Tuesday, July 16, 2019

TEGUHKAN HATI DAN TAK PERLU TAKUT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Juli 2019

Baca:  Yesaya 7:1-9

"Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya."  Yesaya 7:4

Rasa takut dalam dialami oleh semua orang, tanpa terkecuali.  Orang yang kaya, orang yang miskin, orang yang berpendidikan atau tak berpendidikan, orang yang berpangkat atau pekerja rendahan, orang yang tinggal di kota, di desa atau di lereng-lereng gunung, semua pasti pernah mengalami rasa takut dalam hidupnya.  Banyak faktor yang menyebabkan seseorang dilanda rasa takut:  permasalahan dalam rumah tangga, krisis keuangan, bencana atau musibah, sakit-penyakit yang tak kunjung sembuh, kegagalan dalam studi, ancaman atau intimidasi dari pihak lain, dan sebagainya.  Hamba-hamba Tuhan, pelayan Tuhan, dan termasuk jemaat yang masih awam, tak luput dari rasa takut.

     Elia, yang adalah seorang nabi yang diurapi Tuhan, juga dilanda rasa takut yang luar biasa ketika ia mendengar ancaman dan gertakan dari Izebel,  "...jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu."  (1 Raja-Raja 19:3), maka  "...takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya;"  (1 Raja-Raja 19:3).  Rasa takut yang demikian hebatnya sampai membuat Elia ingin mati saja.  Padahal ia baru saja mendemonstrasikan kuasa Tuhan di hadapan umat Israel dengan berhasil membunuh 450 orang nabi baal di atas gunung Karmel.  Syukurlah pada akhirnya Elia mampu bangkit kembali imannya setelah Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk menghibur dan menguatkan dia, serta memberinya makanan  (roti bakar)  dan sebuah kendi berisi air untuk diminum.

     Ahas, sekalipun raja, ketika mendengar berita bahwa raja Aram hendak menyerang dan sudah berkemah di wilayah Efraim, hatinya dan  "...hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin." (Yesaya 7:2).  Melalui hamba-Nya, Yesaya, Ia berfirman,  "Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut..."  (ayat nas).  Apa yang Saudara takutkan saat ini?  Serahkan beban permasalahan Saudara kepada Tuhan dan imani setiap kebenaran firman-Nya.

Tak perlu takut menghadapi apa pun, karena ada Roh Kudus yang selalu menyertai dan tak pernah meninggalkan kita.

Monday, July 15, 2019

TINGGAL DALAM DAMAI SEJAHTERA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Juli 2019

Baca:  Yesaya 26:1-12

"Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya."  Yesaya 26:3

Banyak orang kehilangan damai sejahtera karena beratnya permasalahan hidup.  Ketegangan melanda semua orang karena berbagai bencana atau musibah, juga keadaan ekonomi yang diberitakan buruk.

     Kita dapat terlepas dari ketegangan yang ada apabila kita selalu mengingat dan menyadari bahwa kita ini ada dalam pengawasan mata Tuhan dan mempercayai Dia yang selalu melindungi dan menjaga kita.  Sekalipun dunia diwarnai dengan berbagai goncangan, kita akan tetap merasa tenang dan berlimpah damai sejahtera bila kita senantiasa tinggal di dalam Tuhan dan firman-Nya.  Iblis dapat mengambil, mencuri dan merampas damai sejahtera bila kita hidup menjauh dari Tuhan, berjalan keluar dari kehendak-Nya, dan tidak taat melakukan apa yang Tuhan kehendaki.  Ketidaktaatan adalah faktor yang membuat seseorang tidak merasakan damai sejahtera karena ia akan selalu dihantui oleh rasa takut dan cemas.  Ayat nas jelas menyatakan bahwa Tuhan akan menjagai kita dengan damai sejahtera jika mata kita senantiasa tertuju kepada Tuhan, hati kita senantiasa berpaut kepada-Nya.  Maka dari itu  "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."  (Ibrani 10:25).  Jika tiba-tiba kita dihadapkan pada keadaan yang sulit, kita akan mampu merespons dengan sikap hati yang benar:  tetap tenang, tidak bingung, tidak cemas dan tidak panik.

     Cara lain untuk menolong kita tetap merasakan damai sejahtera di segala situasi adalah berserah penuh kepada Tuhan.  Pemazmur menasihati,  "Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;"  (Mazmur 37:5).  Percayalah dalam segala sesuatu Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita  (Roma 8:28).  Apabila kita mengasihi Tuhan dengan sungguh, tak perlu kuatir terhadap segala yang terjadi, sebab di baliknya Tuhan punya rencana terbaik bagi kita.

Damai sejahtera dari Tuhan adalah damai sejahtera yang sempurna di segala situasi dan keadaan!