Wednesday, April 15, 2020

TAK MENGEMBALIKAN MILIK TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 April 2020

Baca:  Maleakhi 3:6-12

"Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku..."  Maleakhi 3:10

Persepuluhan adalah pemberian kepada Tuhan sebanyak 10% dari seluruh pendapatan dan keuntungan kita.  Jadi sebenarnya persepuluhan bukanlah kita memberikan 10% milik dari milik atau uang kita kepada Tuhan, melainkan kita mengembalikan kepada Tuhan 10% dari apa yang memang merupakan milik-Nya.

     Tidak mengembalikan persepuluhan?  "Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: 'Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?' Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! ...Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan."  (Maleakhi 3:8, 10).

     Kebenaran firman Tuhan tentang persepuluhan:  1.  Persepuluhan adalah perintah Tuhan.  "Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN."  (Imamat 27:30).  2.  Persepuluhan mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah prioritas pertama dalam hidup ini, karena semua yang kita miliki adalah milik-Nya,  "...sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan..."  (Ulangan 8:18).  3.  Persepuluhan memberi kesempatan kepada Tuhan untuk membuktikan Dia hidup dan sanggup memberkati:  "...ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan."  (Maleakhi 3:10).

     Uang atau harta merupakan representasi visual dari hidup kita,  "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."  (Matius 6:21).  Dengan mengembalikan persepuluhan kepada Tuhan kita melatih iman untuk belajar memercayai Tuhan dalam hal memberi.  Saat kita memprioritaskan Tuhan, kita akan mengalami betapa Tuhan sanggup memberkati dan mencukupkan apa yang kita butuhkan.

Sudahkah kita taat mengembalikan persepuluhan yang adalah milik Tuhan?

Catatan:
"Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan,"  2 Korintus 9:7

Tuesday, April 14, 2020

RUMAH DOA MENDATANGKAN KUASA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 April 2020

Baca:  Matius 21:12-17

"Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa."  Matius 21:13

Orang percaya seharusnya menjadikan doa sebagai gaya hidup, karena doa itu ibarat nafas hidup orang percaya.  Apa yang terjadi bila kita tak lagi bernafas?  Tak bernafas berarti mati.  Orang yang tidak lagi berdoa berarti mengalami kematian rohani.  Namun banyak orang Kristen yang malas sekali untuk berdoa, atau berdoa hanya saat merasa memerlukan Tuhan saja, padahal Kristus telah meninggalkan teladan bagaimana Ia selalu bertekun di dalam doa, membangun persekutuan yang karib dengan Bapa di sorga.

     Kristus bertindak tegas menguduskan Bait Suci karena Ia melihat Bait Suci telah disalahgunakan.  Bait Suci yang seharusnya menjadi tempat untuk beribadah dan berdoa malah dijadikan tempat untuk berjual beli.  Karena itu Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Suci, membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati  (Matius 21:12).  Kristus menegaskan,  "Rumah-Ku akan disebut rumah doa."  (ayat nas), tempat Roh Kudus hadir, tempat umat mempersembahkan seluruh keberadaan hidupnya sebagai persembahan kepada Tuhan  (Roma 12:1);  dan ketika Bait Suci kembali berfungsi sebagai rumah doa, sesuatu yang dahsyat terjadi:  orang-orang buta dan orang-orang timpang yang datang kepada Kristus di Bait Suci itu mengalami mujizat kesembuhan.  Rumah doa kini menjadi rumah pemulihan, di mana banyak yang dipulihkan hidupnya karena ada lawatan Tuhan.  Ketika melihat mujizat terjadi anak-anak pun memuji-muji Tuhan:  "Hosana bagi Anak Daud!"  (Matius 21:15),   "Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian..."  (Matius 21:16).  Ini penggenapan dari tulisan pemazmur:  "Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam."  (Mazmur 8:3).  Bait Suci menjadi rumah pujian!

     Setiap orang percaya adalah bait Tuhan dan bait Roh Kudus  (1 Korintus 3:16).  Ketika orang percaya mendisiplinkan diri dalam hal berdoa ia akan semakin dibersihkan dan dikuduskan oleh Tuhan, dan semakin dipakai Tuhan untuk menjadi saluran berkat dan saluran kuasa Tuhan bagi orang-orang yang dibawa dan datang kepadanya.  

Bait Tuhan yang tercemari oleh hal-hal duniawi menjadi penghalang bagi Tuhan untuk berkarya dan menyatakan kuasa-Nya!