Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Maret 2020
Baca: Ulangan 4:21-40
"Apabila engkau dalam keadaan terdesak dan segala hal ini menimpa engkau di kemudian hari, maka engkau akan kembali kepada TUHAN,..." Ulangan 4:30
Masalah, kesukaran, penderitaan dan hal-hal buruk yang terjadi dalam kehidupan kita, Tuhan mengetahuinya. Timbul pertanyaan: "Kalau Tuhan sudah mengetahuinya, mengapa Dia membiarkan hal ini terjadi?" Ketahuilah, Tuhan punya rencana di balik masalah yang kita alami. Jika setiap permasalahan Tuhan singkirkan, maka iman kita tidak akan pernah bertumbuh; jika setiap permasalahan Tuhan singkirkan, kita tidak dapat belajar berharap dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Oleh karenanya Tuhan mengajar kita untuk berharap dan bersandar kepada-Nya, serta mendekatkan kita kepada-Nya, dimana salah satu cara yang Tuhan pakai adalah melalui masalah atau kesukaran yang kita alami.
Saat keadaan baik-baik saja, tanpa masalah, kita sering merasa tak membutuhkan Tuhan. Kita tak sungguh-sungguh dalam ibadah dan doa. Perkara-perkara rohani kita remehkan. Tapi begitu menghadapi masalah yang berat dan benar-benar terjepit, barulah kita menjerit kepada Tuhan, berseru-seru minta pertolongan dari-Nya. "Apabila
engkau dalam keadaan terdesak dan segala hal ini menimpa engkau di
kemudian hari, maka engkau akan kembali kepada TUHAN,..." (ayat nas). Ketika mengalami masalah yang teramat pelik, menemui jalan buntu, dan terjepit, barulah kita menjerit kepada Tuhan dan mendekati Dia. Pemazmur menyadari akan hal ini. "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." (Mazmur 119:67, 71). Ketika semua berjalan dengan baik banyak orang melupakan dan meninggalkan, lebih mengasihi dunia dengan segala berhalanya. Begitu krisis melanda, sakit-penyakit mendera dan dokter sudah angkat tangan, barulah orang teringat kepada Tuhan dan mencari wajah-Nya.
Inilah yang dilakukan bangsa Israel: saat keadaan baik dan nyaman mereka melupakan Tuhan, meremehkan peringatan-Nya dan berpaling kepada ilah lain. "...di sana kamu akan beribadah kepada allah, buatan tangan manusia, dari
kayu dan batu, yang tidak dapat melihat, tidak dapat mendengar, tidak
dapat makan dan tidak dapat mencium." (Ulangan 4:28).
Mencari Tuhan hanya saat perlu sama artinya tidak menghormati Tuhan!
Sunday, March 8, 2020
Saturday, March 7, 2020
TOTALITAS DALAM MENGIKUT KRISTUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Maret 2020
Baca: Matius 8:18-22
"Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Matius 8:19
Mengikut Kristus itu tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, tidak ada istilah setengah-setengah, apalagi hanya asal-asalan atau ala kadarnya. Mengikut Kristus harus sepenuh hati (total service) dengan komitmen yang tinggi. Dalam dunia kerja sekuler saja seorang pekerja dituntut untuk memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaannya.
Apakah kita sudah mengikut Kristus secara total? Sejauh mana loyalitas kita kepada Kristus? Apakah selama ini kita melayani Tuhan sepenuh hati, tanpa embel-embel lain? Ataukah pelayanan kita kepada Tuhan karena suatu tendensi: karena uang atau demi popularitas? "'Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.' Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya: 'Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.'" (Matius 8:20-21). Tuhan menegaskan, "Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka." (Matius 8:22). Menjadi pengikut Kristus sejati di masa sekarang ini tidaklah mudah, sebab ada banyak sekali tantangan dan hambatan, yang membua orang mudah sekali berubah dan tidak lagi setia. Mengikut Kristus berarti kita harus mengarahkan pandangan hanya kepada Kristus saja. "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman," (Ibrani 12:2). Banyak orang Kristen yang arah pandangannya bukan lagi kepada Kristus melainkan tertuju kepada perkara-perkara yang ada di dunia ini. Kita lebih mencintai dunia daripada mengasihi Tuhan. Kita lebih mengikuti kenendak dan keinginan diri sendiri daripada harus tunduk kepada kehendak Tuhan.
Ada harga yang harus dibayar untuk mengikut Kristus, karena Kristus telah terlebih dahulu mengorbankan hidup-Nya untuk menebus dosa-dosa kita dengan darah-Nya, "...yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:19). Kristus telah mengangkat kita dari lumpur dosa dan menyelamatkan kita, maka sudah sepatutnyalah kita mempersembahkan hidup ini sepenuhnya untuk kemuliaan nama-Nya dan melayani Tuhan dengan hati yang takut akan Dia.
"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" 1 Korintus 6:20
Baca: Matius 8:18-22
"Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Matius 8:19
Mengikut Kristus itu tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, tidak ada istilah setengah-setengah, apalagi hanya asal-asalan atau ala kadarnya. Mengikut Kristus harus sepenuh hati (total service) dengan komitmen yang tinggi. Dalam dunia kerja sekuler saja seorang pekerja dituntut untuk memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaannya.
Apakah kita sudah mengikut Kristus secara total? Sejauh mana loyalitas kita kepada Kristus? Apakah selama ini kita melayani Tuhan sepenuh hati, tanpa embel-embel lain? Ataukah pelayanan kita kepada Tuhan karena suatu tendensi: karena uang atau demi popularitas? "'Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.' Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya: 'Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.'" (Matius 8:20-21). Tuhan menegaskan, "Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka." (Matius 8:22). Menjadi pengikut Kristus sejati di masa sekarang ini tidaklah mudah, sebab ada banyak sekali tantangan dan hambatan, yang membua orang mudah sekali berubah dan tidak lagi setia. Mengikut Kristus berarti kita harus mengarahkan pandangan hanya kepada Kristus saja. "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman," (Ibrani 12:2). Banyak orang Kristen yang arah pandangannya bukan lagi kepada Kristus melainkan tertuju kepada perkara-perkara yang ada di dunia ini. Kita lebih mencintai dunia daripada mengasihi Tuhan. Kita lebih mengikuti kenendak dan keinginan diri sendiri daripada harus tunduk kepada kehendak Tuhan.
Ada harga yang harus dibayar untuk mengikut Kristus, karena Kristus telah terlebih dahulu mengorbankan hidup-Nya untuk menebus dosa-dosa kita dengan darah-Nya, "...yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:19). Kristus telah mengangkat kita dari lumpur dosa dan menyelamatkan kita, maka sudah sepatutnyalah kita mempersembahkan hidup ini sepenuhnya untuk kemuliaan nama-Nya dan melayani Tuhan dengan hati yang takut akan Dia.
"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" 1 Korintus 6:20
Subscribe to:
Posts (Atom)