Wednesday, September 25, 2019

JANGAN DISIMPAN...BUANGLAH!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 September 2019

Baca:  1 Petrus 2:1-10

"Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus,"  1 Petrus

Tak bisa dibayangkan bila di rumah kita tidak ada tempat untuk membuang sampah atau kotoran rumah tangga.  Sampah berserakan di mana-mana, belum lagi sisa makanan yang tidak segera dibuang pasti akan menimbulkan bau yang tidak sedap.  Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan!  Jangan sekali-kali memandang remeh orang yang bekerja mengambil sampah di rumah kita, kalau tidak ada mereka, apakah kita sendiri mau membuangnya?

     Ketika kita menginginkan sesuatu yang baik, maka hal-hal yang tidak baik atau  'sampah-sampah'  yang masih ada di area hidup kita harus dibuang.  Sayangnya, kita selalu punya seribu satu alasan untuk tetap menyimpan dan menyembunyikan sampah-sampah atau hal-hal yang kotor.  Rasul Petrus menegaskan bahwa agar hidup kita dapat dipakai sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, kita harus berani membuang  "...segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah."  (1 Petrus 2:1).  1.  Kejahatan.  Kejahatan tidak hanya berkenaan dengan tindakan atau perbuatan secara fisik, tapi di dalam hati dan pikiran kita juga seringkali timbul niat-niat yang jahat.  "Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar."  (Mazmur 66:18).  2.  Tipu muslihat.  Walaupun dunia ini dipenuhi dengan tipu muslihat, orang percaya dituntut untuk tidak terbawa arus dunia ini, Tuhan mau kita hidup dalam ketulusan dan kejujuran.  3.  Kemunafikan.  Munafik bisa diartikan:  bermuka dua, perkataannya berbeda dengan isi hatinya.  Sudah tahu apa yang benar, sudah mengerti kebenaran, tapi tidak melakukannya.  4.  Kedengkian.  Jangan sampai kita menyimpan dengki di dalam hati!  Selama masih ada dengki, jangan berharap Tuhan menjawab doa-doa kita.  5.  Fitnah.  Ingat!  Hidup dan mati dikuasi oleh lidah.  Karena itu lidah kita harus memperkatakan apa yang benar dan positif, jangan memperkatakan yang buruk tentang kelemahan dan kekurangan orang lain.

     Tuhan tidak akan bisa menggenapi rencana-Nya dan memakai hidup kita untuk menjadi alat kemuliaan-Nya, selama masih ada  'sampah-sampah'.

Tuhan menghendaki kehidupan kita  'bersih' dari segala yang jahat, karena Dia sudah menebus hidup kita dan mengangkat kita dari lumpur dosa!

Tuesday, September 24, 2019

UMUR MANUSIA TERAMAT SINGKAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 September 2019

Baca:  Mazmur 103:15-18

"Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga;"  Mazmur 103:15

Pemazmur menegaskan bahwa keberadaan manusia di dunia adalah sebentar saja!  "...Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi."  (Mazmur 103:15-16).  Musa juga menggambarkan keadaan manusia  "...seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu."  (Mazmur 90:5-6).  Jelas sekali bahwa umur manusia itu singkat!  "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun,"  (Mazmur 90:10), bahkan kalau kita perhatikan di zaman sekarang ini tidak sedikit orang yang sudah  'berpulang' sebelum mereka mencapai umur 70 atau 80 tahun.

     Karena umur manusia teramat singkat,  "...sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap."  (Yakobus 4:14), ada beberapa hal penting perlu diperhatikan:  1.  Jangan pernah menyombongkan diri.  Harta kekayaan, jabatan, reputasi, popularitas yang kita dapatkan di dunia ini sifatnya hanya sebentar saja, tak patut untuk dibangga-banggakan.  Bahkan Alkitab menyatakan bahwa kekayaan yang dimiliki seseorang bisa sewaktu-waktu lenyap,  "...karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali."  (Amsal 23:5).  Tuhan sangat menentang orang-orang yang congkak  (Yakobus 4:6)  dan membenci mata yang sombong  (Amsal 6:17).  2.  Kumpulkan harta di sorga.  Apalah artinya seorang memiliki seluruh dunia ini tapi ia kehilangan nyawanya?  (Matius 16:26).  Waktu yang singkat ini biarlah kita pergunakan semaksimal mungkin untuk mengumpulkan harta di sorga, sebab  "... di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya."  (Matius 6:20).

     Pengkhotbah menulis:  "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;"  (Pengkhotbah 3:1-2).  Jangan pernah sia-siakan kesempatan yang ada, pergunakan waktu-waktu yang terbatas ini untuk membangun iman, meningkatkan ibadah dan melayani Tuhan sepenuh hati.

"Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."  Kolose 3:2