Saturday, September 21, 2019

MENGAWALI DENGAN ROH: Mengakhiri Dengan Daging

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 September 2019

Baca:  1 Raja-Raja 11:1-13

"Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN,"  1 Raja-Raja 11:4

Firman Tuhan memperingatkan orang percaya agar tidak sembarangan bergaul, harus selektif memilih teman.  Mengapa?  Jika kita salah bergaul akan berdampak buruk bagi kehidupan kita:  "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik."  (1 Korintus 15:33), dan  "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang."  (Amsal 13:20).  Salomo  (bahasa Ibrani:  Shelomoh)  memiliki arti:  damai, yang nama lainnya adalah Yedija, yang berarti dikasihi oleh Tuhan,  "...dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN."  (2 Samuel 12:25), namun harus menuai akibat kesalahannya dalam bergaul, padahal melalui Salomo ini Tuhan menggenapi apa yang Ia janjikan kepada Daud  (ayahnya):  "Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku."  (2 Samuel 7:13-14).

     Tuhan selalu memperingatkan Salomo agar hidup menurut segala ketetapan-Nya.  Inilah kunci untuk mengalami berkat-berkat Tuhan!  Terbukti ketika Salomo taat, Tuhan memberkati dia secara luar biasa:  "Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat."  (1 Raja-Raja 10:23).  Perlahan tapi pasti, dengan kekuasaan dan harta yang melimpah, membuat iman Salomo menjadi goyah.  Ia melanggar ketetapan Tuhan untuk tidak bergaul, ia mencintai wanita-wanita bangsa Kanaan.  "'Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.' Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta."  (1 Raja-Raja 11:2).

     Salomo tak menghiraukan peringatan Tuhan, memilih kompromi dengan dosa.  Ketika isteri-isterinya mendesak untuk membangun bukit-bukit pengorbanan bagi ilah-ilah mereka, Salomo tak kuasa menolaknya  (1 Raja-Raja 11:7-8).

Karena Salomo tidak lagi taat kepada kehendak Tuhan, maka Tuhan pun mengoyakkan kerajaan yang dipimpinnya!

Friday, September 20, 2019

ADAKAH YANG MUSTAHIL BAGI TUHAN?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 September 2019

Baca:  2 Raja-Raja 3:9-27

"Dan itupun adalah perkara ringan di mata TUHAN; juga orang Moab akan diserahkan-Nya ke dalam tanganmu."  2 Raja-Raja 3:18

Ketika Yoram  (raja Israel), Yosafat  (raja Yehuda)  dan raja Edom bersepakat untuk menempuh perjalanan jauh dengan maksud hendak berperang melawan Moab, di tengah-tengah perjalanan sesuatu yang tak diinginkan terjadi, seperti tertulis:  "...sesudah mereka berkeliling tujuh hari perjalanan jauhnya, maka tidak terdapat air untuk tentara dan untuk hewan yang mengikuti mereka."  (ayat 9).  Saat dalam kesukaran ini segeralah mereka menemui nabi Tuhan  (Elisa), atas saran dari pegawai raja Israel, untuk meminta petunjuk dan pertolongan dari Tuhan.  Respons Elisa melihat kedatangan mereka?  Awal-awalnya Elisa sampai menolak,  "Apakah urusanku dengan engkau? Pergilah kepada para nabi ayahmu dan kepada para nabi ibumu."  (ayat 13a), tetapi karena di situ ada Yosafat  (raja Yehuda), akhirnya hati Elisa pun menjadi luluh dan kemudian ia mengabulkan permintaan mereka.  "...jika tidak karena Yosafat, raja Yehuda, maka sesungguhnya aku ini tidak akan memandang dan melihat kepadamu."  (ayat 14).

     Atas petunjuk Tuhan, Elisa memerintahkan mereka untuk memanggil pemetik kecapi:  "Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan TUHAN meliputi dia."  (ayat 15).  Memainkan kecapi  (alat musik)  ini berbicara tentang pujian dan penyembahan kepada Tuhan.  Ketika puji-pujian dinaikkan, hati Tuhan disenangkan dan hadirat-Nya akan turun melawat umat-Nya, sebab  "...Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel."  (Mazmur 22:4);  dan di mana ada lawatan Tuhan, sesuatu yang besar dan ajaib pasti dinyatakan di tengah-tengah umat-Nya.  

     Sementara kecapi dimainkan, Tuhan menyatakan kehendak-Nya,  "Biarlah di lembah ini dibuat parit-parit,"  (2 Raja-Raja 3:16), meski secara kasat mata  "Kamu tidak akan mendapat angin dan hujan, namun lembah ini akan penuh dengan air, sehingga kamu serta ternak sembelihan dan hewan pengangkut dapat minum."  (ayat 17), bahkan mereka mendapatkan berkat ganda dari Tuhan,  "...juga orang Moab akan diserahkan-Nya ke dalam tanganmu."  (ayat 18b).  Pergumulan hidup apa yang sedang Saudara alami?

Sekalipun masalah yang kita alami sepertinya tidak ada jalan keluar, di mata Tuhan itu perkara yang teramat ringan, karena Dia Mahasanggup dan Mahakuasa!