Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Maret 2020
Baca: Roma 12:9-21
"Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik." Roma 12:9
Awal untuk memiliki karakter yang baik dalam diri orang percaya adalah ketika ia 'dilahirkan kembali' dan hidup dalam pertobatan. Saat orang mengalami 'kelahiran baru', Tuhan memberikan hati yang baru: "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu
dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan
kepadamu hati yang taat." (Yehezkiel 36:26).
Sebelum hidup di dalam Kristus kita ini jauh dari persekutuan dengan Bapa, sebab keberadaan Bapa adalah kudus, sedangkan kita adalah berdosa. Namun setelah kita percaya dan menyerahkan hidup kepada Kristus, yang telah mengorbankan nyawa-Nya untuk menebus dosa-dosa kita, kita diperdamaikan dengan Bapa. Di dalam Kristus, kini kita menjadi ciptaan baru. "Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik." (2 Timotius 3:17). Sebagai ciptaan baru adalah mutlak untuk kita memiliki kehidupan yang selalu berbuahkan kebaikan. Kata 'baik' memiliki arti: tiada ada kekurangan atau cacat. Kata Yunani untuk 'kebaikan' adalah agathosune yang artinya: kemurahan dalam wujud yang sebenarnya; sebuah kebajikan yang dilengkapi dengan tindakan, atau kecenderungan untuk mempunyai niat yang baik dan melakukan apa yang baik tersebut.
Dunia ini penuh dengan segala bentuk kejahatan dan hati orang-orang cenderung membuahkan kejahatan semata, namun orang percaya berani melawan arus untuk menjauhi segala kejahatan dan melakukan kebaikan. Apa yang kita putuskan untuk kita lihat, kita baca, kita dengar dan kita pikirkan, akan memengaruhi bagaimana kita berperilaku. Kunci untuk punya kehidupan yang baik adalah melekat kepada Tuhan dan tinggal di dalam firman-Nya, sebab firman Tuhan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16). Karena kita sudah menerima semua yang baik dari Tuhan, maka kebaikan yang telah kita terima juga harus terpancar keluar.
Ciri hidup seorang yang sudah lahir baru di dalam Kristus adalah punya kehidupan yang selalu berbuahkan kebaikan!
Wednesday, March 4, 2020
Tuesday, March 3, 2020
TUHAN SUMBER PENGHARAPAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Maret 2020
Baca: Mazmur 71:1-24
"Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda..." Mazmur 71:5
Sejak dari usia muda Daud sudah belajar menaruh harapannya hanya kepada Tuhan. Daud sadar benar bahwa Tuhan adalah satu-satunya tempat sandaran dan pengharapan hidup, bukan yang lain. "Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku; Engkau yang selalu kupuji-puji." (Mazmur 71:6).
Daud menyadari bahwa manusia tidak selamanya muda dan perkasa. Semua pasti akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu: yang muda menjadi tua, yang kuat dan gagah lambat laun akan melemah kekuatannya. Karena itu Daud memohon kepada Tuhan, "Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis." (Mazmur 71:9). Begitu pula segala perkara yang ada di dunia ini tidak bisa diharapkan dan tak mampu memberikan pengharapan yang pasti. Apalagi berharap kepada manusia, termasuk keluarga, saudara, anak-anak, teman atau sahabat, kita akan kecewa. Firman Tuhan sudah memperingatkan, "Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat." (Mazmur 144:4). Mari kita teladani sikap Daud yang hanya bergantung dan menaruh pengharapan kepada Tuhan. Bila kita menaruh harap kepada Tuhan, kita tidak akan pernah dikecewakan-Nya, karena Dia tidak pernah akan berubah. Tuhan berjanji, "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4).
Apa dan siapa sumber pengharapan Saudara? Adalah salah besar jika Saudara menaruh pengharapan kepada orang-orang yang Saudara anggap hebat dan kuat. "Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?" (Yesaya 2:22), dan "...jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati." (1 Timotius 6:17). Tuhan adalah Batu Karang yang teguh, Dialah sumber pengharapan bagi kita orang percaya.
"TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia." Ratapan 3:25
Baca: Mazmur 71:1-24
"Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda..." Mazmur 71:5
Sejak dari usia muda Daud sudah belajar menaruh harapannya hanya kepada Tuhan. Daud sadar benar bahwa Tuhan adalah satu-satunya tempat sandaran dan pengharapan hidup, bukan yang lain. "Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku; Engkau yang selalu kupuji-puji." (Mazmur 71:6).
Daud menyadari bahwa manusia tidak selamanya muda dan perkasa. Semua pasti akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu: yang muda menjadi tua, yang kuat dan gagah lambat laun akan melemah kekuatannya. Karena itu Daud memohon kepada Tuhan, "Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis." (Mazmur 71:9). Begitu pula segala perkara yang ada di dunia ini tidak bisa diharapkan dan tak mampu memberikan pengharapan yang pasti. Apalagi berharap kepada manusia, termasuk keluarga, saudara, anak-anak, teman atau sahabat, kita akan kecewa. Firman Tuhan sudah memperingatkan, "Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat." (Mazmur 144:4). Mari kita teladani sikap Daud yang hanya bergantung dan menaruh pengharapan kepada Tuhan. Bila kita menaruh harap kepada Tuhan, kita tidak akan pernah dikecewakan-Nya, karena Dia tidak pernah akan berubah. Tuhan berjanji, "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4).
Apa dan siapa sumber pengharapan Saudara? Adalah salah besar jika Saudara menaruh pengharapan kepada orang-orang yang Saudara anggap hebat dan kuat. "Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?" (Yesaya 2:22), dan "...jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati." (1 Timotius 6:17). Tuhan adalah Batu Karang yang teguh, Dialah sumber pengharapan bagi kita orang percaya.
"TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia." Ratapan 3:25
Subscribe to:
Posts (Atom)