Saturday, February 1, 2020

ADA YANG DIIJINKAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Februari 2020

Baca:  2 Korintus 12:1-10

"'Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.' Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku."  2 Korintus 12:9

Bila ada orang sedang tertimpa masalah biasanya kita langsung melontarkan perkataan yang menyudutkan dan menuduh.  Kita menganggap orang itu tak punya iman atau ada dosa-dosa yang belum dibereskan.  Padahal kita semua tahu bahwa penyebab dari masalah itu bermacam-macam.  Ada masalah yang diakibatkan oleh kesalahan atau perbuatan diri sendiri, seperti yang disadari oleh Daud:  "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu."  (Mazmur 119:67).  Tetapi ada masalah yang memang diijinkan Tuhan untuk kita alami.

     Jika Tuhan ijinkan masalah kita alami tentunya Tuhan punya maksud dan rencana.  Seringkali Tuhan memakai masalah untuk beberapa maksud:  melatih kerendahan hati, membawa kita semakin mendekat kepada-Nya, menguji kualitas iman, dan sebagai persiapan untuk menerima berkat-Nya.  Rasul Paulus dipakai Tuhan secara luar biasa, tapi juga diijinkan mengalami masalah oleh karena nama Tuhan.  "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan. Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."  (Roma 8:37-39).

     Sekalipun masalah yang dialaminya teramat berat, tak ada alasan bagi Paulus mengeluh dan bersungut-sungut karena masalahnya tak sebanding dengan kebesaran kasih Tuhan dan kedahsyatan kuasa-Nya.  "Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat."  (2 Korintus 12:10).

"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  Filipi 4:13

Friday, January 31, 2020

SAATNYA UNTUK BERDIAM DIRI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Januari 2020

Baca:  Mazmur 46:1-12

"Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!"  Mazmur 46:11

Panik, gelisah, kalut, kacau, stres, cemas dan kuatir, itulah reaksi yang seringkali timbul ketika kita berada dalam masalah yang berat.  Kemudian kita berusaha sekuat tenaga agar bisa terlepas dari masalah yang ada dengan secepat mungkin.  Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa ada saat-saat tertentu kita perlu berdiam diri dan menenangkan diri, sebab bila kita tidak tenang dan hati terus bergelora saat masalah datang, maka sulit bagi kita untuk membuat tindakan yang tepat, karena pikiran kita sedang tidak sehat.

     Berdiam diri artinya tenang, tidak mengadakan reaksi-reaksi keras.  Sikap tenang ini sangat diperlukan untuk mencapai tujuan dan doa kita kepada Tuhan, karena  "...dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."  (Yesaya 30:15b).  Berkenaan dengan hal ini Daud memiliki banyak pengalaman dengan Tuhan.  Oleh sebab itu ketika sedang dalam masalah, Daud berusaha untuk selalu mengingat-ingat semua kebaikan dan pertolongan Tuhan dalam hidupnya, sekalipun secara kasat mata masalah yang dihadapinya seolah-olah menemui jalan buntu dan tidak ada harapan.  "Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan. Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: 'Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!'"  (Mazmur 116:3-4).  Daud percaya bahwa Tuhan pasti memberikan pertolongan tepat pada waktunya, karena itu ia memerintahkan jiwanya untuk kembali tenang.  "Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu."  (Mazmur 116:7).  Seberat apa pun masalah yang kita alami saat ini, hendaklah kita tetap tenang, supaya kita dapat berdoa.

     Ketika para murid berada di atas perahu dan sedang diombang-ambingkan oleh gelombang karena angin sakal, mereka sangat panik, suasana pun semakin mencekam ketika mereka melihat ada seorang yang berjalan di atas air, yang disangkanya adalah hantu.  Mereka berteriak sekencang-kencanganya karena takut.  Berkatalah Tuhan kepada mereka,  "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"  (Matius 14:27).

Tenang mencerminkan suatu kemantapan hati dan keyakinan bahwa Tuhan pasti sanggup melakukan segala perkara bagi kita!