Wednesday, January 22, 2020

TAK PERLU TAKUT, TUHAN BERSAMA KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Januari 2020

Baca:  Yesaya 51:1-23

"Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati, terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput,"  Yesaya 51:12

Ketakutan menjadi persoalan terbesar dalam hidup manusia hari-hari ini.  Contoh kasus seorang artis terkenal atau bos besar rela mengeluarkan banyak uang demi menyewa bodyguard untuk mengawal dan menjaganya agar aman dan terlindungi dari orang-orang yang berniat jahat.  Ketika orang membangun rumah, unsur keamanan menjadi perhatian utama:  pasang pagar berduri, alarm, pasang CCTV di setiap sudut ruangan, agar rumahnya tidak dibobol maling.  Intinya, banyak orang dihantui oleh rasa takut.

     Bagaimana pun situasinya, firman Tuhan menguatkan kita agar tidak takut,  "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."  (2 Timotius 1:7).  Dalam praktiknya masih banyak orang percaya hidup dalam ketakutan.  Ada banyak faktor yang membuat orang dihantui oleh rasa takut:  1.  Hidup jauh dari Tuhan.  Semakin kita meninggalkan Tuhan dan hidup jauh dari hadirat-Nya, semakin kita hidup dalam ketakutan.  Sebaliknya, Alkitab menyatakan bahwa jika Tuhan ada di pihak kita, tidak ada yang dapat melawan kita, tidak ada yang perlu ditakutkan.  Jadi, selama kita dekat dengan Tuhan dan hidup dalam kuasa-Nya, tidak ada alasan untuk kita menjadi takut, karena kita percaya bahwa janji Tuhan ya dan amin.  Bahkan  "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."  (1 Korintus 2:9).

     2.  Hidup dalam ketidaktaatan.  Karena tahu sudah melanggar perintah Tuhan, Adam dan Hawa pun menjadi takut.  "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."  (Kejadian 3:10).  Kita harus menjadi orang yang taat, sebab ketaatan mendatangkan berkat dari Tuhan.

Selama kita hidup dekat dengan Tuhan dan taat kepada-Nya, kita pasti dijaga Tuhan seperti biji mata-Nya sendiri.

Tuesday, January 21, 2020

KRISTUS ADALAH JURUSELAMAT KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Januari 2020

Baca:  Yesaya 43:8-21

"Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku."  Yesaya 43:11

Sering dijumpai ada banyak orang Kristen merasa malu membuka jati dirinya sebagai pengikut Kristus di hadapan orang-orang dunia.  Sebagai pengikut Kristus  (Kristen)  seharusnya kita berbangga hati, sebab kita memiliki seorang Juruselamat.  Karena kita memiliki Juruselamat maka ada jaminan keselamatan kekal bagi kita yang percaya kepada-Nya.  Orang-orang dunia menganggap bahwa Kristus itu tak lebih dari seorang pemimpin rohani bagi umat Kristen, atau nabi yang kualitasnya tak jauh berbeda dengan nabi-nabi lainnya.  Salah besar!  Kristus itu bukan hanya pemimpin rohani, bukan hanya nabi, tapi Dia adalah Tuhan dan Sang Juruselamat,  "...tidak ada juruselamat selain dari Aku."  (Hosea 13:4), sebab:  "keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."  (Kisah 4:12).

     Alkitab menyatakan bahwa barangsiapa percaya kepada Kristus tidak akan mengalami kebinasaan, melainkan beroleh jaminan hidup yang kekal  (Yohanes 3:16).  Sebagai Juruselamat, Kristus rela mengorbankan nyawa-Nya mati di kayu salib untuk menebus dosa kita. Dosalah yang membuat manusia hidup terpisah dan jauh dari Bapa;  dosalah yang membuat manusia berada di dalam kebinasaan kekal;  dosalah yang membuat manusia hidup dalam kutuk.  Karya pengorbanan Kristus ini mendekatkan kita dengan Bapa, bahkan kita yang percaya dalam nama-Nya diberi kuasa untuk menjadi anak-anak-Nya  (Yohanes 1:12).  Adakah pemimpin rohani atau nabi yang seperti Kristus?

     Tugas kita sekarang adalah mengerjakan keselamatan yang telah kita terima ini dengan takut dan gentar  (Filipi 2:12).  Ini adalah proses yang harus kita kerjakan seumur hidup kita, karena keselamatan yang kita terima bisa hilang bila kita tidak secara konsisten hidup di jalan Tuhan.  Jika saat ini kita mulai menyimpang dari jalan-jalan Tuhan, mari segeralah sadar.  Adakalanya Tuhan harus menegur dan memperingatkan kita dengan keras.  Bersyukurlah dan jangan memberontak!  Sebab Tuhan lakukan ini dengan maksud dan tujuan yang jelas yaitu membentuk dan memurnikan hidup kita, sehingga karya keselamatan yang sudah Ia kerjakan tidak menjadi sia-sia.

Kristus adalah satu-satunya Sang Juruselamat, tidak ada yang lain!

Catatan:
 "'Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.' Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah."  Roma 9:15-16