Wednesday, July 10, 2019

JANGAN MENGHINDARI TANTANGAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Juli 2019

Baca:  Yeremia 9:1-11

"Sekiranya di padang gurun aku mempunyai tempat penginapan bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan, maka aku akan meninggalkan bangsaku dan menyingkir dari pada mereka!"  Yeremia 9:2a

Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan karena pengorbanan Kristus di kayu salib, tidak berarti perjalanan hidup kita akan bebas dari masalah, luput dari ujian dan tantangan, atau jalan hidup kita akan semulus jalan tol yang bebas hambatan.  Justru kita akan semakin dihadapkan pada tantangan yang jauh lebih besar, sebab Iblis takkan pernah rela kita ini menjadi milik Kristus seutuhnya.  Jika menyadari akan hal ini, tak perlu kita menghindar atau lari dari tantangan, melainkan bersiaplah menghadapinya.  Bukankah firman Tuhan menegaskan,  "...dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita."  (Roma 8:37).

     Tak seorang pun yang mau dihadapkan pada tantangan dan ujian... seandainya mungkin, tanpa ujian kita boleh lulus... Karena itu milikilah respons hati yang benar dalam menghadapi setiap tantangan yang ada.  Andai saja Daud lari dari hadangan Goliat, raksasa dari Gat itu, ia takkan pernah menjadi salah satu tokoh besar yang tercatat di dalam Alkitab.  Saat berhadapan dengan raksasa Filistin itu Daud tidak lari ketakutan, melainkan dengan penuh keberanian berkata,  "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam,... Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu;"  (1 Samuel 17:45, 48).

     Dalam kasus berbeda, Yeremia, orang yang diutus Tuhan untuk menyatakan kebenaran kepada umat Israel, hampir-hampir tidak tahan menghadapi tantangan yang ada, karena ia harus tinggal di antara orang-orang yang hidup dalam pemberontakan.  Ia ingin sekali pergi menjauh dari mereka, alias berhenti mengerjakan panggilan Tuhan ini.  Karena tidak tahan dengan beratnya tantangan, tidak sedikit orang Kristen yang kehilangan semangat dalam melayani Tuhan, dan bahkan mereka berniat untuk mundur.

"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." 2 Timotius 4:2

Tuesday, July 9, 2019

TUHAN YANG MENUNJUKKAN JALAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Juli 2019

Baca:  Mazmur 25:1-22

"Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya."  (Mazmur 25:12)

Adalah hal yang biasa ketika sedang dihadapkan pada masalah, kebanyakan orang mencari cara dan jalan sendiri untuk mengatasinya.  Mereka tak pernah membicarakan atau mengutarakan segala sesuatunya kepada Tuhan;  mereka tak pernah melibatkan Tuhan.  Mengapa?  Mereka kuatir apa yang direncanakan dan jalan yang ditempuhnya itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.  Karena itu mereka keburu nafsu untuk melakukan apa yang menjadi kehendak hatinya, sebelum Tuhan  'mengetahuinya'.

     Alangkah baiknya sebelum merencanakan dan melakukan sesuatu kita menyerahkan semuanya ke dalam pimpinan Tuhan.  Kita harus belajar mendisiplinkan diri untuk berdoa menyampaikan segala rencana dan keinginan kita kepada Tuhan.  Yakobus menasihati,  "Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: 'Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung', sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: 'Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.' (Yakobus 4:13-15).  Jika perlu kita juga dapat men-sharing-kan rencana dan keingingan kita itu kepada pemimpin rohani atau hamba-hamba Tuhan yang hidupnya karib dengan Tuhan untuk meminta saran dan menyinkronkan pendapat tersebut dengan kebenaran firman Tuhan.  Sesungguhnya Tuhan hanya menginginkan ketaatan dan penyerahan diri kita, sedangkan langkah-langkah selanjutnya Tuhan sendiri yang akan memimpin kita.

     Kepada Abram Tuhan memberikan perintah,  "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;" (Kejadian 12:1).  Sekalipun Abram belum tahu tempatnya secara pasti, ia taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan.  Tuhan memang tidak pernah memaksakan kehendak-Nya bila kita tidak mau.  Ketika kita mau taat, Tuhan akan menuntun dan membimbing kita.  "Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya." (Mazmur 25:10).

Tak perlu takut... apabila Tuhan menyuruh, Dia pasti akan bertanggung jawab!