Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Oktober 2019
Baca: Lucas 5:1-11
"Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." Lukas 5:10
Seorang yang berkomitmen untuk melayani pekerjaan Tuhan dengan sepenuh hati, lebih dari apa pun, adalah orang-orang pilihan Tuhan, sebab ada tertulis: "Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." (Matius 22:14). Itu adalah tanda orang yang dewasa rohani, sebab kedewasaan rohani tidak pernah berhenti pada kepentingan diri sendiri, melainkan mau memikul sebuah tanggung jawab. Orang yang dewasa rohani adalah tanda ia memiliki iman yang hidup, iman yang disertai dengan perbuatan. "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17). Orang yang dewasa rohani tidak lagi hanya minta dilayani, tapi sudah melangkah untuk memberi diri melayani orang lain; tidak lagi hanya berfokus pada berkat atau meminta berkat, tapi punya kerinduan untuk bisa menjadi berkat.
Simon yang disebut Petrus, Andreas (Saudaranya), Yakobus dan Yohanes (anak-anak Zebedeus), ketika mendengar panggilan Tuhan: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Matius 4:19), mereka menghela perahu-perahunya ke darat, meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Kristus (Markus 5:11). Begitu pula Paulus yang mengalami titik balik dalam hidupnya setelah mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan. Sejak saat itu fokus hidup Paulus tidak lagi berpusat pada kepentingan diri sendiri, tapi memberi seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan dengan satu tekad: "...bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." (Filipi 1:21-22b).
Orang yang dewasa rohani tidak akan punya banyak alasan dan dalih ketika mendengar panggilan Tuhan, tetapi ia akan merespons panggilan Tuhan ini dengan sepenuh hati. Melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya bukan berarti harus meninggalkan pekerjaan (profesi), berada di gedung gereja selama 24 jam, atau menjadi seorang fulltimer. Yang terutama adalah: "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23). Inilah esensi dari sebuah pelayanan yang sesungguhnya!
"...waktu ini adalah waktu perkenanan itu;" (2 Korintus 6:2b), tunggu apa lagi? Tuhan segera datang dan Ia akan meminta pertanggungjawaban dari kita.
Monday, October 28, 2019
Sunday, October 27, 2019
KESEMPATAN BEKERJA BAGI TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Oktober 2019
Baca: Yohanes 11:1-11
"Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini." Yohanes 11:9
Ketika hendak menjenguk Lazarus yang sedang sakit, murid-murid mencegah Kristus untuk pergi, karena mereka sangat menguatirkan Gurunya. "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?" (Yohanes 11:8). Inilah jawaban Tuhan kepada mereka, "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? (siang hari - Red.)? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini." (ayat nas). Apa makna tersirat dari pernyataan Tuhan ini? Artinya selagi ada kesempatan, jangan pernah sia-siakan. Dua belas jam dalam sehari berbicara tentang siang hari adalah waktu untuk bekerja, sebab "...akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4).
Dua belas jam pada siang hari adalah waktu yang tepat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang Tuhan percayakan, waktu untuk kita berlomba dalam pertandingan iman, waktu untuk kita mengumpulkan harta sorgawi sebanyak-banyaknya (Matius 6:20). Maka dari itu jangan sia-siakan setiap kesempatan yang ada, pergunakanlah itu dengan sebaik mungkin, sebab bila waktu sudah lewat, maka kita tidak bisa memutarnya kembali. Jangan sampai dua belas jam yang seharusnya kita pergunakan untuk bekerja dan berkarya bagi Tuhan justru kita kedapatan sedang tidak melakukan apa-apa, tertidur pulas. Ingat! "...kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar." (1 Tesalonika 5:5-6). Tuhan menegaskan kepada murid-murid-Nya, "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." (Yohanes 11:11).
Berbeda dengan orang fasik: "Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan." (2 Petrus 2:13b), berjalan dalam kegelapan menjadi kesukaannya. Bagi orang percaya, 12 jam (siang hari) adalah kesempatan emas melakukan yang terbaik bagi Tuhan.
Perhatikanlah hidup Saudara dengan seksama, jangan seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif (Efesus 5:15). Ini adalah kesempatan terbaik! Jangan tunda lagi.
Baca: Yohanes 11:1-11
"Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini." Yohanes 11:9
Ketika hendak menjenguk Lazarus yang sedang sakit, murid-murid mencegah Kristus untuk pergi, karena mereka sangat menguatirkan Gurunya. "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?" (Yohanes 11:8). Inilah jawaban Tuhan kepada mereka, "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? (siang hari - Red.)? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini." (ayat nas). Apa makna tersirat dari pernyataan Tuhan ini? Artinya selagi ada kesempatan, jangan pernah sia-siakan. Dua belas jam dalam sehari berbicara tentang siang hari adalah waktu untuk bekerja, sebab "...akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4).
Dua belas jam pada siang hari adalah waktu yang tepat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang Tuhan percayakan, waktu untuk kita berlomba dalam pertandingan iman, waktu untuk kita mengumpulkan harta sorgawi sebanyak-banyaknya (Matius 6:20). Maka dari itu jangan sia-siakan setiap kesempatan yang ada, pergunakanlah itu dengan sebaik mungkin, sebab bila waktu sudah lewat, maka kita tidak bisa memutarnya kembali. Jangan sampai dua belas jam yang seharusnya kita pergunakan untuk bekerja dan berkarya bagi Tuhan justru kita kedapatan sedang tidak melakukan apa-apa, tertidur pulas. Ingat! "...kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar." (1 Tesalonika 5:5-6). Tuhan menegaskan kepada murid-murid-Nya, "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." (Yohanes 11:11).
Berbeda dengan orang fasik: "Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan." (2 Petrus 2:13b), berjalan dalam kegelapan menjadi kesukaannya. Bagi orang percaya, 12 jam (siang hari) adalah kesempatan emas melakukan yang terbaik bagi Tuhan.
Perhatikanlah hidup Saudara dengan seksama, jangan seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif (Efesus 5:15). Ini adalah kesempatan terbaik! Jangan tunda lagi.
Subscribe to:
Posts (Atom)