Tuesday, November 19, 2019

BERTANDINGLAH SESUAI DENGAN ATURAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 November 2019

Baca:  1 Korintus 9:24-27

"Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!"  1 Korintus 9:24

Banyak orang Kristen tak menyadari bahwa perjalanan hidup kita dalam mengiring Kristus itu ibarat sebuah pertandingan iman.  Untuk memperoleh kemenangan dalam suatu pertandingan setiap peserta harus fokus pada tujuan atau garis finis.  Selain itu, dalam pertandingan iman setiap peserta harus menaati aturan-aturan pertandingan, bila melanggar pasti akan didiskualifikasi.  Aturan itu adalah firman Tuhan.  Jadi, setiap kita harus taat kepada firman Tuhan.  "Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi."  (1 Timotius 6:12).

     Karena setiap hari adalah sebuah pertandingan iman, maka kita harus beribadah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh dan melayani Dia dengan roh yang menyala-nyala, sebab kita harus berlomba sampai garis akhir untuk memenuhi rencana Tuhan dalam hidup kita, sebagaimana yang Rasul Paulus teladankan:  "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya."  (2 Timotius 4:7-8).  Dalam pertandingan iman ini setiap pemenang akan memperoleh mahkota yang kekal, bukan mahkota fana, seperti yang diraih oleh para olahragawan dunia.  Maka dari itu, kita berjuang sedemikian rupa demi meraih kemenangan dan mendapatkan mahkota kekal itu.

     Ingat!  Kita tidak dapat bertanding dengan maksimal bila kita masih memikul beban dan menyimpan dosa.  Beban harus ditanggalkan dan dosa harus dibereskan!  Jika tidak, hal itu akan merintangi langkah kita dalam berlari menuju garis akhir.  "Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita."  (Ibrani 12:1).

Waktu Tuhan sudah teramat dekat, jangan sampai kita kalah dalam pertandingan!

Monday, November 18, 2019

TUHAN LEBIH DARI SEGALANYA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 November 2019

Baca:  Lukas 14:25-35

"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku."  Lukas 14:26

Kita harus benar-benar memahami apa yang firman Tuhan maksudkan, sebab jika tidak, ada kemungkinan kita akan salah mengerti.  Yang dimaksudkan oleh ayat nas di atas bukan berarti setiap orang yang mengikut Kristus harus membenci orang-orang yang dikasihinya  (orangtua, suami-isteri, anak-anak, atau saudara).  Bukankah Kristus sendiri mengajarkan kita untuk mengasihi saudara dan sesama, termasuk mengasihi musuh?

     Mari kita perhatikan pernyataan Kristus di ayat lain:  "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku."  (Matius 10:37).  Jelas sekali bahwa Kristus memberikan penegasan kalau kita mengasihi orang-orang yang kita kasihi itu lebih daripada kasih kita kepada-Nya, inilah yang tidak berkenan kepada Tuhan.  Firman Tuhan menegaskan:  "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama."  (Matius 22:37-38).  Setelah itu,  "Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."  (Matius 22:39).  Karena Kristus adalah Tuhan segala tuan dan Raja segala raja, maka Dia patut dan berhak untuk mendapatkan tempat yang tertinggi, terutama, dan teristimewa di dalam hati, lebih dari siapa pun juga.  Daud pun mengakui,  "Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala."  (1 Tawarikh 29:11).

     Adakah yang melebihi Tuhan?  Maka atas dasar inilah kita harus menempatkan Tuhan sebagai yang terutama dan mengasihi Dia lebih dari apa pun dan siapa pun.  Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang Kristen yang menempatkan Tuhan sebagai nomor sekian dalam hidup, karena mereka lebih mengutamakan harta, bisnis, dan sebagainya.

Untuk menjadi murid Kristus kita harus lebih mengutamakan Dia dan mengasihi-Nya lebih daripada segala yang kita kasihi di dunia ini!