Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Desember 2019
Baca: Matius 25:31-46
"Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia
akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala
memisahkan domba dari kambing," Matius 25:32
Alkitab menyatakan bahwa di masa-masa akhir ini sedang terjadi masa penampian, di mana Tuhan akan membuat pembedaan antara orang benar dan orang fasik, orang yang sungguh-sungguh di dalam Dia dan orang yang tidak sungguh-sungguh, orang yang taat dan yang tidak taat. "Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak
menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 3:10) dan "Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat
pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu
jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." (Matius 3:12).
Pembacaan firman hari ini berbicara tentang penghakiman terakhir. Pada saat kedatangan-Nya bersama para malaikat-Nya Kristus akan datang sebagai Hakim, Ia akan mengumpulkan semua bangsa di muka bumi ini dan Ia akan membuat pemisahan: "...menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya." (Matius 25:33). Alkitab menyatakan bahwa penghakiman Tuhan ini dilandaskan pada bagaimana seseorang menyatakan kasih dan kepeduliannya terhadap mereka yang lapar, haus, terpenjara dan sebagainya. Yang menjadi pertanyaan: kita ini termasuk kelompok yang mana? Kelompok domba atau kelompok kambing?
Inilah karakter domba yang berkenan di hati Tuhan: 1. Domba peka akan suara gembalanya. Ada tertulis: "...domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar." (Yohanes 10:3). Kristus adalah Gembala kita. Agar kita peka mendengar suara Gembala, kita harus mempertajam pendengaran kita untuk mendengar firman-Nya setiap hari. Firman Tuhan adalah suara Gembala. 2. Domba mengenal gembala dengan baik. "...Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku" (Yohanes 10:14). Untuk dapat mengenal Tuhan dengan benar kita harus memiliki persekutuan yang karib dengan Dia. Tanda orang mengenal Tuhan adalah taat melakukan kehendak-Nya.
Tuhan menyediakan tempat yang terbaik bagi domba-domba kesayangan-Nya.
Monday, December 23, 2019
Sunday, December 22, 2019
TIDAK LAGI BERLAKU DUNIAWI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Desember 2019
Baca: Yohanes 17:1-26
"Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia." Yohanes 17:14
Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus rasul Paulus menegaskan bahwa siapa saja yang ada di dalam Kristus, tinggal di dalam Dia dan firman-Nya, ia adalah ciptaan baru (2 Korintus 5:17). Karena sudah menjadi milik Kristus dengan menyandang status sebagai ciptaan baru, tak mengherankan bila dunia membenci mereka sebagaimana yang Kristus katakan: "...dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia." (ayat nas). Orang percaya yang sudah tinggal di dalam Kristus dan firman-Nya kini memiliki kewargaan baru yaitu warga Kerajaan Sorga (Filipi 3:10). Itulah sebabnya kita dapat dikatakan bukan dari dunia, tetapi sudah menjadi milik Kerajaan Sorga, sama seperti Kristus yang datang dari sorga.
Karena kita memiliki kewargaan baru yaitu warga sorga, maka kita pun dituntut untuk memiliki kehidupan yang sesuai dengan aturan yang berlaku di sorga. Aturan atau hukum yang berlaku di sorga adalah firman Tuhan. Hidup sesuai dengan aturan sorga berarti hidup menurut pimpinan Roh Kudus, bukan menuruti keinginan daging (Galatia 5:16). Sekalipun tubuh jasmani kita masih ada di dunia alias masih hidup di dunia, tapi kita harus punya kehidupan yang berbeda dengan orang-orang dunia. Di dunia ini kita memang masih harus melakukan berbagai aktivitas dan pekerjaan untuk kelangsungan hidup, tapi biarlah kita memiliki prinsip Alkitabiah: "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23) dan tetap mendahulukan kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya (Matius 6:33).
Karena orang percaya adalah warga sorga, maka kita harus memiliki perbuatan yang mencerminkan Kristus, yang senantiasa menghasilkan buah roh dalam kehidupan sehari-hari: "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." (Galatia 5:22-23). Adapun syarat utama seorang warga sorga adalah hidup dalam kekudusan, "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:16), dan menjauhi segala bentuk kecemaran, sebab kita dipanggil bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus (1 Tesalonika 4:7).
Warga sorgawi wajib hidup sama seperti Kristus hidup (1 Yohanes 2:6).
Baca: Yohanes 17:1-26
"Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia." Yohanes 17:14
Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus rasul Paulus menegaskan bahwa siapa saja yang ada di dalam Kristus, tinggal di dalam Dia dan firman-Nya, ia adalah ciptaan baru (2 Korintus 5:17). Karena sudah menjadi milik Kristus dengan menyandang status sebagai ciptaan baru, tak mengherankan bila dunia membenci mereka sebagaimana yang Kristus katakan: "...dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia." (ayat nas). Orang percaya yang sudah tinggal di dalam Kristus dan firman-Nya kini memiliki kewargaan baru yaitu warga Kerajaan Sorga (Filipi 3:10). Itulah sebabnya kita dapat dikatakan bukan dari dunia, tetapi sudah menjadi milik Kerajaan Sorga, sama seperti Kristus yang datang dari sorga.
Karena kita memiliki kewargaan baru yaitu warga sorga, maka kita pun dituntut untuk memiliki kehidupan yang sesuai dengan aturan yang berlaku di sorga. Aturan atau hukum yang berlaku di sorga adalah firman Tuhan. Hidup sesuai dengan aturan sorga berarti hidup menurut pimpinan Roh Kudus, bukan menuruti keinginan daging (Galatia 5:16). Sekalipun tubuh jasmani kita masih ada di dunia alias masih hidup di dunia, tapi kita harus punya kehidupan yang berbeda dengan orang-orang dunia. Di dunia ini kita memang masih harus melakukan berbagai aktivitas dan pekerjaan untuk kelangsungan hidup, tapi biarlah kita memiliki prinsip Alkitabiah: "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23) dan tetap mendahulukan kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya (Matius 6:33).
Karena orang percaya adalah warga sorga, maka kita harus memiliki perbuatan yang mencerminkan Kristus, yang senantiasa menghasilkan buah roh dalam kehidupan sehari-hari: "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." (Galatia 5:22-23). Adapun syarat utama seorang warga sorga adalah hidup dalam kekudusan, "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:16), dan menjauhi segala bentuk kecemaran, sebab kita dipanggil bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus (1 Tesalonika 4:7).
Warga sorgawi wajib hidup sama seperti Kristus hidup (1 Yohanes 2:6).
Subscribe to:
Posts (Atom)