Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Januari 2020
Baca: Matius 24:29-36
"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." Matius 24:35
Membaca firman Tuhan (Alkitab) setiap hari dan merenungkan firman itu siang dan malam adalah bagian penting dalam hidup orang percaya. Tapi sayang, banyak orang Kristen menganggap remeh dan sepele hal membaca firman Tuhan ini, itulah sebabnya mereka jarang sekali membuka Alkitab, kecuali kalau pergi ke gereja.
Perhatikan apa yang Tuhan nasihatkan kepada Yosua, saat ia dipercaya untuk memimpin bangsa Israel, menggantikan Musa, "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam,
supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di
dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau
akan beruntung." (Yosua 1:8). Jelas sekali dinyatakan bahwa kunci supaya perjalanan hidup kita berhasil dan beruntung (diberkati) adalah kita harus tekun membaca firman Tuhan, memperkatakan, merenungkan siang dan malam, dan melakukannya. Firman Tuhan akan membantu kita berdiri tetap kuat dalam masa-masa yang sulit. "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Membaca firman-Nya setiap hari dan merenungkannya membuat hidup kita makin berkenan kepada Tuhan, karena kita telah membentuk suatu pola hidup sesuai kehendak-Nya. Itulah kunci untuk diberkati Tuhan!
Tak seorang pun sanggup membangun rumah yang tahan terhadap terjangan angin, badai dan banjir, tanpa terlebih dahulu membangun pondasi yang kuat bagi rumah itu. Begitu pula dalam bangunan rumah rohani kita, juga harus dibangun di atas dasar firman Tuhan sebagai pondasinya. "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian
turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,
tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu." (Matius 7:24-25). Doa adalah kunci berikutnya. Doa adalah kekuatan rohani yang sanggup mematahkan setiap siasat Iblis. Karena itu "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya" (Efesus 6:18b)
Firman Tuhan dan doa adalah kunci penting mencapai keberhasilan hidup!
Catatan:
"'Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.' Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah." Roma 9:15-16
Friday, January 24, 2020
Thursday, January 23, 2020
IBADAH TIDAK BISA MAIN-MAIN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Januari 2020
Baca: Pengkhotbah 4:17, 5:1-6
"Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah ! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat." Pengkhotbah 4:17
Ibadah itu bukanlah sekedar aktivitas rohani yang biasa kita lakukan di gereja setiap hari Minggu atau saat menghadiri persekutuan-persekutuan. Banyak orang Kristen menganggap bahwa ibadah kepada Tuhan adalah perkara yang biasa atau sekedar kewajiban yang harus dikerjakan. Perhatikan baik-baik! Ibadah itu bukan sekedar duduk, menyanyi, mendengarkan koor, mendengarkan kesaksian, memberikan persembahan (kolekte), dan mendengarkan hamba Tuhan berkhotbah.
Melalui renungan ini kita diingatkan tentang pentingnya arti ibadah. Ibadah yang dilakukan dengan sembarangan, tanpa kesungguhan hati dan takut akan Tuhan, tidak akan menghasilkan kuasa. Karena itu "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah ! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat." (ayat nas). Kata 'jagalah' mengandung unsur kewaspadaan, karena setiap orang selalu mengalami pergumulan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tempat ibadah. Tujuan kita datang beribadah ke rumah Tuhan adalah untuk bertemu dengan Tuhan secara pribadi, melihat wajah-Nya dan merasakan hadirat-Nya, serta untuk mendengar pengajaran firman Tuhan. Inilah esensi ibadah!
Saat kita beribadah kepada Tuhan sesungguhnya kita juga sedang berada di dalam peperangan rohani, yaitu apakah kita benar-benar mencari hadirat Tuhan atau mencari yang lain. Tidak sadarkah kita bahwa ketika kita melangkah ke rumah Tuhan, kita sedang menuju takhta Tuhan yang Mahakudus? Pemazmur menyatakan, "TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus;" (Mazmur 11:4a), dan orang yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus adalah "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN" (Mazmur 24:4-5).
Ibadah yang berkenan kepada Tuhan pasti mendatangkan berkat dan pemulihan!
Baca: Pengkhotbah 4:17, 5:1-6
"Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah ! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat." Pengkhotbah 4:17
Ibadah itu bukanlah sekedar aktivitas rohani yang biasa kita lakukan di gereja setiap hari Minggu atau saat menghadiri persekutuan-persekutuan. Banyak orang Kristen menganggap bahwa ibadah kepada Tuhan adalah perkara yang biasa atau sekedar kewajiban yang harus dikerjakan. Perhatikan baik-baik! Ibadah itu bukan sekedar duduk, menyanyi, mendengarkan koor, mendengarkan kesaksian, memberikan persembahan (kolekte), dan mendengarkan hamba Tuhan berkhotbah.
Melalui renungan ini kita diingatkan tentang pentingnya arti ibadah. Ibadah yang dilakukan dengan sembarangan, tanpa kesungguhan hati dan takut akan Tuhan, tidak akan menghasilkan kuasa. Karena itu "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah ! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat." (ayat nas). Kata 'jagalah' mengandung unsur kewaspadaan, karena setiap orang selalu mengalami pergumulan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tempat ibadah. Tujuan kita datang beribadah ke rumah Tuhan adalah untuk bertemu dengan Tuhan secara pribadi, melihat wajah-Nya dan merasakan hadirat-Nya, serta untuk mendengar pengajaran firman Tuhan. Inilah esensi ibadah!
Saat kita beribadah kepada Tuhan sesungguhnya kita juga sedang berada di dalam peperangan rohani, yaitu apakah kita benar-benar mencari hadirat Tuhan atau mencari yang lain. Tidak sadarkah kita bahwa ketika kita melangkah ke rumah Tuhan, kita sedang menuju takhta Tuhan yang Mahakudus? Pemazmur menyatakan, "TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus;" (Mazmur 11:4a), dan orang yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus adalah "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN" (Mazmur 24:4-5).
Ibadah yang berkenan kepada Tuhan pasti mendatangkan berkat dan pemulihan!
Subscribe to:
Posts (Atom)