Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Maret 2020
Baca: Mazmur 32:1-11
"Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau
dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak
melandanya." Mazmur 32:6
Semua orang mengakui bahwa hidup di akhir zaman ini semakin hari semakin sulit, tantangan yang harus kita hadapi pun kian bertambah-tambah. Karena itu firman Tuhan memperingatkan kita agar semakin tekun berdoa dan berjaga-jaga, serta waspada, karena di sekeliling kita ada Iblis yang selalu berkeliling seperti singa kelaparan yang siap menerkam orang-orang yang sedang lengah (1 Petrus 5:8). Mangsa Iblis adalah orang-orang percaya, karena orang-orang dunia sudah berada di dalam cengkeramannya. Iblis mencari musuh-musuhnya yaitu orang percaya yang tidak berdoa dan tidak berjaga-jaga.
Kunci utama untuk bisa menang melawan setiap pencobaan dalam hidup ini adalah melalui doa. Itulah sebabnya, Kristus menegor Petrus saat berada di taman Getsemani, yang kedapatan sedang tertidur: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:40b-41). Sesungguhnya, roh mereka mau berdoa, tetapi daging lemah. Karena tidak berdoa, murid-murid tidak siap menghadapi pencobaan. Sewaktu Kristus ditangkap di taman Getsemani, tempat dimana Kristus sedang berdoa, "...semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri." (Markus 14:50). Juga, Petrus sempat menyangkal Kristus sebanyak tiga kali karena mengalami ketakutan. Banyak orang Kristen meremehkan jam-jam doa mereka. Mereka jarang sekali berdoa, bahkan ada pula yang tidak pernah berdoa, padahal dibalik doa tersimpan kekuatan yang teramat dahsyat. Doa seharusnya menjadi nafas hidup kita!
Bila orang saleh berdoa Ia akan meluputkan dari kesulitan dan kesukaran. Ketika kita tekun berdoa ada jaminan perlindungan Tuhan. Tuhan pasti menggenapi firman-Nya. "Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur." (Kolose 4:2), artinya senantiasa berdoa dengan disiplin. Senantiasa berdoa artinya tanpa masalah, capai, terlalu sibuk, "Tetaplah berdoa." (1 Tesalonika 5:17).
Doa yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16b).
Catatan:
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas
kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati. Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah." (Roma 9:15-16).
Saturday, March 14, 2020
Friday, March 13, 2020
YANG LAYAK MENGHAMPIRI TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Maret 2020
Baca: Mazmur 24:1-10
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" Mazmur 24:3
Pemazmur menegaskan bahwa tidak semua orang dapat naik ke gunung Tuhan. Kata 'gunung' mempunyai pengertian: kemuliaan Tuhan dan tempat kediaman Tuhan. Hanya orang-orang pilihan yang dapat naik ke 'gunung' Tuhan, sebab Tuhan adalah kudus, tanpa kekudusan tak seorang pun layak untuk menghampiri takhta-Nya. Rasul Petrus mengingatkan, "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:15-16). Seseorang tak dapat melihat Tuhan tanpa kekudusan hidup dan tanpa kesucian hati. Yang boleh naik ke gunung Tuhan adalah "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu." (Mazmur 24:4).
Jelas sekali bahwa tidak sembarang orang dilayakkan untuk menghampiri hadirat Tuhan! 1. Orang yang bersih tangannya. Bersih artinya tidak bersalah atau bebas dari kesalahan, sedangkan 'tangan' berbicara tindakan. Orang yang bersih tangannya adalah orang yang memiliki tindakan atau perbuatan yang tidak bercela. Tidak ada manusia yang bebas dari kesalahan, tapi "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9), dan bertobat, Tuhan berkenan menerima kita. 2. Orang yang memiliki hati yang murni. Ini berbicara tentang motivasi hati atau kekudusan batin seseorang. Hanya orang yang murni hatinya akan melihat Tuhan (Matius 5:8). Hati yang murni adalah tulus, tidak ada maksud-maksud terselubung, transparan, apa adanya, tidak ada kepalsuan, bersih, jernih, dan tidak ada hal-hal jahat yang tersimpan di dalam hati.
Karena itu kita harus menjaga hati kita, sebab dari hati akan terpancar kehidupan (Amsal 4:23); Hati kita dapat menentukan arah hidup kita, karena dari hati timbul segala yang jahat (Matius 15:19). Bila hati kita ini bersih, maka ucapan yang keluar dari mulut kita pun bersih, "Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati." (Matius 12:34b). Isi perbendaharaan hati kita dengan firman Tuhan setiap hari!
Kejar perkenanan Tuhan supaya kita layak datang ke gunung-Nya yang kudus!
Baca: Mazmur 24:1-10
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" Mazmur 24:3
Pemazmur menegaskan bahwa tidak semua orang dapat naik ke gunung Tuhan. Kata 'gunung' mempunyai pengertian: kemuliaan Tuhan dan tempat kediaman Tuhan. Hanya orang-orang pilihan yang dapat naik ke 'gunung' Tuhan, sebab Tuhan adalah kudus, tanpa kekudusan tak seorang pun layak untuk menghampiri takhta-Nya. Rasul Petrus mengingatkan, "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:15-16). Seseorang tak dapat melihat Tuhan tanpa kekudusan hidup dan tanpa kesucian hati. Yang boleh naik ke gunung Tuhan adalah "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu." (Mazmur 24:4).
Jelas sekali bahwa tidak sembarang orang dilayakkan untuk menghampiri hadirat Tuhan! 1. Orang yang bersih tangannya. Bersih artinya tidak bersalah atau bebas dari kesalahan, sedangkan 'tangan' berbicara tindakan. Orang yang bersih tangannya adalah orang yang memiliki tindakan atau perbuatan yang tidak bercela. Tidak ada manusia yang bebas dari kesalahan, tapi "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9), dan bertobat, Tuhan berkenan menerima kita. 2. Orang yang memiliki hati yang murni. Ini berbicara tentang motivasi hati atau kekudusan batin seseorang. Hanya orang yang murni hatinya akan melihat Tuhan (Matius 5:8). Hati yang murni adalah tulus, tidak ada maksud-maksud terselubung, transparan, apa adanya, tidak ada kepalsuan, bersih, jernih, dan tidak ada hal-hal jahat yang tersimpan di dalam hati.
Karena itu kita harus menjaga hati kita, sebab dari hati akan terpancar kehidupan (Amsal 4:23); Hati kita dapat menentukan arah hidup kita, karena dari hati timbul segala yang jahat (Matius 15:19). Bila hati kita ini bersih, maka ucapan yang keluar dari mulut kita pun bersih, "Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati." (Matius 12:34b). Isi perbendaharaan hati kita dengan firman Tuhan setiap hari!
Kejar perkenanan Tuhan supaya kita layak datang ke gunung-Nya yang kudus!
Subscribe to:
Comments (Atom)