Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Agustus 2019
Baca: Mazmur 91:1-16
"Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu." Mazmur 91:7
Mazmur 91 ini berbicara tentang jaminan perlindungan Tuhan bagi orang percaya. Orang percaya yang bagaimana? Jaminan perlindungan Tuhan hanya tersedia bagi orang percaya yang hidup melekat dengan Tuhan. Melekat dengan Tuhan berarti bergaul karib dengan Tuhan, seperti ranting yang melekat pada pokok anggur. Inilah syarat mutlak untuk kita dapat mengalami janji perlindungan Tuhan ini. Dikatakan: "Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: 'Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.'" (Mazmur 91:1-2). 'Orang yang duduk dan bermalam' memiliki makna: orang yang mau menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan dan berusaha untuk hidup benar di hadapan Tuhan setiap hari.
Hidup melekat dengan Tuhan dan bergaul karib dengan-Nya menyiratkan adanya kehendak diri yang sudah ditaklukkan bagi Tuhan. Sama seperti ranting yang harus 'dibersihkan' supaya dapat berbuah lebat. Ini adalah proses yang tidak mudah, butuh pendisiplinan diri dari hari ke sehari, karena "...roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41). Bila kita tidak hidup melekat dengan Tuhan dan bergaul karib dengan Dia secara konsisten, maka kita juga tidak akan penuh menikmati janji-janji Tuhan itu. Ada bagian yang harus kita kerjakan, maka Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya. Pernyataan pemazmur bahwa Tuhan adalah Yang Mahatinggi adalah penegasan bahwa Tuhan lebih besar daripada ancaman apa saja yang kita hadapi; Yang Mahakuasa adalah untuk menekankan bahwa kuasa-Nya sanggup mengalahkan dan membinasakan semua musuh. Bahkan, "...malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu." (Mazmur 91:11). Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk mengawasi, menjaga, dan melindungi orang benar-Nya.
Selama kita tinggal dekat Tuhan dan hidup seturut dengan kehendak Tuhan, maka tak ada yang perlu ditakutkan, karena ada jaminan perlindungan dari Tuhan.
"Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya..." Mazmur 91:15
Sunday, August 25, 2019
Saturday, August 24, 2019
PENTINGNYA HIKMAT BAGI ORANG PERCAYA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Agustus 2019
Baca: Amsal 2:1-22
"Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu; kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau" Amsal 2:10-11
Secara umum kata 'hikmat' (Inggris: wisdom) memiliki arti: suatu pengertian dan pemahaman yang dalam mengenai orang, barang, kejadian atau situasi, yang menghasilkan kemampuan untuk menerapkan persepsi, penilaian dan perbuatan sesuai pengertian tersebut. Hikmat adalah hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap anak-anak Tuhan, sebab "...hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya." (Amsal 8:11). Dengan hikmat, orang dimampukan untuk membuat keputusan dengan benar, dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak.
Daud adalah contoh orang yang penuh hikmat. Karena hikmatnya ini Daud mampu menjadi pemimpin yang benar-benar dikagumi oleh rakyatnya seperti tertulis: "...perkataan tuanku raja tentulah akan menenangkan hati, sebab seperti malaikat Allah, demikianlah tuanku raja, yang dapat membeda-bedakan apa yang baik dan jahat. Dan TUHAN, Allahmu, kiranya menyertai tuanku." (2 Samuel 14:17). Hikmat mulai berkembang di dalam diri Daud sejak ia masih muda, kala ia berada di padang menggembalakan kawanan domba. Di situlah Daud banyak belajar tentang bagaimana harus memimpin, membimbing, dan menuntun domba-dombanya. "Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya." (Mazmur 78:72). Begitu pula saat melayani di istana Saul, dengan hikmat yang dimiliki, Daud mampu mengerjakan semua tugas yang dipercayakan kepadanya dengan sangat baik.
Dari manakah Daud beroleh hikmat? Hikmat yang dimiliki Daud adalah buah dari persekutuannya yang karib dengan Tuhan dan ketekunannya dalam merenungkan firman Tuhan di sepanjang hidupnya. "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan." (Mazmur 119:97-99).
Pemazmur hikmat adalah takut akan Tuhan! Dari Tuhanlah hikmat diperoleh.
Baca: Amsal 2:1-22
"Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu; kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau" Amsal 2:10-11
Secara umum kata 'hikmat' (Inggris: wisdom) memiliki arti: suatu pengertian dan pemahaman yang dalam mengenai orang, barang, kejadian atau situasi, yang menghasilkan kemampuan untuk menerapkan persepsi, penilaian dan perbuatan sesuai pengertian tersebut. Hikmat adalah hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap anak-anak Tuhan, sebab "...hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya." (Amsal 8:11). Dengan hikmat, orang dimampukan untuk membuat keputusan dengan benar, dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak.
Daud adalah contoh orang yang penuh hikmat. Karena hikmatnya ini Daud mampu menjadi pemimpin yang benar-benar dikagumi oleh rakyatnya seperti tertulis: "...perkataan tuanku raja tentulah akan menenangkan hati, sebab seperti malaikat Allah, demikianlah tuanku raja, yang dapat membeda-bedakan apa yang baik dan jahat. Dan TUHAN, Allahmu, kiranya menyertai tuanku." (2 Samuel 14:17). Hikmat mulai berkembang di dalam diri Daud sejak ia masih muda, kala ia berada di padang menggembalakan kawanan domba. Di situlah Daud banyak belajar tentang bagaimana harus memimpin, membimbing, dan menuntun domba-dombanya. "Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya." (Mazmur 78:72). Begitu pula saat melayani di istana Saul, dengan hikmat yang dimiliki, Daud mampu mengerjakan semua tugas yang dipercayakan kepadanya dengan sangat baik.
Dari manakah Daud beroleh hikmat? Hikmat yang dimiliki Daud adalah buah dari persekutuannya yang karib dengan Tuhan dan ketekunannya dalam merenungkan firman Tuhan di sepanjang hidupnya. "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan." (Mazmur 119:97-99).
Pemazmur hikmat adalah takut akan Tuhan! Dari Tuhanlah hikmat diperoleh.
Subscribe to:
Posts (Atom)