikan rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika (1 Tesalonika 2:13). Jikalau benar kita berpegang teguh pada firman Tuhan, kita akan percaya sungguh-sungguh bahwa semua yang dikatakan dan tertulis di Alkitab adalah perkataan Tuhan sendiri, isi hati Tuhan sendiri, karena itu kita akan menaatinya.
Karena menyadari bahwa Injil adalah firman Tuhan, maka kita pun akan berkomitmen untuk menyediakan banyak waktu untuk membaca, meneliti, dan merenungkan firman Tuhan itu siang dan malam, seperti yang Ezra lakukan (Ezra 7:10). Tuhan juga menasihati Yosua untuk merenungkan firman-Nya siang dan malam (Yosua 1:8). Injil menyelamatkan orang yang percaya, karena Injil memimpin kita untuk hidup dalam kebenaran dan percaya kepada Kristus, yang adalah Tuhan dan Juruselamat.
Tanpa ketaatan melakukan firman Tuhan dan percaya kepada Kristus tak mungkin kita mengalami penggenapan janji-janji Tuhan!
Wednesday, April 29, 2020
Tuesday, April 28, 2020
MELIBATKAN TUHAN DI SEGALA PERKARA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 April 2020
Baca: 1 Samuel 23:1-13
"Diberitahukanlah kepada Daud, begini: 'Ketahuilah, orang Filistin berperang melawan kota Kehila dan menjarah tempat-tempat pengirikan.'" 1 Samuel 23:1
Ketika diperhadapkan dengan masalah atau situasi sulit, kita seringkali bertindak dengan mengandalkan kekuatan sendiri, karena merasa diri mampu untuk mengatasinya. Kita tak pernah melibatkan Tuhan untuk setiap keputusan dan tindakan yang kita ambil. Alkitab memperingatkan: "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana." (Amsal 19:21). Sebuah keputusan bijak bila sebelum mengambil sebuah keputusan atau tindakan, kita berdoa memohon tuntunan daripada Tuhan.
Daud, salah satu contoh seorang yang selalu berdoa (mencari Tuhan) terlebih dahulu, sebelum mengambil sebuah keputusan dan melakukan suatu tindakan! Dengan kata lain, Daud selalu melibatkan Tuhan di segala aspek kehidupannya. Ketika ada seorang yang datang kepada Daud untuk menyampaikan berita tentang keadaan politik dan keamanan di Kehila: "Ketahuilah, orang Filistin berperang melawan kota Kehila dan menjarah tempat-tempat pengirikan." (ayat nas), Daud pun tidak langsung bertindak, tapi ia berdoa dan bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu: "'Apakah aku akan pergi mengalahkan orang Filistin itu?' Jawab TUHAN kepada Daud: 'Pergilah, kalahkanlah orang Filistin itu dan selamatkanlah Kehila.'" (1 Samuel 23:2). Setelah mendapatkan jawaban dari Tuhan bahwa ia diijinkan untuk pergi ke Kehila, barulah ia melangkah. Dan ketika orang-orang merasa ragu dan takut untuk pergi ke Kehila Daud kembali bertanya kepada Tuhan dan Tuhan kembali meneguhkan Daud untuk pergi ke Kehila.
Pergilah Daud dan orang-orangnya ke Kehila dengan penuh percaya diri karena percaya Tuhan menyertai mereka. Karena campur tangan Tuhan Daud berhasil mengalahkan musuh dengan kemenangan yang gemilang! Bertanya kepada Tuhan apakah kita harus pergi atau tetap tinggal merupakan wujud kebergantungan kita kepada Tuhan sebelum kita mengambil suatu keputusan atau melangkah maju. Kita perlu bertanya kepada Tuhan karena kita menyadari kekuatan dan kemampuan kita yang sangat terbatas, karena itu kita membutuhkan uluran tangan-Nya untuk menuntun dan menyertai kita.
"Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." Yakobus 4:15
Baca: 1 Samuel 23:1-13
"Diberitahukanlah kepada Daud, begini: 'Ketahuilah, orang Filistin berperang melawan kota Kehila dan menjarah tempat-tempat pengirikan.'" 1 Samuel 23:1
Ketika diperhadapkan dengan masalah atau situasi sulit, kita seringkali bertindak dengan mengandalkan kekuatan sendiri, karena merasa diri mampu untuk mengatasinya. Kita tak pernah melibatkan Tuhan untuk setiap keputusan dan tindakan yang kita ambil. Alkitab memperingatkan: "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana." (Amsal 19:21). Sebuah keputusan bijak bila sebelum mengambil sebuah keputusan atau tindakan, kita berdoa memohon tuntunan daripada Tuhan.
Daud, salah satu contoh seorang yang selalu berdoa (mencari Tuhan) terlebih dahulu, sebelum mengambil sebuah keputusan dan melakukan suatu tindakan! Dengan kata lain, Daud selalu melibatkan Tuhan di segala aspek kehidupannya. Ketika ada seorang yang datang kepada Daud untuk menyampaikan berita tentang keadaan politik dan keamanan di Kehila: "Ketahuilah, orang Filistin berperang melawan kota Kehila dan menjarah tempat-tempat pengirikan." (ayat nas), Daud pun tidak langsung bertindak, tapi ia berdoa dan bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu: "'Apakah aku akan pergi mengalahkan orang Filistin itu?' Jawab TUHAN kepada Daud: 'Pergilah, kalahkanlah orang Filistin itu dan selamatkanlah Kehila.'" (1 Samuel 23:2). Setelah mendapatkan jawaban dari Tuhan bahwa ia diijinkan untuk pergi ke Kehila, barulah ia melangkah. Dan ketika orang-orang merasa ragu dan takut untuk pergi ke Kehila Daud kembali bertanya kepada Tuhan dan Tuhan kembali meneguhkan Daud untuk pergi ke Kehila.
Pergilah Daud dan orang-orangnya ke Kehila dengan penuh percaya diri karena percaya Tuhan menyertai mereka. Karena campur tangan Tuhan Daud berhasil mengalahkan musuh dengan kemenangan yang gemilang! Bertanya kepada Tuhan apakah kita harus pergi atau tetap tinggal merupakan wujud kebergantungan kita kepada Tuhan sebelum kita mengambil suatu keputusan atau melangkah maju. Kita perlu bertanya kepada Tuhan karena kita menyadari kekuatan dan kemampuan kita yang sangat terbatas, karena itu kita membutuhkan uluran tangan-Nya untuk menuntun dan menyertai kita.
"Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." Yakobus 4:15
Subscribe to:
Posts (Atom)