Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 November 2019
Baca: Kejadian 39:1-23
"Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" Kejadian 39:9b
Di masa-masa akhir seperti ini kita harus semakin meningkatkan kualitas kehidupan rohani kita. Jangan pernah 'main-main' dengan ibadah dan pelayanan kita. Kita harus membuat keputusan yang tegas: memilih untuk taat atau tidak taat, hidup benar atau tidak benar. Kaki kita tidak bisa berdiri di antara keduanya tau jalan tengah. Ini sama artinya berkompromi! "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah
pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang
yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Matius 7:13-14). Jelas sekali dari perkataan Tuhan ini: hanya ada dua jalan yaitu jalan yang sesak dan jalan yang luas.
Sekalipun kita sudah memilih jalan kehidupan yaitu jalan yang sesak (sempit), tetapi Tuhan ingin tahu kesungguhan kita dalam mengiring Dia. Karena itu jangan terkejut bila Tuhan menguji kita. Seperti Yusuf, meski ia sudah mendapat mimpi dari Tuhan bahwa ia akan menjadi pemimpin di Mesir, tapi ia tak luput dari ujian. Saat bekerja di rumah Potifar sebagai budak, Yusuf beroleh kasih karunia dari Tuhan sehingga ia selalu berhasil dalam segala yang dikerjakannya, sehingga akhirnya ia mendapat kasih dari tuannya itu dan diberi kuasa di rumah Potifar. Sepertinya semua berjalan tanpa masalah. Tetapi sesungguhnya Yusuf sedang dibentuk karakternya oleh Tuhan secara bertahap. Dari seorang pemuda, Yusuf kini telah bertumbuh menjadi seorang pria tampan, gagah, dengan moral yang teguh dan penyerahan diri penuh kepada Tuhan.
Keteguhan moral inilah yang membuat Yusuf berhasil lulus dari ujian ketika isteri Potifar merayunya, walaupun akibatnya ia harus meringkuk di jeruji besi sekalipun tak bersalah sama sekali (Kejadian 39:11-20). Sekarang ini pun setiap orang percaya juga diperhadapkan dengan persoalan seperti Yusuf, meski dalam versi yang berbeda. Bagaimana sikap kita? Memilih untuk berbuat dosa atau taat kepada firman Tuhan, sekalipun resikonya adalah masuk 'penjara'? Tetaplah taat, apa pun situasinya!
"Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya." Wahyu 22:12
Friday, November 22, 2019
Thursday, November 21, 2019
DOA DENGAN YAKIN, BESAR KUASANYA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 November 2019
Baca: Yakobus 5:12-20
"Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." Yakobus 5:16b
Banyak orang Kristen yang mengeluh mengapa doa-doanya tidak memperoleh jawaban dari Tuhan. Mereka yang sebelumnya begitu intens berdoa sekian lama pada akhirnya mengalami keputusasaan, karena merasa gagal dalam kehidupan doanya. Itu artinya mereka tidak sabar menantikan waktu Tuhan! Bukankah firman Tuhan mengajarkan kita untuk berdoa dengan tiada berkeputusan? Dan tidakkah Tuhan akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong? (Lukas 18:7). Karena itu jangan mudah kehilangan semangat untuk berdoa, ketika doa-doa kita belum mendapatkan jawaban dari Tuhan.
Bila doa-doa kita tidak mendapatkan jawaban, jangan sekali-kali menyalahkan Tuhan, karena itu bukan salahnya Tuhan. Perlu dipahami juga bahwa jika Tuhan tidak menjawab doa kita, bukan berarti Dia tidak mempedulikan kita. Kita tidak menerima jawaban dari doa-doa kita, karena kita sendiri merasa tidak yakin dengan doa-doa yang kita panjatkan. Dengan kata lain, kita berdoa tidak sepenuh hati. Saat bibir mengucapkan doa, saat yang bersamaan pikiran kita dipenuhi dengan kebimbangan dan keragu-raguan. Itu sama artinya berdoa tanpa iman. Ayat nas menegaskan bahwa doa yang dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya! Bukan doa yang diliputi kebimbangan atau keraguan. Kata 'yakin' memiliki arti: roh, jiwa dan tubuh kita bekerja bersamaan dalam arena doa yang kita panjatkan; roh, jiwa dan tubuh menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak terpecah-pecah, sebab "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan." (Matius 12:25). Selain itu, faktor utama yang membuat doa seseorang dijawab Tuhan adalah apabila ia hidup dalam kebenaran: "Doa orang yang benar," (ayat nas).
Berdoa dengan yakin, di mana roh, tubuh dan jiwa menjadi satu-kesatuan, serta hidup dalam ketaatan, adalah kunci mendapatkan jawaban dari Tuhan. Ada tertulis: "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7).
Doa orang benar yang bermuatan iman menghasilkan kuasa yang teramat dahsyat!
Baca: Yakobus 5:12-20
"Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." Yakobus 5:16b
Banyak orang Kristen yang mengeluh mengapa doa-doanya tidak memperoleh jawaban dari Tuhan. Mereka yang sebelumnya begitu intens berdoa sekian lama pada akhirnya mengalami keputusasaan, karena merasa gagal dalam kehidupan doanya. Itu artinya mereka tidak sabar menantikan waktu Tuhan! Bukankah firman Tuhan mengajarkan kita untuk berdoa dengan tiada berkeputusan? Dan tidakkah Tuhan akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong? (Lukas 18:7). Karena itu jangan mudah kehilangan semangat untuk berdoa, ketika doa-doa kita belum mendapatkan jawaban dari Tuhan.
Bila doa-doa kita tidak mendapatkan jawaban, jangan sekali-kali menyalahkan Tuhan, karena itu bukan salahnya Tuhan. Perlu dipahami juga bahwa jika Tuhan tidak menjawab doa kita, bukan berarti Dia tidak mempedulikan kita. Kita tidak menerima jawaban dari doa-doa kita, karena kita sendiri merasa tidak yakin dengan doa-doa yang kita panjatkan. Dengan kata lain, kita berdoa tidak sepenuh hati. Saat bibir mengucapkan doa, saat yang bersamaan pikiran kita dipenuhi dengan kebimbangan dan keragu-raguan. Itu sama artinya berdoa tanpa iman. Ayat nas menegaskan bahwa doa yang dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya! Bukan doa yang diliputi kebimbangan atau keraguan. Kata 'yakin' memiliki arti: roh, jiwa dan tubuh kita bekerja bersamaan dalam arena doa yang kita panjatkan; roh, jiwa dan tubuh menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak terpecah-pecah, sebab "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan." (Matius 12:25). Selain itu, faktor utama yang membuat doa seseorang dijawab Tuhan adalah apabila ia hidup dalam kebenaran: "Doa orang yang benar," (ayat nas).
Berdoa dengan yakin, di mana roh, tubuh dan jiwa menjadi satu-kesatuan, serta hidup dalam ketaatan, adalah kunci mendapatkan jawaban dari Tuhan. Ada tertulis: "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7).
Doa orang benar yang bermuatan iman menghasilkan kuasa yang teramat dahsyat!
Subscribe to:
Posts (Atom)