Sunday, April 5, 2020

KETIKA TUHAN MENJAWAB 'TIDAK'

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 April 2020

Baca:  2 Samuel 12:1-25

"Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup."  2 Samuel 12:22

Bersukacita ketika Tuhan mengabulkan permohonan doa kita adalah hal wajar.  Namun bagaimana bila Tuhan menjawab TIDAK terhadap permohonan doa kita?  Bagaimana reaksi kita ketika mengetahui bahwa ternyata Tuhan tidak menjawab doa-doa kita?  Daud, sekalipun sudah diberitahu tentang konsekuensi yang harus ditanggung karena pelanggarannya, yaitu anaknya akan mati, masih terus memohon kepada Tuhan dan berpuasa.  Sebagai anak-anak-Nya kita berhak meminta segala sesuatu kepada Bapa di sorga, seperti tertulis:  "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."  (Matius 7:7).

     Ada tiga jawaban Tuhan untuk setiap permohonan doa kita:  1.  Ya, 2.  Tunggu, 3.  Tidak.  Kita harus berdoa kepada Tuhan dengan tidak jemu-jemu tanpa mengenal lelah, sampai kita mendapatkan jawaban dari Tuhan  (ya, tidak, atau tunggu).  Doa yang dipanjatkan dengan sungguh-sungguh dapat menggerakkan hati Tuhan untuk mengubah keputusannya.  Contohnya:  Hizkia mengalami sakit parah dan hampir mati, lalu ia berdoa memohon kesembuhan kepada Tuhan  (Yesaya 38:2-3), dan Tuhan menjawab,  "Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi,"  (Yesaya 38:5).  Berbeda dengan kasus yang dialami Daud, sekalipun ia terus berdoa disertai puasa, memohon belas kasihan Tuhan untuk anaknya agar tetap hidup, tetapi jawaban dari Tuhan adalah tidak;  dan pada hari yang ketujuh anaknya mati  (2 Samuel 12:18).  Daud pun bangkit dari pergumulannya karena ia sudah menerima jawaban dari Tuhan, sekalipun jawaban itu tidak seperti yang diharapkan.

     Apa pun jawaban yang Tuhan berikan, kita harus belajar bisa menerima tanpa rasa kecewa, karena Tuhan tahu yang terbaik untuk kita.  Banyak orang Kristen, yang ketika doa-doanya dijawab TIDAK oleh Tuhan, langsung marah.  Menjadi anak Tuhan tidaklah berarti semua yang kita minta pasti dituruti oleh Tuhan, karena apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut pandangan Tuhan.

Tuhan menjawab TIDAK bukan berarti Tuhan tidak mengasihi kita, tetaplah setia kepada Tuhan, karena Ia tahu yang terbaik untuk kita! 

Saturday, April 4, 2020

PENGIKUT KRISTUS YANG KUAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 April 2020

Baca:  Yesaya 35:1-10

"Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah. Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: 'Kuatkanlah hati, janganlah takut!'"  Yesaya 35:3-4

Memiliki sikap hati yang positif di segala situasi, serta kemampuan melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda  (dimensi iman)  adalah kunci untuk menjadi orang Kristen yang kuat.  Dengan memiliki respons hati yang positif kita akan terhindar dari rasa kuatir, takut, kecewa, cemas, putus asa dan sebagainya.  Karena memiliki respons hati yang selalu positif, orang akan menjalani hidup dengan penuh semangat.  Hidup di dunia ini memang diwarnai dengan berbagai permasalahan, tetapi orang yang punya semangat memiliki kekuatan untuk menghadapinya.  "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?"  (Amsal 18:14).

     Bagaimana supaya kita tetap bersemangat dalam menjalani hidup?  Arahkan pandangan hanya kepada Tuhan, imani setiap janji firman-Nya dan tekun menanti-nantikan pertolongan dari Tuhan.  "...orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."  (Yesaya 40:31).  Kita menjadi orang yang kuat bila kita menyadari bahwa di dalam Tuhan selalu ada jalan keluar untuk setiap permasalahan yang kita alami  (1 Korintus 10:13), dan bersama Tuhan kita pasti sanggup menanggung segala perkara  (Filipi 4:13).  Masalah bukan hanya melatih iman kita, tapi juga merupakan kesempatan untuk kita mengalami penggenapan janji-janji Tuhan.  Hadapilah setiap permasalahan dengan tenang dan tetaplah teguh berpegang pada janji firman Tuhan.  "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya."  (Yesaya 26:3).

     Tanamkan juga di dalam hati ini bahwa kesusahan sehari cukuplah untuk sehari saja, karena hari esok punya kesusahannya sendiri  (Matius 6:34).  Karena itu hiduplah dari sehari ke sehari dengan menyingkirkan segala ketakutan dan kecemasan,  "Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku."  (Ayub 3:25).

Jadilah orang Kristen yang kuat di segala situasi dengan menjaga hati supaya tidak terfokus pada besarnya masalah, tetapi kepada besarnya kuasa Tuhan.