Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Agustus 2019
Baca: Mazmur 42:1-12
"Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: 'Di mana Allahmu?'" Mazmur 42:4
Menjalani hidup sebagai pengikut Kristus di tengah-tengah dunia yang jahat adalah sebuah proses ujian iman. Mengapa? Karena banyak orang yang tidak suka dan benci terhadap orang percaya. Tentang hal itu Alkitab sudah menyatakannya: "Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku;" (Matius 10:22). Jadi, bukan hal yang mengejutkan lagi bila orang percaya seringkali mendapatkan perlakuan yang kurang mengenakkan, ditindas, dicemooh, diintimidasi, dan diperlakukan tidak adil. Hal itulah yang seringkali membuat jiwa kita sangat tertekan.
Pergumulan hidup yang berat ini pun dialami oleh bani Korah! Bani Korah adalah keturunan anak-anak Korah bin Yizhar bin Kehat bin Lewi, yang melayani di Kemah Suci sebagai penjaga-penjaga pintu masuk Kemah (1 Tawarikh 9:19) dan tim pemuji Tuhan (2 Tawarikh 20:19). Mereka mengalami tekanan yang luar biasa dari orang-orang fasik yang tak pernah berhenti untuk mencela, melemahkan, menekan dan mencemooh, "Seperti tikaman maut ke dalam tulangku lawanku mencela aku, sambil berkata kepadaku sepanjang hari: 'Di mana Allahmu?'" (Mazmur 42:11). Suatu pengakuan jujur dari bani Korah yang jiwanya begitu tertekan sehingga ia pun menumpahkan keluh-kesahnya kepada Tuhan, "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku?
Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya,
penolongku dan Allahku! Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat kepada-Mu dari
tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari gunung Mizar." (Mazmur 42:6-7). Meski demikian bani Korah tidak mau larut dalam keputusasaan dan kepedihan hati yang berkepanjangan, tak mau dikalahkan oleh situasi yang ada. Mereka tetap berharap kepada Tuhan dan mengingat-ingat kasih setia Tuhan.
Tak kuat hadapi tekanan hidup yang berat, banyak orang kehilangan semangat dan frustasi! Inilah saat-saat yang dimanfaatkan Iblis untuk mendakwa dan mengalihkan fokus hidup kita untuk tidak memandang kepada Tuhan dan segala kebaikan-Nya!
Tuhan itu bagi kita...sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti! (Mazmur 46:2).
Saturday, August 31, 2019
Friday, August 30, 2019
TUHAN SANGGUP MENYEMBUHKAN SAKITMU
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Agustus 2019
Baca: Mazmur 30:1-13
"TUHAN, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku." Mazmur 30:3
Di hadapan umat pilihan Tuhan (bangsa Israel), Tuhan sendiri menyatakan diri-Nya sebagai Jehova Rapha, Tuhan yang menyembuhkan. Demikianlah firman Tuhan, "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau." (Keluaran 15:26). Kesembuhan yang Tuhan sediakan bagi umat-Nya bukan hanya kesembuhan secara fisik, melainkan juga mencakup kesembuhan secara rohani yang berupa pengampunan dosa. Tapi sayang, begitu banyak orang Kristen yang menganggap bahwa kesembuhan dari Tuhan adalah cerita usang di Alkitab, dan di masa sekarang kesembuhan hanya diperoleh melalui penanganan medis atau dokter.
Dengar baik-baik! Tuhan yang memberikan kesembuhan kepada umat-Nya di zaman Alkitab, adalah Tuhan yang sama yang kuasa-Nya tidak pernah berubah dari dahulu, sekarang, sampai selama-lamanya. Alkitab menyatakan bahwa melalui pengorbanan Kristus di kayu salib segala kutuk dosa telah dipatahkan, dan salah satu kutuk dosa itu adalah sakit-penyakit. "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." (1 Petrus 2:24), "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." (Matius 8:17).
Karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan, seperti yang Daud lakukan: "Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu," (Mazmur 103:2-3). Bagi Saudara yang saat ini sedang terbaring tak berdaya di tempat tidur karena sakit-penyakit, arahkan pandangan Saudara kepada Tuhan, yang adalah Dokter di atas segala dokter, Sang Tabib yang ajaib.
"Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman TUHAN," Yeremia 30:17
Baca: Mazmur 30:1-13
"TUHAN, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku." Mazmur 30:3
Di hadapan umat pilihan Tuhan (bangsa Israel), Tuhan sendiri menyatakan diri-Nya sebagai Jehova Rapha, Tuhan yang menyembuhkan. Demikianlah firman Tuhan, "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau." (Keluaran 15:26). Kesembuhan yang Tuhan sediakan bagi umat-Nya bukan hanya kesembuhan secara fisik, melainkan juga mencakup kesembuhan secara rohani yang berupa pengampunan dosa. Tapi sayang, begitu banyak orang Kristen yang menganggap bahwa kesembuhan dari Tuhan adalah cerita usang di Alkitab, dan di masa sekarang kesembuhan hanya diperoleh melalui penanganan medis atau dokter.
Dengar baik-baik! Tuhan yang memberikan kesembuhan kepada umat-Nya di zaman Alkitab, adalah Tuhan yang sama yang kuasa-Nya tidak pernah berubah dari dahulu, sekarang, sampai selama-lamanya. Alkitab menyatakan bahwa melalui pengorbanan Kristus di kayu salib segala kutuk dosa telah dipatahkan, dan salah satu kutuk dosa itu adalah sakit-penyakit. "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." (1 Petrus 2:24), "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." (Matius 8:17).
Karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan, seperti yang Daud lakukan: "Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu," (Mazmur 103:2-3). Bagi Saudara yang saat ini sedang terbaring tak berdaya di tempat tidur karena sakit-penyakit, arahkan pandangan Saudara kepada Tuhan, yang adalah Dokter di atas segala dokter, Sang Tabib yang ajaib.
"Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman TUHAN," Yeremia 30:17
Subscribe to:
Posts (Atom)