Monday, July 29, 2019

BERLAKU FASIK KARENA HARTA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Juli 2019

Baca:  Amsal 14:1-35

"Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut."  Amsal 14:27

Salah satu tanda nyata bahwa orang tidak takut akan Tuhan adalah tak mau taat melakukan kehendak Tuhan.  Itu artinya ia menganggap remeh firman Tuhan.  Ada tertulis:  "Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan."  (Amsal 13:13).  Apalagi kalau sudah hidup dalam berkat, berhasil, atau hidup mapan secara materi, ada banyak orang Kristen tidak lagi menyandarkan hidupnya kepada Tuhan, melainkan bersandar kepada harta kekayaan atau keberhasilannya.  Mereka berpikir bahwa dengan uang atau materi mereka dapat berbuat apa saja dan dapat membeli apa saja.  Tapi mereka lupa bahwa uang tak bisa membeli umur panjang.  Nyawa itu bukan berada di tangan dokter.  "Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan."  (Amsal 3:16).

     Bila Tuhan sudah memberkati hidup kita seharusnya kita semakin hidup takut akan Tuhan dan mengikuti jalan-jalan-Nya, sebab bila kita menyimpang dari jalan Tuhan dan tidak lagi menyandarkan hidup kepada Dia, bukan kebahagiaan yang kita peroleh, tapi jerat dan malapetaka.  Orang yang takut akan Tuhan pasti menemukan jalan yang penuh kebahagiaan,  "Karena Tuhanlah yang akan menjadi sandaranmu, dan akan menghindarkan kakimu dari jerat."  (Amsal 3:26).  "Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata."  (Amsal 3:17).  Kalau kita hidup takut akan Tuhan, kita akan mengalami kelimpahan berkat-Nya yang dapat dinikmati sampai anak cucu.  "Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar."  (Amsal 13:22).

     Takut akan Tuhan adalah sumber kehidupan!  Sebaliknya orang yang tamak, yang menjadikan harta sebagai  'tuan'  dalam hidupnya, pasti akan celaka.  "Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan."  (Amsal 15:16).  Berkat yang Tuhan limpahkan kepada kita janganlah membuat kita berlaku fasik, tetapi biarlah membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.  

Berkat Tuhan seharusnya membuat kita semakin takut akan Tuhan dan mengasihi Dia lebih dan lebih lagi.

Sunday, July 28, 2019

TAKUT BERSAKSI TENTANG KRISTUS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Juli 2019

Baca:  Yohanes 12:37-50

"Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah."  Yohanes 12:43

Alkitab menegaskan bahwa ada harga yang harus dibayar sebagai pengikut Kristus.  "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."  (Matius 16:24).  Banyak orang Kristen yang melemah imannya oleh karena mereka tidak tahan dengan celaan atau kritikan karena keberadaannya sebagai pengikut Kristus.  Jujur kita akui bahwa celaan atau kritikan yang tidak sehat memang dapat meruntuhkan mental dan mematahkan semangat.  Apalagi kritikan pedas yang dilandasi oleh rasa benci dan iri, pasti sangatlah menyakitkan.

     Sekalipun dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah, tak patut kita menjadi sakit hati dan lemah, karena kita punya Roh Kudus, yang adalah Parakletos, Penolong dan Penghibur bagi kita.  Kita harus terus maju dan punya keberanian untuk bersaksi tentang Kristus dan memberitakan keselamatan kepada dunia,  "...siap sedialah baik atau tidak baik waktunya,..."  (2 Timotius 4:2).  Harus diakui bahwa tak semua orang senang mendengar kesaksian tentang Kristus dan berita keselamatan itu.  Tidak sedikit dari mereka yang malah mengejek, mengolok atau menghina.  Karena tak sanggup menghadapi kritikan, celaan, hinaan, atau tekanan, akhirnya banyak yang tak mau membuka jati dirinya sebagai pengikut Kristus.  Mereka merasa malu bila harus bersaksi tentang Kristus karena kuatir reputasinya akan jatuh, takut dibenci, takut kehilangan kedudukan atau popularitas.  Alkitab menyatakan:  "Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan."  (Yohanes 12:42-43).  

     Sebagai umat tebusan Kristus patutkah kita merasa malu bersaksi tentang kasih dan pengorbanan Kristus kepada orang lain?  Perhatikan!  "Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."  (Markus 8:38).

"...jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu."  1 Petrus 4:16