Friday, July 26, 2019

INGIN MENJADI BESAR? Milikilah Hati Hamba (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Juli 2019

Baca:  Matius 20:25-28

"Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,"  Matius 20:26

Tibalah akhirnya Daud bertemu dengan raksasa dari Gat, yaitu Goliat, di medan pertempuran.  Arti nama Goliat adalah pemenggal kepala.  Teriakan Goliat menebarkan intimidasi, kecemasan dan ketakutan.  Kehadiran Goliat benar-benar menimbulkan ketakutan yang luar biasa di antara orang-orang Israel, termasuk raja Saul.  Dengan mengandalkan Tuhan dan bermodalkan tongkat, batu licin dan umban, Daud berani menghadapi raksasa itu.  "...Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan."  (1 Samuel 17:50).  Keberhasilan Daud mengalahkan Goliat akhirnya menimbulkan rasa benci dan iri hati dalam diri Saul, karena orang-orang mengelu-elukan Daud  (1 Samuel 18:7-9).  Berbagai cara Saul lakukan untuk membunuh Daud, tapi selalu gagal dan gagal.

     Meski Saul berlaku jahat terhadap dirinya dan berulangkali berniat membunuhnya, Daud tetap menghormati dia sebagai pemegang otoritas yang Tuhan taruh di atasnya.  Di sinilah Daud sedang diuji integritas hidupnya!  Bahkan sekalipun beberapa kali mendapatkan peluang untuk membunuh Saul, hal itu tidak dilakukan Daud.  Ia menolak untuk menjamah Saul karena ia mengerti arti tunduk kepada otoritas  (1 Samuel 24:7).  Daud tidak menggunakan  'aji mumpung'  atau jalan pintas untuk bisa mencapai puncak.  Ia tetap sabar menunggu waktu Tuhan dan dengan setia mengikuti proses yang harus dijalaninya.  Adalah mudah untuk menundukkan diri kepada pemimpin yang baik dan menyukakan hati kita.  Namun, ketika dihadapkan pada pimpinan yang jahat?   Apa pun keadaannya kita harus tetap menundukkan diri pada otoritas.  Dengan Daud menghormati Saul sebagai pemegang otoritas di atasnya, sebenarnya Daud sedang menghormati Tuhan yang memberikan otoritas itu kepada Saul.

     Pada akhirnya Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya!  Setelah lulus ujian Daud mengalami penggenapan janji Tuhan.  Alkitab menyatakan:  "Di Hebron ia memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun atas seluruh Israel dan Yehuda."  (2 Samuel 5:5).

Karena setia dan punya hati hamba, Tuhan mengangkat hidup Daud!

Thursday, July 25, 2019

INGIN MENJADI BESAR? Miliki Hati Hamba (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Juli 2019

Baca:  1 Samuel 16:1-23

"Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku."  1 Samuel 16:1b

Daud, yang namanya berarti yang dicintai atau dikasihi adalah orang yang begitu setia mengerjakan tugas apa pun yang dipercayakan kepadanya, sekalipun tugas itu dipandang orang merupakan tugas yang kecil dan sepele, yaitu menggembalakan kambing domba yang jumlahnya hanya dua tiga ekor saja.  Tanpa keluh kesah dan persungutan Daud mengerjakan tugas itu dengan penuh kesetiaan.  Takkan mudah mendapati orang yang benar-benar setia, seperti ada tertulis:  "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?"  (Amsal 20:6).

     Tuhan melihat dan sangat memperhatikan kesetiaan Daud ini!  Kesetiaannya dalam mengerjakan perkara-perkara kecil akhirnya membuka jalan bagi Daud untuk beroleh kepercayaan dari Tuhan mengerjakan perkara-perkara yang jauh lebih besar.  "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."  (Lukas 16:10).  Setelah Saul ditolak Tuhan sebagai raja atas Israel karena ketidaktaatannya, yaitu menyelamatkan Agag, raja orang Amalek dan juga ternak mereka yang terbaik dan tambun, yang tidak ditumpasnya  (1 Samuel 15:8-9), Tuhan pun memiliki rencana besar atas diri Daud.  Tuhan memilih, mempersiapkan, dan mengurapi Daud menjadi raja untuk menggantikan Saul.

     Setelah menerima pengurapan dari Samuel, seperti tertulis:  "Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud."  (1 Samuel 16:13), Daud tidak secara langsung memerintah sebagai raja di Israel.  Daud tetap harus melewati proses demi proses, ujian  'kehambaan' pun harus dijalaninya yaitu menjadi pelayan di istana Saul.  Ia merendahkan dirinya dan datang kepada Saul yang saat itu masih memegang otoritas tertinggi dan melayani dia sebagai pembawa senjata.  "Demikianlah Daud sampai kepada Saul dan menjadi pelayannya. Saul sangat mengasihinya, dan ia menjadi pembawa senjatanya."  (1 Samuel 16:21).