Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Agustus 2019
Baca: Amsal 4:1-27
"Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya." Amsal 4:6
Pancaindera merupakan bagian atau organ tubuh manusia yang sangat penting. Kelima alat indera itu meliputi: mata (indera penglihatan), telinga (indera pendengaran), hidung (indera pembau/penciuman), lidah (indera pengecap) dan kulit (indera peraba). Bila salah satu dari pancaindera tersebut mengalami gangguan atau tidak dapat berfungsi dengan baik akan mempengaruhi kelangsungan hidup seseorang. Maka dari itu kita harus menjaga pancaindera tubuh kita dengan sebaik mungkin agar tetap terjaga kesehatannya.
Begitu pula dalam kehidupan rohani, kita pun harus bisa menjaga indera tubuh rohani kita dengan baik dan melatihnya secara konsisten. Indera rohani yang terlatih akan menunjukkan kedewasaan rohani seseorang, seperti tertulis: "...orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." (Ibrani 5:14). Ketahuilah bahwa kehidupan kekristenan itu digambarkan seperti gelanggang perlombaan iman. Mungkinkah seseorang, yang jika salah satu dari anggota tubuhnya tidak sehat atau sakit, bisa menang dalam perlombaan?
Agar tubuh rohani tetap sehat dan bugar: 1. Jagalah hatimu. Mengapa kita harus menjaga hati kita? Karena hati adalah pusat kehidupan manusia. "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Hati yang tidak dijaga dengan penuh kewaspadaan membuka celah yang selebar-lebarnya bagi Iblis untuk menyerang area kehidupan kita. Ingat! Setiap perkataan yang keluar dari mulut kita itu meluap dari hati (Matius 12:34b). Bila hati kita ini bersih, maka yang terpancar keluar pastilah hal-hal yang baik dan benar. Sebaliknya bila hati kita dipenuhi dengan segala macam kotoran, maka keburukan dan hal-hal negatiflah yang akan mengalir keluar, "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat." (Matius 15:19). Alkitab menyatakan bahwa kesehatan tubuh jasmani kita ini juga sangat dipengaruhi oleh keadaan hati kita. "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang." (Amsal 17:22). Agar hati kita bersih, "...aku menyimpan janji-Mu," (Mazmur 119:11), selalu merenungkan firman Tuhan dan menyimpannya dalam hati.
Wednesday, August 7, 2019
Tuesday, August 6, 2019
SULIT MASUK KERAJAAN SORGA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Agustus 2019
Baca: Markus 10:17-27
"Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Markus 10:25
Dalam pembacaan Alkitab hari ini dikisahkan tentang seorang yang kaya yang merasa dirinya sudah melakukan perintah Tuhan secara lengkap. "...semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." (Markus 10:20). Orang kaya itu pun merasa yakin bahwa ia akan mendapatkan acungan jempol (pujian) dari Tuhan dan hidup yang kekal menjadi miliknya. Namun, apa yang Tuhan katakan? "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (Markus 10:21).
Bagaimana respons orang kaya itu setelah mendengar apa yang Tuhan perintahkan? "Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya." (Markus 10:22). Ia kecewa dan sedih karena diperintahkan Tuhan untuk menjual hartanya dan juga membagikannya kepada orang miskin. Keengganannya untuk melakukan apa yang diperintahkan Tuhan ini menunjukkan bahwa orang kaya tersebut lebih mencintai hartanya daripada Tuhan. Ia rela kehilangan Guru yang baik karena lebih memilih harta duniawi. Sungguh benar apa yang Alkitab katakan: "...di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21).
Tuhan menegaskan bahwa ketika seseorang menempatkan uang, harta atau kekayaannya sebagai yang terutama dan segala-galanya, sulit bagi orang tersebut untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." (Markus 10:23). Adalah "Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." (ayat nas). Orang kaya yang hanya memikirkan harta duniawi yang sifatnya sementara dan mengabaikan perkara-perkara rohani yang sifatnya kekal, sulit untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Namun Tuhan mengatakan bahwa tidak ada yang tak mungkin bagi orang kaya untuk masuk Kerajaan Sorga asalkan hatinya tidak terpaut kepada harta itu; asalkan ia mau memrioritaskan Tuhan, menempatkan perkara-perkara rohani sebagai yang terutama dalam hidupnya, hidup dalam ketaatan, dan menjadi berkat.
Selama hati masih berpaut kepada harta duniawi, sulit rasanya mencapai sorga!
Baca: Markus 10:17-27
"Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Markus 10:25
Dalam pembacaan Alkitab hari ini dikisahkan tentang seorang yang kaya yang merasa dirinya sudah melakukan perintah Tuhan secara lengkap. "...semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." (Markus 10:20). Orang kaya itu pun merasa yakin bahwa ia akan mendapatkan acungan jempol (pujian) dari Tuhan dan hidup yang kekal menjadi miliknya. Namun, apa yang Tuhan katakan? "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (Markus 10:21).
Bagaimana respons orang kaya itu setelah mendengar apa yang Tuhan perintahkan? "Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya." (Markus 10:22). Ia kecewa dan sedih karena diperintahkan Tuhan untuk menjual hartanya dan juga membagikannya kepada orang miskin. Keengganannya untuk melakukan apa yang diperintahkan Tuhan ini menunjukkan bahwa orang kaya tersebut lebih mencintai hartanya daripada Tuhan. Ia rela kehilangan Guru yang baik karena lebih memilih harta duniawi. Sungguh benar apa yang Alkitab katakan: "...di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21).
Tuhan menegaskan bahwa ketika seseorang menempatkan uang, harta atau kekayaannya sebagai yang terutama dan segala-galanya, sulit bagi orang tersebut untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." (Markus 10:23). Adalah "Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." (ayat nas). Orang kaya yang hanya memikirkan harta duniawi yang sifatnya sementara dan mengabaikan perkara-perkara rohani yang sifatnya kekal, sulit untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Namun Tuhan mengatakan bahwa tidak ada yang tak mungkin bagi orang kaya untuk masuk Kerajaan Sorga asalkan hatinya tidak terpaut kepada harta itu; asalkan ia mau memrioritaskan Tuhan, menempatkan perkara-perkara rohani sebagai yang terutama dalam hidupnya, hidup dalam ketaatan, dan menjadi berkat.
Selama hati masih berpaut kepada harta duniawi, sulit rasanya mencapai sorga!
Subscribe to:
Posts (Atom)