Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Desember 2019
Baca: Mazmur 145:1-21
"Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkaupun memberi mereka makanan pada waktunya;" Mazmur 145:15
Kita sering memandang remeh berkat makanan kita setiap hari. Melihat makanan lezat di meja makan langsung saja disantap tanpa berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan terlebih dahulu. Kita anggap makanan yang dimakan sehari-hari adalah hal biasa. Kita lupa semua berkat datang dari Tuhan! Siapa yang memberi kita tubuh sehat, nafas hidup, kekuatan, kemampuan, sehingga kita dapat bekerja dan mendapatkan rejeki? Siapa yang memberi berkat kemampuan dapat menikmati makanan tersebut? "Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu;" (Ayub 12:9).
Hari ini kita ada sebagaimana kita ada saat ini semata-mata karena kemurahan Tuhan, yang tidak saja memberikan kita kehidupan, tapi juga memberikan sarana untuk menopang kehidupan tersebut. Yang termasuk sarana penopang: makanan, minuman, kesehatan, dan sebagainya. "Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup." (Mazmur 145:16). Berdoa disertai ucapan syukur sebelum menikmati makanan adalah bukti bahwa kita mengakui bahwa berkat itu datangnya dari Tuhan; bukti bahwa kita tak melupakan kebaikan dan kasih setia Tuhan dalam kehidupan kita. Kita mengakui bahwa hidup kita ini adalah karena pemberian Tuhan. Oleh sebab itu kita harus bersyukur kepada Tuhan setiap waktu. Jangan pernah melewati hari demi hari tanpa ucapan syukur! Karena tanpa Tuhan yang menyertai, kita takkan mampu menjalaninya sendiri. Oleh karena itu "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12).
Kalau kita menyadari bahwa hidup ini sungguh teramat singkat dan hidup kita ini sangat bergantung sepenuhnya pada kuasa Tuhan, maka kita akan menghargai berkat yang Tuhan beri. Begitu singkatnya hidup sampai-sampai pemazmur menyatakan bahwa hidup manusia itu "...seperti suatu giliran jaga di waktu malam. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu." (Mazmur 90:4-6).
Meski hidup ini teramat singkat, Tuhan selalu memperhatikan kehidupan secara detail, bahkan hari-hari kita ada dalam rancangan-Nya senantiasa!
Sunday, December 15, 2019
Saturday, December 14, 2019
TAAT SAJA, SESUATU PASTI TERJADI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Desember 2019
Baca: Lukas 17:11-19
"'Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.' Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir." Lukas 17:14
Banyak orang tidak mendapat kelepasan dari persoalan yang mereka hadapi karena mereka hanya terpaku pada persoalannya. Karena terpaku pada persoalan, maka yang timbul di hati adalah kebimbangan dan keragu-raguan. Bimbang atau ragu adalah lawan dari iman! Yakobus menegaskan bahwa orang yang bimbang takkan mendapatkan apa-apa dari Tuhan (Yakobus 1:6-7). Persoalan akan terselesaikan bila ada suatu tindakan, artinya kita harus bertindak dengan iman, melakukan apa yang Tuhan perintahkan, sebab iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati (Yakobus 2:17).
Dicontohkan tentang sepuluh orang kusta yang menjadi tahir setelah mereka bertindak menurut apa yang Tuhan perintahkan. Mereka tidak terpaku pada sakit yang dialaminya. Kalau mereka mengasihani diri sendiri dan merasa bahwa sakitnya takkan bisa disembuhkan, maka kesembuhan takkan terjadi. Ketika kesepuluh orang kusta berteriak kepada Tuhan dan memohon belas kasihan-Nya, Tuhan tidak langsung menumpangkan tangan-Nya dan menjamah sakit mereka, tetapi Ia justru memberikan suatu perintah kepada mereka: "...Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." (Lukas 17:14), padahal secara kasat mata tubuh mereka masih sakit. Ini merupakan ujian iman bagi mereka; dan bila saat itu kesepuluh orang kusta tersebut tidak melakukan apa yang Tuhan perintahkan, pasti tidak akan ada pentahiran. Kemudian, meski masih dalam kondisi sakit, mereka taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan, yaitu pergi memperlihatkan diri kepada imam-imam; dan ketika mereka taat, sesuatu terjadi: "...sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir." (Lukas 17:14).
Bagaimana dengan Saudara? Mungkin saat ini Saudara sedang bergumul dengan masalah. Tak ada yang mustahil bagi Tuhan! Jangan pasif dan berpangku tangan saja merenungi nasib. Bangunlah iman Saudara! Iman membuat segala sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin, menciptakan yang tak ada menjadi ada. Tak perlu dengarkan suara-suara sumbang yang tak berhenti mengintimidasi kita, tapi dengarkan saja firman Tuhan dan lakukan.
Ketaatan adalah pintu gerbang menuju kepada pemulihan dan mujizat.
Baca: Lukas 17:11-19
"'Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.' Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir." Lukas 17:14
Banyak orang tidak mendapat kelepasan dari persoalan yang mereka hadapi karena mereka hanya terpaku pada persoalannya. Karena terpaku pada persoalan, maka yang timbul di hati adalah kebimbangan dan keragu-raguan. Bimbang atau ragu adalah lawan dari iman! Yakobus menegaskan bahwa orang yang bimbang takkan mendapatkan apa-apa dari Tuhan (Yakobus 1:6-7). Persoalan akan terselesaikan bila ada suatu tindakan, artinya kita harus bertindak dengan iman, melakukan apa yang Tuhan perintahkan, sebab iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati (Yakobus 2:17).
Dicontohkan tentang sepuluh orang kusta yang menjadi tahir setelah mereka bertindak menurut apa yang Tuhan perintahkan. Mereka tidak terpaku pada sakit yang dialaminya. Kalau mereka mengasihani diri sendiri dan merasa bahwa sakitnya takkan bisa disembuhkan, maka kesembuhan takkan terjadi. Ketika kesepuluh orang kusta berteriak kepada Tuhan dan memohon belas kasihan-Nya, Tuhan tidak langsung menumpangkan tangan-Nya dan menjamah sakit mereka, tetapi Ia justru memberikan suatu perintah kepada mereka: "...Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." (Lukas 17:14), padahal secara kasat mata tubuh mereka masih sakit. Ini merupakan ujian iman bagi mereka; dan bila saat itu kesepuluh orang kusta tersebut tidak melakukan apa yang Tuhan perintahkan, pasti tidak akan ada pentahiran. Kemudian, meski masih dalam kondisi sakit, mereka taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan, yaitu pergi memperlihatkan diri kepada imam-imam; dan ketika mereka taat, sesuatu terjadi: "...sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir." (Lukas 17:14).
Bagaimana dengan Saudara? Mungkin saat ini Saudara sedang bergumul dengan masalah. Tak ada yang mustahil bagi Tuhan! Jangan pasif dan berpangku tangan saja merenungi nasib. Bangunlah iman Saudara! Iman membuat segala sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin, menciptakan yang tak ada menjadi ada. Tak perlu dengarkan suara-suara sumbang yang tak berhenti mengintimidasi kita, tapi dengarkan saja firman Tuhan dan lakukan.
Ketaatan adalah pintu gerbang menuju kepada pemulihan dan mujizat.
Subscribe to:
Posts (Atom)