Tuesday, October 1, 2019

JANGANLAH LARI KE MESIR!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Oktober 2019

Baca:  Yesaya 30:1-17

"'Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat,' maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: 'Kami mau mengendarai kuda tangkas,' maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi."  Yesaya 30:16

Manakala kita menghadapi problem apa pun, yang biasa kita lakukan adalah mencari cara bagaimana agar segera terbebas dari problem tersebut.  Kita pun memutar otak sedemikian rupa, mereka-reka rencana untuk mencari jalan keluarnya.

     Ini pula yang dilakukan oleh bangsa Israel ketika mereka dalam keadaan terjepit karena sedang terkepung oleh musuh.  Dalam ketakutan dan kepanikan mereka berusaha mencari jalan untuk menyelamatkan diri.  Pikiran mereka langsung tertuju kepada Mesir, dan ke sanalah mereka mencari pertolongan.  "Celakalah ... yang berangkat ke Mesir dengan tidak meminta keputusan-Ku, untuk berlindung pada Firaun dan untuk berteduh di bawah naungan Mesir. Tetapi perlindungan Firaun akan memalukan kamu, dan perteduhan di bawah naungan Mesir akan menodai kamu."  (Yesaya 30:1-3).  Mesir dan Firaun adalah lambang dunia, gambaran tentang harta, kekayaan, koneksi, atau kekuatan manusia yang dianggap kuat dan sanggup memberi pertolongan.  Hasilnya?  Mesir dan rajanya tidak mampu menolong dan menyelamatkan bangsa Israel,  "...perlindungan Firaun akan memalukan kamu, dan perteduhan di bawah naungan Mesir akan menodai kamu. Sebab sekalipun pembesar-pembesar Yerusalem sudah ada di Zoan, dan utusan-utusannya sudah sampai ke Hanes, sekaliannya akan mendapat malu karena bangsa itu tidak dapat memberi faedah kepada mereka, dan tidak dapat memberi pertolongan atau faedah; melainkan hanya memalukan, bahkan mengaibkan mereka."  (Yesaya 30:3-5).

     Mungkin Saudara sudah berdoa sekian lama meminta pertolongan Tuhan, bahkan mungkin Saudara mencapai tahap jenuh dan hilang kesabaran karena belum mendapatkan jawaban, lalu timbul keinginan untuk mencari pertolongan kepada yang lain.  Adakalanya Tuhan mengijinkan kita melewati proses  'menanti'  dengan tujuan supaya kita berdoa dengan tidak jemu-jemu dan berjuang melawan keputusasaan.

Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat, Ia punya waktu yang terbaik!  Kala Ia sedang mempersiapkan berkat-Nya untuk kita, di sisi lain kita sendiri juga harus dipersiapkan.  Pertolongan kita adalah Tuhan, bukan Mesir!

Monday, September 30, 2019

DIPANGGIL UNTUK RENCANA BESAR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 September 2019

Baca:  Yeremia 1:4-19

"Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu. Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa..."  Yeremia 1:9-10

Di dalam diri setiap orang percaya ada panggilan Tuhan untuk sebuah rencana yang besar!  Cara Tuhan memanggil tiap-tiap orang berbeda-beda.  Demikian pula Yeremia, seorang muda yang dipanggil Tuhan untuk menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.  Pada awalnya Yeremia merasa ragu dan takut dengan kemampuan yang dimiliki karena merasa diri masih muda, belum cukup pengalaman, tapi firman Tuhan kembali meneguhkan dia,  "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau..."  (Yeremia 1:5, 7, 8).

     Dengan panggilan Tuhan, seseorang akan menerima kekuatan untuk mengembangkan potensi diri di bawah pimpinan Roh Kudus.  Itu adalah satu titik tolak seseorang untuk dipisahkan dari segala kecemaran dunia!  "Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia."  (2 Timotius 2:21).  Dalam memanggil seseorang Tuhan tak melihat status, tak melihat rupa, tak melihat harta,  "...manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."  (1 Samuel 16:7).  Hati yang rela dan mau dibentuk itulah yang Tuhan cari.  Saat seorang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, sesungguhnya hal itu merupakan awal sebuah panggilan Tuhan.

     Tuhan memanggil kita untuk menjalankan fungsi di dunia ini yaitu menjadi garam dan terang dunia  (Matius 5:13-14).  Dunia saat ini sedang diliputi dengan kegelapan yang teramat pekat, karena itu dunia membutuhkan para pembawa terang.  Kristus adalah Terang dunia  (Yohanes 8:12), dan sebagai pengikut Kristus, kita adalah anak-anak terang,  "Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,"  (Efesus 5:8).

Orang percaya dipanggil untuk menjadi berkat bagi dunia ini!