Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Maret 2020
Baca: Amsal 16:1-33
"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." Amsal 16:32
Di zaman sekarang ini semua orang menyukai segala sesuatu yang serba instan. Dalam hal makanan saja orang lebih memilih makanan yang cepat saji (instan) dibanding harus repot-repot memasak. Dalam hal bekerja inginnya cepat dapat pekerjaan yang hebat, ingin cepat dapat gaji besar, ingin cepat naik jabatan, dan sebagainya. Apa-apa maunya serba instan, kalau bisa tidak perlu kerja keras, tidak perlu usaha mati-matian, tidak perlu merasakan beratnya suatu proses. Sungguh, tak banyak menemukan orang-orang yang punya kesabaran untuk menunggu, kesabaran untuk menjalani proses.
Punya kesabaran adalah sebuah ujian iman! Saat dihadapkan pada situasi atau keadaan yang sulit, adakah kita punya kesabaran untuk menantikan pertolongan dari Tuhan? Ataukah kita kehilangan kesabaran, lalu berpaling dari Tuhan untuk mencari pertolongan lain? Kesabaran adalah salah satu buah Roh yang harus dimiliki orang percaya (Galatia 5:22). Memang tidak mudah bagi kita untuk punya kesabaran: Bersabar menghadapi suami kasar, bersabar menghadapi isteri yang super bawel, bersabar menghadapi anak-anak yang nakal... terlebih lagi bersabar dalam menantikan jawaban doa dari Tuhan, bersabar menantikan janji Tuhan digenapi dalam hidup ini. Nabi Habakuk menguatkan, "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju
kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah
itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3).
Menanti sesuatu yang kita harapkan terkadang sangat menjenuhkan dan membutuhkan kesabaran ekstra, oleh sebab itu kita perlu melatih diri bagaimana menjadi orang yang sabar di segala situasi. Saul, karena mengalami ketakutan saat melihat tentara Filistin, tak sabar menantikan pertolongan dari Tuhan, lalu lari mencari pertolongan kepada arwah (1 Samuel 28:4-7). Bukankah tidak sedikit orang Kristen yang berlaku demikian? Tidak sabar menunggu waktu Tuhan bertindak, kita pun lari mencari pertolongan lain. Padahal Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Mahasanggup melakukan segala sesuatu di luar apa yang kita pikirkan.
Waktu Tuhan adalah yang terbaik, karena itu bersabarlah menantikan Dia bekerja.
Saturday, March 28, 2020
Friday, March 27, 2020
IMAN ARTINYA PERCAYA DAN TAAT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Maret 2020
Baca: Ibrani 11:1-10
"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Ibrani 11:1
Kehidupan Kristiani adalah sebuah perjalanan iman. Oleh karena itu kita harus membangun iman dari hari ke sehari melalui perenungan akan firman Tuhan, sebab "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17), dan tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Tuhan (Ibrani 11:6).
Dalam pasal 11 ini Alkitab memberikan teladan hidup melalui tokoh-tokoh iman. Mereka adalah orang-orang yang menjalani hidup dengan iman. Imanlah yang membuat mereka mampu bertahan di segala situasi dan karena iman, mereka mengalami penggenapan janji-janji Tuhan. Kata 'iman' (Inggris: faith) diterjemahkan dari kata Yunani pistis, utamanya digunakan dalam Perjanjian Baru. Bentuk kata kerja dari pistis adalah pisteuo, yang berarti percaya yang berlandaskan kebenaran firman Tuhan. 1. Iman berarti percaya meski belum melihat. Apakah kita tetap percaya kepada Tuhan, meski pertolongan belum datang? Atau kita bersikap seperti Tomas, yang mau percaya bila ada bukti? Tuhan berkata, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yohanes 20:29b). Nuh diperintahkan Tuhan untuk membuat bahtera, karena Tuhan hendak menghukum manusia dengan air bah. Nuh taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan meski ia belum melihat air bah itu. Bahkan Nuh harus mengalami pergumulan yang berat karena orang-orang sezamannya mengejek, mencemooh dan menganggap tindakannya itu suatu kebodohan. Akhirnya ketika air bah itu benar-benar datang dan menenggelamkan bumi, hanya Nuh dan keluarganya saja yang selamat.
2. Iman adalah taat melakukan kehendak Tuhan, apa pun resikonya. Banyak orang Kristen hanya menuntut agar Tuhan segera menjawab doanya, menyembuhkan sakitnya dan memulihkan ekonominya, tapi mereka tidak mau taat melakukan kehendak-Nya. Abraham taat ketika diperintahkan Tuhan untuk meninggalkan negeri dan sanak saudaranya dan pergi ke tempat yang tidak diketahuinya. Karena imannya ini Abraham diberkati Tuhan dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.
Iman tanpa ketaatan tak ada faedahnya, sebab iman tanpa perbuatan adalah mati!
Baca: Ibrani 11:1-10
"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Ibrani 11:1
Kehidupan Kristiani adalah sebuah perjalanan iman. Oleh karena itu kita harus membangun iman dari hari ke sehari melalui perenungan akan firman Tuhan, sebab "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17), dan tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Tuhan (Ibrani 11:6).
Dalam pasal 11 ini Alkitab memberikan teladan hidup melalui tokoh-tokoh iman. Mereka adalah orang-orang yang menjalani hidup dengan iman. Imanlah yang membuat mereka mampu bertahan di segala situasi dan karena iman, mereka mengalami penggenapan janji-janji Tuhan. Kata 'iman' (Inggris: faith) diterjemahkan dari kata Yunani pistis, utamanya digunakan dalam Perjanjian Baru. Bentuk kata kerja dari pistis adalah pisteuo, yang berarti percaya yang berlandaskan kebenaran firman Tuhan. 1. Iman berarti percaya meski belum melihat. Apakah kita tetap percaya kepada Tuhan, meski pertolongan belum datang? Atau kita bersikap seperti Tomas, yang mau percaya bila ada bukti? Tuhan berkata, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yohanes 20:29b). Nuh diperintahkan Tuhan untuk membuat bahtera, karena Tuhan hendak menghukum manusia dengan air bah. Nuh taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan meski ia belum melihat air bah itu. Bahkan Nuh harus mengalami pergumulan yang berat karena orang-orang sezamannya mengejek, mencemooh dan menganggap tindakannya itu suatu kebodohan. Akhirnya ketika air bah itu benar-benar datang dan menenggelamkan bumi, hanya Nuh dan keluarganya saja yang selamat.
2. Iman adalah taat melakukan kehendak Tuhan, apa pun resikonya. Banyak orang Kristen hanya menuntut agar Tuhan segera menjawab doanya, menyembuhkan sakitnya dan memulihkan ekonominya, tapi mereka tidak mau taat melakukan kehendak-Nya. Abraham taat ketika diperintahkan Tuhan untuk meninggalkan negeri dan sanak saudaranya dan pergi ke tempat yang tidak diketahuinya. Karena imannya ini Abraham diberkati Tuhan dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.
Iman tanpa ketaatan tak ada faedahnya, sebab iman tanpa perbuatan adalah mati!
Subscribe to:
Posts (Atom)