Friday, March 27, 2020

IMAN ARTINYA PERCAYA DAN TAAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Maret 2020

Baca:  Ibrani 11:1-10

"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."  Ibrani 11:1

Kehidupan Kristiani adalah sebuah perjalanan iman.  Oleh karena itu kita harus membangun iman dari hari ke sehari melalui perenungan akan firman Tuhan, sebab  "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."  (Roma 10:17), dan tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Tuhan  (Ibrani 11:6).

     Dalam pasal 11 ini Alkitab memberikan teladan hidup melalui tokoh-tokoh iman.  Mereka adalah orang-orang yang menjalani hidup dengan iman.  Imanlah yang membuat mereka mampu bertahan di segala situasi dan karena iman, mereka mengalami penggenapan janji-janji Tuhan.  Kata  'iman'  (Inggris:  faith)  diterjemahkan dari kata Yunani pistis, utamanya digunakan dalam Perjanjian Baru.  Bentuk kata kerja dari pistis adalah pisteuo, yang berarti percaya yang berlandaskan kebenaran firman Tuhan.  1.  Iman berarti percaya meski belum melihat.  Apakah kita tetap percaya kepada Tuhan, meski pertolongan belum datang?  Atau kita bersikap seperti Tomas, yang mau percaya bila ada bukti?  Tuhan berkata,  "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."  (Yohanes 20:29b).  Nuh diperintahkan Tuhan untuk membuat bahtera, karena Tuhan hendak menghukum manusia dengan air bah.  Nuh taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan meski ia belum melihat air bah itu.  Bahkan Nuh harus mengalami pergumulan yang berat karena orang-orang sezamannya mengejek, mencemooh dan menganggap tindakannya itu suatu kebodohan.  Akhirnya ketika air bah itu benar-benar datang dan menenggelamkan bumi, hanya Nuh dan keluarganya saja yang selamat.

     2.  Iman adalah taat melakukan kehendak Tuhan, apa pun resikonya.  Banyak orang Kristen hanya menuntut agar Tuhan segera menjawab doanya, menyembuhkan sakitnya dan memulihkan ekonominya, tapi mereka tidak mau taat melakukan kehendak-Nya.  Abraham taat ketika diperintahkan Tuhan untuk meninggalkan negeri dan sanak saudaranya dan pergi ke tempat yang tidak diketahuinya.  Karena imannya ini Abraham diberkati Tuhan dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.

Iman tanpa ketaatan tak ada faedahnya, sebab iman tanpa perbuatan adalah mati!

Thursday, March 26, 2020

APA YANG SAUDARA PIKIRKAN?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Maret 2020

Baca:  Roma 8:1-17

"Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh."  Roma 8:5

Pikiran adalah pemimpin untuk setiap tindakan kita, seperti tertulis:  "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia."  (Amsal 23:7a).  Dalam Alkitab versi King James Version dinyatakan:  "Sebagaimana dia berpikir dalam hatinya, demikianlah ia."  Sedangkan Alkitab terjemahan lain menyatakan:  "Sebagaimana seorang manusia berpikir dalam hatinya, demikianlah dia jadinya."  Ternyata, apa yang ada di pikiran orang membawa pengaruh besar bagi kehidupannya.  Bila yang kita pikirkan adalah hal-hal kedagingan  (duniawi), maka kita pun akan bertindak menurut keinginan daging.  Apa yang kita perbuat semata-mata untuk menyenangkan dan memuaskan keinginan daging kita.  Sebaliknya, bila yang ada di pikiran adalah perkara-perkara rohani, kita pun akan menjalani hidup ini sesuai dengan pimpinan Roh Kudus.

     Pikiran kita adalah medan peperangan yang sesungguhnya.  Berperang melawan siapa?  "...perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara."  (Efesus 6:12).  Musuh kita adalah Iblis, yang dengan segala siasat dan tipu muslihatnya berusaha untuk menyerang pikiran manusia dengan menawarkan pemikiran-pemikiran yang keliru kepada setiap orang, lalu menancapkan panah ketakutan, kebimbangan, kekuatiran, keraguan, ketidakpercayaan, dan sebagainya.  Iblis tahu persis apa yang menjadi titik lemah manusia.  Karena itu Iblis berusaha untuk merebut  'wilayah'  dalam pikiran manusia.  Bila pikiran manusia sudah ditaklukkan dan dikendalikan, maka wilayah-wilayah lain akan dengan mudah direbut.

     Agar bisa menang dari tipu daya Iblis kita harus mempersenjatai diri dengan firman Tuhan.  "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku...kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."  (Yohanes 8:31-32).  Firman Tuhan akan memerdekakan kita dari belenggu pikiran-pikiran negatif  (jahat).  Perbaharui terus pikiran dengan firman Tuhan setiap hari supaya kita dapat menangkis serangan Iblis.

Pikiran yang dipenuhi firman Tuhan akan menuntun kita untuk tunduk pada pimpinan Roh Kudus, sehingga yang kita pikirkan adalah hal-hal dari Roh.