Wednesday, October 16, 2019

MEMBERI TELADAN HIDUP KEPADA ANAK

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Oktober 2019

Baca:  Amsal 3:11-26

"Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya."  Amsal 3:11

Ada tugas dan panggilan yang diberikan Tuhan kepada setiap orangtua dalam mempersiapkan generasi penerusnya.  Tugas dan panggilan itu adalah memberi teladan hidup bagi anak-anaknya melalui kehidupan sehari-hari.  Jadi orangtua haruslah bisa menjadi panutan bagi anak-anaknya dan menjadi teladan.  Menjadi teladan berarti memberi nilai atau dampak yang bisa dirasakan anak-anaknya.  Pada taraf ini orangtua bisa berkata,  "...turutilah teladanku!"  (1 Korintus 4:16).  Orangtua harus bisa menjadikan apa pun yang dikatakannya dilakukan oleh anak-anaknya.

     Mari kita bahas hal menjadi teladan.  Orangtua harus menjadi teladan dalam hal apa?  1.  Dalam hal berbuat baik.  Orangtua harus bisa mengajarkan kepada anak-anak bagaimana melakukan kebaikan kepada semua orang.  Berbuat baik di sini bukan semata-mata berbicara tentang pemberian materi, tetapi termasuk juga perhatian, waktu dan tenaga, yang dikorbankan bagi orang lain yang sedang membutuhkan.  "Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya."  (Amsal 3:27).  2.  Dalam pengajaran.  Inilah tugas terpenting yang tidak boleh dilupakan oleh orangtua yaitu mengajarkan kebenaran firman Tuhan kepada anak-anaknya.  Betapa banyak orangtua yang lalai menjalankan tugas ini karena mereka lebih memrioritaskan pemenuhan kebutuhan materi  (jasmani)  untuk anak-anaknya, daripada memenuhi kebutuhan rohaninya, yaitu mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anaknya, sebagaimana yang Tuhan perintahkan,  "Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun;" (Ulangan 11:19).

     Orangtua tidak bisa menuntut anak-anaknya untuk berubah jika mereka sendiri tidak menunjukkan perubahan hidup.  Wujud dari apa yang diajarkan orangtua adalah keteladanan.  Karena itu orangtua harus berhati-hati dalam setiap perkataan dan perbuatannya, sebab anak-anak memperhatikan apa yang dilihatnya setiap hari.

Sudahkah kita memberikan teladan hidup yang benar kepada anak-anak kita?

Tuesday, October 15, 2019

TERANG MENGALAHKAN KEGELAPAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Oktober 2019

Baca:  Efesus 5:1-21

"...segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang."  Efesus 5:13

Keberadaan orang percaya di tengah dunia ini adalah terang dunia  (Matius 5:14a).  Kita ini adalah pelita-pelita Kristus di tengah dunia ini yang seharusnya mempunyai kuasa untuk membawa dampak, menguasai dan mengubah keadaan.  Bagaimana bisa menjadi terang, apabila pelita tersebut tertutup oleh gantang?  Pastilah pelita itu tidak akan bisa memancarkan cahaya bagi sekitarnya.  Gantang adalah wadah untuk mengukur atau menakar beras, ukuran takaran yang berisikan 3,125 kg.

     Pelita yang tertutup oleh gantang adalah gambaran dari kehidupan orang Kristen yang tidak bisa menjadi berkat atau kesaksian yang baik bagi orang-orang di sekitarnya.  Jadi pelita tidak boleh ditutupi, disembunyikan, apalagi dipadamkan!  Sebaliknya, pelita harus diangkat ke tempat yang tinggi, supaya sinarnya dapat memancar dan menerangi seluruh ruangan, sama seperti sebuah kota yang berada di atas gunung tinggi, yang tidak luput dari pandangan, dimana semua mata akan tertuju kepada kota itu.  Rasul Paulus memperingatkan,  " Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,"  (Efesus 5:8), dan sebagai anak-anak terang kita tidak lagi  "...turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu."  (Efesus 5:11).  Dengan kata lain anak-anak terang tidak lagi berkompromi dengan dunia ini dan tidak lagi hidup menuruti keinginan daging.

     Dunia semakin hari semakin diliputi oleh kegelapan yang pekat karena kejahatan manusia yang semakin memuncak!  Kegelapan hanya dapat dikalahkan oleh terang.  Sepekat apa pun kegelapan itu, terang tetap mampu menembusnya.  Sebagai anak-anak terang kita harus mampu menembus dan mengalahkan kegelapan dunia ini melalui keteladanan hidup kita, sebab keteladanan itu jauh lebih dahsyat kekuatannya daripada perkataan semata.  Kekristenan adalah sesuatu yang bisa dilihat, bukan hanya di dalam gedung gereja dengan segala hal yang berbau pelayanan, tapi dunia ingin melihat bukti melalui perkataan dan perbuatan yang tampak nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Kita gagal menjadi terang bagi dunia selama hidup kita tidak bisa menjadi teladan!