Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 September 2019
Baca: Mazmur 46:1-12
"Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur." Mazmur 46:7
Perhatikan dengan seksama keadaan dunia saat ini! Bukankah semakin hari semakin bergejolak? Gejolak ini tidak hanya terjadi di negara kita, tapi hampir seluruh negara mengalami hal yang sama. Dunia ini benar-benar sedang digoncang! "Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat;" (Hagai 2:7). Apa yang pemazmur tulis bahwa bangsa-bangsa ribut dan kerajaan-kerajaan goncang (ayat nas), benar-benar tergenapi.
Bergejolaknya dunia, mau tidak mau, memengaruhi kehidupan semua orang, bahkan dapat menimbulkan ketakutan, kekuatiran, dan kecemasan. "...sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya." (Mazmur 46:3-4), sebagai orang percaya, kita tak perlu takut, berpeganglah teguh pada janji firman Tuhan. Bila kita masih merasa sulit untuk melepaskan diri dari belenggu ketakutan dan kekuatiran, itu tandanya kita belum tinggal di dalam firman Tuhan, padahal firman Tuhan penting sekali untuk menumbuhkan iman kita, bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang bukan saja menyelamatkan kita, tapi juga Tuhan yang sanggup memelihara kehidupan kita setiap hari, sekalipun dunia dipenuhi dengan gejolak. Tak perlu takut menghadapi gejolak dan goncangan apa pun, sebab orang percaya "...menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur
dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya,
dengan hormat dan takut." (Ibrani 12:28).
Supaya kita mampu bertahan dan tetap kuat menghadapi dunia yang sedang bergejolak dan bergoncang ini kita harus memperkokoh fondasi hidup kita. Fondasi itu adalah firman Tuhan: "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." (Matius 24:35). Ada tertulis: "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan
melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan
rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin
melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas
batu." (Matius 7:24-25).
Tuhan itu tempat perlindungan dan kekuatan! Dialah kota benteng kita.
Wednesday, September 18, 2019
Tuesday, September 17, 2019
MEMPERTANGGUNGJAWABKAN PERKATAAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 September 2019
Baca: Matius 12:33-37
"Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." Matius 12:37
Punya kemampuan berbicara di depan banyak orang, seperti di dalam forum, rapat, seminar, kelas, dan sebagainya, adalah sesuatu yang sangat membanggakan, karena tidak semua orang cakap melakukannya. Tetapi, jika seseorang berbicara sembarangan di hadapan banyak orang dan tak mampu mengekang lidahnya, apalagi yang terucap adalah perkataan yang kotor, ini justru sangat berbahaya dan bisa menimbulkan masalah besar. Berhati-hatilah! Firman Tuhan mengatakan, "Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman." (Matius 12:36). Rasul Paulus juga memperingatkan orang percaya, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." (Efesus 4:29).
Perkataan kotor dan sia-sia adalah perkataan yang jahat dan buruk, yang dapat menjadi penyulut api, yang dapat membakar, melukai dan menghanguskan apa pun yang ada di sekitarnya. Sadar atau tidak, ada banyak kata sia-sia yang seringkali meluncur begitu saja dari mulut kita, tanpa kita peduli dengan keadaan orang lain. Yang termasuk dalam kategori perkataan kotor: 1. Fitnah. Yaitu perkataan yang tidak didasari dengan kebenaran yang dengan sengaja disebarkan dengan maksud untuk menjelek-jelekkan, merusak atau menghancurkan nama baik seseorang. 2. Gosip. Yaitu pergunjingan atau obrolan negatif tentang orang lain, yang belum tentu kebenarannya. 3. Hujatan. Yaitu ucapan yang mencaci, mencela, atau ujaran kebencian. 4. Makian. Yaitu kata-kata kasar yang diucapkan seseorang karena tersulut oleh amarah yang meledak-ledak, dan sebagainya!
Di hari-hari ini dosa yang paling banyak dilakukan oleh orang adalah dosa perkataan. Seorang percaya tak sepantasnya mengucapkan perkataan kotor dan sia-sia! Adalah mutlak untuk selalu mengucapkan perkataan yang benar dan positif! Hal ini perlu latihan dan disiplin tinggi agar kita dapat mengontrol dan menundukkan satu bagian dari tubuh kita yang dapat mempengaruhi seluruh kehidupan kita, yaitu lidah.
Karena itu, "Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;" 1 Petrus 4:11a
Baca: Matius 12:33-37
"Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." Matius 12:37
Punya kemampuan berbicara di depan banyak orang, seperti di dalam forum, rapat, seminar, kelas, dan sebagainya, adalah sesuatu yang sangat membanggakan, karena tidak semua orang cakap melakukannya. Tetapi, jika seseorang berbicara sembarangan di hadapan banyak orang dan tak mampu mengekang lidahnya, apalagi yang terucap adalah perkataan yang kotor, ini justru sangat berbahaya dan bisa menimbulkan masalah besar. Berhati-hatilah! Firman Tuhan mengatakan, "Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman." (Matius 12:36). Rasul Paulus juga memperingatkan orang percaya, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." (Efesus 4:29).
Perkataan kotor dan sia-sia adalah perkataan yang jahat dan buruk, yang dapat menjadi penyulut api, yang dapat membakar, melukai dan menghanguskan apa pun yang ada di sekitarnya. Sadar atau tidak, ada banyak kata sia-sia yang seringkali meluncur begitu saja dari mulut kita, tanpa kita peduli dengan keadaan orang lain. Yang termasuk dalam kategori perkataan kotor: 1. Fitnah. Yaitu perkataan yang tidak didasari dengan kebenaran yang dengan sengaja disebarkan dengan maksud untuk menjelek-jelekkan, merusak atau menghancurkan nama baik seseorang. 2. Gosip. Yaitu pergunjingan atau obrolan negatif tentang orang lain, yang belum tentu kebenarannya. 3. Hujatan. Yaitu ucapan yang mencaci, mencela, atau ujaran kebencian. 4. Makian. Yaitu kata-kata kasar yang diucapkan seseorang karena tersulut oleh amarah yang meledak-ledak, dan sebagainya!
Di hari-hari ini dosa yang paling banyak dilakukan oleh orang adalah dosa perkataan. Seorang percaya tak sepantasnya mengucapkan perkataan kotor dan sia-sia! Adalah mutlak untuk selalu mengucapkan perkataan yang benar dan positif! Hal ini perlu latihan dan disiplin tinggi agar kita dapat mengontrol dan menundukkan satu bagian dari tubuh kita yang dapat mempengaruhi seluruh kehidupan kita, yaitu lidah.
Karena itu, "Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;" 1 Petrus 4:11a
Subscribe to:
Posts (Atom)