Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juli 2019
Baca: Mazmur 7:1-17
"Ia membuat lobang dan menggalinya, tetapi ia sendiri jatuh ke dalam pelubang yang dibuatnya." Mazmur 7:16
Di zaman sekarang ini banyak orang tak lagi segan untuk melakukan perbuatan jahat. Segala cara ditempuh demi mewujudkan apa yang diinginkan. Mereka nekat memasang jerat atau ranjau untuk mencelakai dan menghancurkan hidup orang lain tanpa peduli apakah itu teman, kawan, atau lawan. Entah dengan cara bergosip, memfitnah, menyebarkan berita hoax, atau perbuatan apa saja yang mengandung unsur negatif. Perbuatan semacam ini bisa terjadi di segala tempat: di tempat kerja, di sekolah, bahkan di lingkungan gereja sekalipun. Tujuannya satu, yaitu menjatuhkan atau menghancurkan orang lain yang dianggapnya sebagai rival atau lawan.
Mungkin tak pernah mereka sadari bahwa perbuatan jahat yang dilakukan itu justru akan menjadi bumerang yang dapat menghancurkan diri sendiri, atau senjata makan tuan (ayat nas). "Terhadap dirinya ia mempersiapkan senjata-senjata yang mematikan, dan membuat anak panahnya menjadi menyala. Sesungguhnya, orang itu hamil dengan kejahatan, ia mengandung kelaliman dan melahirkan dusta. Kelaliman yang dilakukannya kembali menimpa kepalanya, dan kekerasannya turun menimpa batu kepalanya." (Mazmur 7:14, 15, 17). Berhati-hatilah! Orang yang merancangkan kejahatan terhadap sesamanya akan berperkara sendiri dengan Tuhan. Ada tertulis: "Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN," (Amsal 15:3). Ingatlah selalu bahwa Tuhan tidak pernah melepaskan pengawasan-Nya terhadap semua orang. Kejahatan sekecil apa pun, bahkan niat jahat yang timbul di dalam hati sekalipun Tuhan tahu secara persis. Pada saatnya Tuhan akan bertindak.
Selama kita hidup seturut dengan firman Tuhan, berlaku benar di hadapan Tuhan, kita tak perlu takut dengan segala kejahatan yang orang lain rancangkan terhadap kita. Tuhan yang adalah Hakim yang adil pasti akan menyatakan pembelaan-Nya kepada kita.
"Semua musuhku mendapat malu dan sangat terkejut; mereka mundur dan mendapat malu dalam sekejap mata." Mazmur 6:11
Wednesday, July 17, 2019
Tuesday, July 16, 2019
TEGUHKAN HATI DAN TAK PERLU TAKUT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Juli 2019
Baca: Yesaya 7:1-9
"Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya." Yesaya 7:4
Rasa takut dalam dialami oleh semua orang, tanpa terkecuali. Orang yang kaya, orang yang miskin, orang yang berpendidikan atau tak berpendidikan, orang yang berpangkat atau pekerja rendahan, orang yang tinggal di kota, di desa atau di lereng-lereng gunung, semua pasti pernah mengalami rasa takut dalam hidupnya. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang dilanda rasa takut: permasalahan dalam rumah tangga, krisis keuangan, bencana atau musibah, sakit-penyakit yang tak kunjung sembuh, kegagalan dalam studi, ancaman atau intimidasi dari pihak lain, dan sebagainya. Hamba-hamba Tuhan, pelayan Tuhan, dan termasuk jemaat yang masih awam, tak luput dari rasa takut.
Elia, yang adalah seorang nabi yang diurapi Tuhan, juga dilanda rasa takut yang luar biasa ketika ia mendengar ancaman dan gertakan dari Izebel, "...jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu." (1 Raja-Raja 19:3), maka "...takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya;" (1 Raja-Raja 19:3). Rasa takut yang demikian hebatnya sampai membuat Elia ingin mati saja. Padahal ia baru saja mendemonstrasikan kuasa Tuhan di hadapan umat Israel dengan berhasil membunuh 450 orang nabi baal di atas gunung Karmel. Syukurlah pada akhirnya Elia mampu bangkit kembali imannya setelah Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk menghibur dan menguatkan dia, serta memberinya makanan (roti bakar) dan sebuah kendi berisi air untuk diminum.
Ahas, sekalipun raja, ketika mendengar berita bahwa raja Aram hendak menyerang dan sudah berkemah di wilayah Efraim, hatinya dan "...hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin." (Yesaya 7:2). Melalui hamba-Nya, Yesaya, Ia berfirman, "Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut..." (ayat nas). Apa yang Saudara takutkan saat ini? Serahkan beban permasalahan Saudara kepada Tuhan dan imani setiap kebenaran firman-Nya.
Tak perlu takut menghadapi apa pun, karena ada Roh Kudus yang selalu menyertai dan tak pernah meninggalkan kita.
Baca: Yesaya 7:1-9
"Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya." Yesaya 7:4
Rasa takut dalam dialami oleh semua orang, tanpa terkecuali. Orang yang kaya, orang yang miskin, orang yang berpendidikan atau tak berpendidikan, orang yang berpangkat atau pekerja rendahan, orang yang tinggal di kota, di desa atau di lereng-lereng gunung, semua pasti pernah mengalami rasa takut dalam hidupnya. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang dilanda rasa takut: permasalahan dalam rumah tangga, krisis keuangan, bencana atau musibah, sakit-penyakit yang tak kunjung sembuh, kegagalan dalam studi, ancaman atau intimidasi dari pihak lain, dan sebagainya. Hamba-hamba Tuhan, pelayan Tuhan, dan termasuk jemaat yang masih awam, tak luput dari rasa takut.
Elia, yang adalah seorang nabi yang diurapi Tuhan, juga dilanda rasa takut yang luar biasa ketika ia mendengar ancaman dan gertakan dari Izebel, "...jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu." (1 Raja-Raja 19:3), maka "...takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya;" (1 Raja-Raja 19:3). Rasa takut yang demikian hebatnya sampai membuat Elia ingin mati saja. Padahal ia baru saja mendemonstrasikan kuasa Tuhan di hadapan umat Israel dengan berhasil membunuh 450 orang nabi baal di atas gunung Karmel. Syukurlah pada akhirnya Elia mampu bangkit kembali imannya setelah Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk menghibur dan menguatkan dia, serta memberinya makanan (roti bakar) dan sebuah kendi berisi air untuk diminum.
Ahas, sekalipun raja, ketika mendengar berita bahwa raja Aram hendak menyerang dan sudah berkemah di wilayah Efraim, hatinya dan "...hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin." (Yesaya 7:2). Melalui hamba-Nya, Yesaya, Ia berfirman, "Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut..." (ayat nas). Apa yang Saudara takutkan saat ini? Serahkan beban permasalahan Saudara kepada Tuhan dan imani setiap kebenaran firman-Nya.
Tak perlu takut menghadapi apa pun, karena ada Roh Kudus yang selalu menyertai dan tak pernah meninggalkan kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)