Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Oktober 2019
Baca: Kejadian 3:1-24
"Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: 'Di manakah engkau?'" Kejadian 3:9
Tuhan menciptakan manusia pertama dalam keadaan sempurna, tanpa dosa, sebab manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Dia (Kejadian 1:26-27). Tetapi ketika Adam dan Hawa melanggar perintah Tuhan, dosa mulai masuk dalam kehidupan mereka, sehingga "...terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat." (Kejadian 3:7). Karena telah berbuat dosa, manusia dihinggapi oleh rasa takut: "Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan
dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan
isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman." (Kejadian 3:8-9).
Orang yang telah melakukan pelanggaran (berbuat dosa) cenderung dihantui oleh rasa bersalah dan ketakutan. Karena ada kesalahan yang diperbuatnya ia menjadi enggan untuk mendekat kepada Tuhan seperti ada tirai yang memisahkan; tetapi karena kasih Tuhan yang teramat besar, dicarinya manusia yang berdosa itu. Datanglah Bapa mencari manusia yang berdosa dan terhilang itu dengan menjelma dalam rupa manusia di dalam pribadi Kristus, "...datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10). Karena dorongan kasih yang begitu besar dan tak bersyarat itu Bapa sudi menyelamatkan dan memanggil kita untuk kembali datang kepada-Nya; Bapa ingin menjadikan kita sebagai manusia baru di dalam Kristus!
Untuk menjadi manusia yang 'baru' tidaklah dapat terjadi secara otomatis, ia harus menerima Kristus terlebih dahulu sebagai Penebus dan Juruselamat dalam hidupnya, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Ia harus percaya bahwa dengan darah Kristus yang telah dicurahkan di Kalvari dosa-dosanya telah ditebus. Tak berhenti begitu saja, ia juga harus rela meninggalkan perbuatan lamanya dan berjalan maju bersama Kristus seturut dengan firman-Nya! Tanpa mau menyangkal diri, anugerah keselamatan yang Tuhan berikan akan menjadi sia-sia.
Tuhan mengasihi kita sedemikian rupa, Ia mau kita meninggalkan dosa!
Friday, October 11, 2019
Thursday, October 10, 2019
JANGAN PIKIRKAN CARA TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Oktober 2019
Baca: Lukas 12:22-34
"Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu." Lukas 12:29
Ketika sedang mengalami kesulitan ekonomi (kebutuhan hidup), seringkali timbul pertanyaan di dalam hati: "Sanggupkah Tuhan menolongku? Bagaimana cara Tuhan memenuhi kebutuhanku?" Bagaimana cara Tuhan menolong dan memenuhi kebutuhan kita adalah urusan Tuhan sendiri, sedangkan bagian kita adalah memercayai Tuhan dan janji firman-Nya. Jangan sekali-kali kita terpaku pada situasi dan kondisi alamiah yang terlihat secara mata jasmani atau terpengaruh omongan orang lain. Jika kita tenggelam pada masalah yang ada dan menyondongkan telinga kepada omongan orang lain, maka sesuatu yang buruk dan jelek itulah yang terbayang di benak dan pikiran kita. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang tidak pernah berubah, Ia tetap sama, dahulu, sekarang dan selamanya. Hanya Tuhan dan firman-Nya saja yang tak pernah berubah, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." (Matius 24:35). Karena Tuhan yang mengatakan hal ini maka kita harus percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan memegang teguh janji firman-Nya.
Para wanita membayangkan sesuatu yang buruk terjadi kepada Kristus ketika mendapati batu penutup kubur Kristus telah terguling, padahal pagi itu mereka hendak meminyaki tubuh Kristus dengan rempah-rempah. Melihat hal itu segeralah mereka berlari mendapatkan Petrus dan murid-murid yang lain. "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." (Yohanes 20:2b). Mereka menduga bahwa tubuh Kristus telah dicuri orang, padahal Kristus telah bangkit dari kematian-Nya. Melihat kubur kosong mereka pun langsung panik dan diliputi kekuatiran karena mereka belum mengerti kebenaran ini: "Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati." (Yohanes 20:9).
Kunci mengalami pertolongan Tuhan adalah percaya dan tidak bimbang, "Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin." (Yakobus 1:6). Orang yang bimbang takkan beroleh apa-apa dari Tuhan.
Tuhan tak pernah kehabisan cara untuk menolong kita, percayalah itu!
Baca: Lukas 12:22-34
"Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu." Lukas 12:29
Ketika sedang mengalami kesulitan ekonomi (kebutuhan hidup), seringkali timbul pertanyaan di dalam hati: "Sanggupkah Tuhan menolongku? Bagaimana cara Tuhan memenuhi kebutuhanku?" Bagaimana cara Tuhan menolong dan memenuhi kebutuhan kita adalah urusan Tuhan sendiri, sedangkan bagian kita adalah memercayai Tuhan dan janji firman-Nya. Jangan sekali-kali kita terpaku pada situasi dan kondisi alamiah yang terlihat secara mata jasmani atau terpengaruh omongan orang lain. Jika kita tenggelam pada masalah yang ada dan menyondongkan telinga kepada omongan orang lain, maka sesuatu yang buruk dan jelek itulah yang terbayang di benak dan pikiran kita. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang tidak pernah berubah, Ia tetap sama, dahulu, sekarang dan selamanya. Hanya Tuhan dan firman-Nya saja yang tak pernah berubah, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." (Matius 24:35). Karena Tuhan yang mengatakan hal ini maka kita harus percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan memegang teguh janji firman-Nya.
Para wanita membayangkan sesuatu yang buruk terjadi kepada Kristus ketika mendapati batu penutup kubur Kristus telah terguling, padahal pagi itu mereka hendak meminyaki tubuh Kristus dengan rempah-rempah. Melihat hal itu segeralah mereka berlari mendapatkan Petrus dan murid-murid yang lain. "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." (Yohanes 20:2b). Mereka menduga bahwa tubuh Kristus telah dicuri orang, padahal Kristus telah bangkit dari kematian-Nya. Melihat kubur kosong mereka pun langsung panik dan diliputi kekuatiran karena mereka belum mengerti kebenaran ini: "Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati." (Yohanes 20:9).
Kunci mengalami pertolongan Tuhan adalah percaya dan tidak bimbang, "Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin." (Yakobus 1:6). Orang yang bimbang takkan beroleh apa-apa dari Tuhan.
Tuhan tak pernah kehabisan cara untuk menolong kita, percayalah itu!
Subscribe to:
Posts (Atom)